Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengintip persiapan Sharp hadapi revolusi industri ke-4

Mengintip persiapan Sharp hadapi revolusi industri ke-4 Pekerja Sharp. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - PT Sharp Electronics Indonesia tengah menyiapkan diri untuk memasuki era industri 4.0 atau revolusi industri ke-4. Salah satu hal yang tengah menjadi bahan pertimbangan di internal perusahaan adalah terkait dampak digitalisasi industri bagi tenaga kerja.

Domestic National Sales Senior General Manager PT Sharp Electronics Indonesia, Andri Adi Utomo mengatakan, pihaknya tengah melakukan kombinasi tenaga mesin dengan manusia. Hal ini sebagai upaya agar jangan sampai digitalisasi justru menggerus keberadaan tenaga kerja.

"Tapi (jenis pekerjaan) yang berisiko, yang berkaitan dengan keselamatan tenaga kerja kita ganti dengan mesin. Karena kita kerja 24 jam, kalau pakai orang bisa dibayangkan. Apalagi terpapar dengan limbah beracun, panas, terbentur," jelas dia di Jakarta, Kamis (3/5).

Perusahaan juga terus melakukan studi mengenai tenaga kerja yang bisa dialihkan. Namun demikian, masih banyak bidang yang membutuhkan tenaga kerja manusia.

"Masih banyak, seperti distribusi. Itu tidak bisa pakai mesin," tutup Andri.

Untuk memasuki revolusi industri 4.0, perlu disiapkan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Adapun caranya melalui reskilling, dan berbagai pelatihan.

"Dan Siemens mempunyai pusat vokasi terbesar dan terbaik. Siemens sudah melakukan pelatihan di lebih 20 negara di dunia," kata Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto saat bertemu dengan anggota komisaris Siemens AG.

Airlangga mengatakan, Jerman merupakan kiblatnya industri 4.0. Karena itu, untuk memantapkan revolusi industri keempat di Tanah Air, Indonesia perlu banyak belajar dari Jerman. Terutama soal pelatihan SDM. "Untuk memantapkan industri 4.0, vokasi dan training sangat diperlukan untuk mempersiapkan SDM-nya," tutur dia.

Dalam pertemuan itu, Airlangga kembali menegaskan bahwa revolusi industri 4.0 bukan pergantian tenaga kerja, namun pergantian pekerjaan. Di belakang robot tetap ada tenaga kerja, sehingga dibutuhkan training dan reskilling bagi para generasi muda untuk menghadapi revolusi industri 4.0 ini.

Dia mencontohkan yang terjadi di Tanah Air, pada era digitalisasi ini bermunculan transportasi online seperti Go-Jek, Grab. Lalu tumbuhnya e-commerce dan lainnya justru malah menambah lapangan pekerjaan.

"Jadi industri 4.0 adalah tantangan yang sangat baik bagi Indonesia. Industri 4.0 akan menjadi lebih efektif, produktif dan dapat bersaing di dunia," ucapnya.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
5 Pekerjaan yang Tidak Tergantikan AI dan Paling Dibutuhkan di Masa Depan
5 Pekerjaan yang Tidak Tergantikan AI dan Paling Dibutuhkan di Masa Depan

Peran dari manusia akan dapat dioptimalkan melalui teknologi.

Baca Selengkapnya
Indonesia Harus Kuasai Industri 4.0 Agar Masuk 10 Besar Ekonomi Terbesar Dunia
Indonesia Harus Kuasai Industri 4.0 Agar Masuk 10 Besar Ekonomi Terbesar Dunia

Perusahaan dituntut untuk bertransformasi secara digital, termasuk bidang manufaktur.

Baca Selengkapnya
Ini Dia Daftar Pekerjaan Terancam Hilang di Indonesia dan Digantikan Mesin
Ini Dia Daftar Pekerjaan Terancam Hilang di Indonesia dan Digantikan Mesin

Pekerjaan yang bergerak di bidang AI, pemrograman dan komputasi menjadi jenis pekerjaan yang akan terus berkembang ke depannya.

Baca Selengkapnya
Bahas Kebijakan Adaptif Ketenagakerjaan di Era Digital, Kemnaker & UGM Gelar Workshop
Bahas Kebijakan Adaptif Ketenagakerjaan di Era Digital, Kemnaker & UGM Gelar Workshop

Kebijakan adaptif diperlukan agar SDM Indonesia tetap dapat bersaing di pasar kerja.

Baca Selengkapnya
Perencana Kemnaker Harus Pahami Perubahan Siklus Kebijakan Publik di Era Digital
Perencana Kemnaker Harus Pahami Perubahan Siklus Kebijakan Publik di Era Digital

Anwar Sanusi menegaskan Perencana Kemnaker juga harus memahami perubahan siklus kebijakan publik di era digital.

Baca Selengkapnya
Dunia Bisnis Masuki Era Hypercompetitive, Apa Harus Dilakukan Perusahaan?
Dunia Bisnis Masuki Era Hypercompetitive, Apa Harus Dilakukan Perusahaan?

Hal ini mendorong perusahaan untuk mencari berbagai strategi untuk mengamankan pasar dan posisinya.

Baca Selengkapnya
Debat Capres Selanjutnya Bakal Bahas Isu Ketenagakerjaan, Begini Pesan Para Buruh
Debat Capres Selanjutnya Bakal Bahas Isu Ketenagakerjaan, Begini Pesan Para Buruh

Saat ini megatren ketenagakerjaan dipengaruhi beberapa hal antara lain globalisasi dan perubahan iklim.

Baca Selengkapnya
AI Disebut Buka Peluang Besar Dunia Bisnis
AI Disebut Buka Peluang Besar Dunia Bisnis

Al khususnya Generative Al (Gen Al) membuka peluang besar bagi dunia bisnis.

Baca Selengkapnya
Daftar Perusahaan Teknologi yang Masih PHK Karyawan, Siapa Terbanyak?
Daftar Perusahaan Teknologi yang Masih PHK Karyawan, Siapa Terbanyak?

Gelombang PHK di sektor teknologi berlanjut di 2024, dengan lebih dari 136.000 karyawan terkena dampak.

Baca Selengkapnya
Riset: 62 Persen Bisnis di Indonesia Berpotensi Adopsi Kecerdasan Buatan
Riset: 62 Persen Bisnis di Indonesia Berpotensi Adopsi Kecerdasan Buatan

Riset ini mendapati bahwa ada tiga level kesiapan perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mengadopsi teknologi kecerdasan buatan.

Baca Selengkapnya
8 Robot Canggih Ini Bisa Bikin Pengangguran Makin Banyak
8 Robot Canggih Ini Bisa Bikin Pengangguran Makin Banyak

Berikut adalah proyeksi robot yang bisa menggerus lapangan pekerjaan umat manusia.

Baca Selengkapnya
Ratusan Pemangku Kepentingan dan Perusahaan Kumpul Bahas Transformasi Digital, Apa Hasilnya?
Ratusan Pemangku Kepentingan dan Perusahaan Kumpul Bahas Transformasi Digital, Apa Hasilnya?

100 pemangku kepentingan utama baik dari regulator maupun perusahaan publik dan swasta dalam event Siemens Indonesia Executive Summit.

Baca Selengkapnya