Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengungkap alasan bos BI tahan suku bunga acuan di 4,75 persen

Mengungkap alasan bos BI tahan suku bunga acuan di 4,75 persen Agus Martowardojo. ©2013 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate (Bi 7-day RR Rate) sebesar 4,75 persen. Sementara, suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 4,00 persen dan Lending Facility tetap sebesar 5,50 persen. Ini berlaku efektif sejak 21 Juli 2017.

Gubernur BI, Agus Martowardojo mengatakan, banyak hal yang dipertimbangkan dalam mengambil keputusan ini. Baik kondisi ekonomi dunia maupun domestik.

"Kita memang melakukan pembahasan cukup luas terhadap ekonomi global, dan juga ekonomi nasional," ungkapnya di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat (21/7).

Agus menjelaskan, saat ini pertumbuhan ekonomi dunia masih berada di kisaran 3,3 persen. Perekonomian di Amerika Serikat (AS) dan India diperkirakan menurun, sedangkan perekonomian Eropa dan China diperkirakan membaik.

Agus juga mewaspadai kenaikan Fed Fund Rate (suku bunga acuan Amerika Serikat) sekali di tahun ini dan tiga kali di tahun depan. Namun, yang lebih diperhatikan adalah pengurangan The Federal Reservoir (neraca bank sentral AS) yang cukup besar.

"Dan pengurangan neracanya itu yang mesti betul kita kaji akan mulai kapan, dan itu dampaknya terhadap stabilitas sistem keuangan di dunia," kata dia.

Selain itu, yang menjadi perhatian adalah kebijakan fiskal Amerika Serikat yang akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Sebab sebelumnya, AS sudah optimis bahwa kebijakan fiskal akan cepat berlangsung dan akan mendongkrak pertumbuhan ekonominya.

"Tapi sekarang kita melihat bahwa selain ada kebijakan fiskalnya, kebijakan moneternya juga memengaruhi pertumbuhan ekonomi di AS," ujar dia.

Sementara itu, untuk kondisi ekonomi dalam negeri, Agus mengatakan, angka inflasi cukup terjaga, karena rendahnya permintaan dan harga bahan pangan yang terjaga.

Diketahui pula, pertumbuhan kredit dalam negeri masih cukup lemah dan Agus berharap keadaan ini dapat menunjukkan perkembangan positif di semester kedua.

"Kita masih melihat pertumbuhan kredit agak pelan. Diharapkan di semester II akan lebih baik, jadi ini kurang lebih kondisi dari ekonomi Indonesia, dan kita pertahankan BI 7 Days Repo Rate 4,75 persen," pungkasnya.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ada Ketegangan Geopolitik, BI Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,9 Persen
Ada Ketegangan Geopolitik, BI Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,9 Persen

Ekonomi dunia diperkirakan melambat akibat konflik global saat ini.

Baca Selengkapnya
Ketidakpastian Masih tinggi, Ekonomi Global Diyakini Bisa Tumbuh 2,7 Persen di 2023
Ketidakpastian Masih tinggi, Ekonomi Global Diyakini Bisa Tumbuh 2,7 Persen di 2023

BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 tetap sebesar 2,7 persen (yoy), yang disertai dengan pergeseran sumber pertumbuhan.

Baca Selengkapnya
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Demi Stabilitas Rupiah, BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
Demi Stabilitas Rupiah, BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Ke depan tren penurunan suku bunga kebijakan negara maju khususnya Amerika Serikat terus berlanjut.

Baca Selengkapnya
Ketidakpastian Global Mereda, Bos BI: Tetap Perlu Hati-Hati
Ketidakpastian Global Mereda, Bos BI: Tetap Perlu Hati-Hati

Ekonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II-2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.

Baca Selengkapnya
Amerika Terancam Resesi, Dampaknya akan Mengerikan bagi Indonesia
Amerika Terancam Resesi, Dampaknya akan Mengerikan bagi Indonesia

Penurunan suku bunga AS umumnya digunakan untuk merangsang ekonomi ketika ada ancaman resesi.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang
Sri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang

Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia Tetap Gagah Meski Global Melambat
Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia Tetap Gagah Meski Global Melambat

Inflasi di berbagai negara saat ini, terutama negara maju sudah mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan.

Baca Selengkapnya
Jepang dan Inggris Masuk Jurang Resesi, Ternyata Begini Dampaknya ke Ekonomi Dunia
Jepang dan Inggris Masuk Jurang Resesi, Ternyata Begini Dampaknya ke Ekonomi Dunia

Padahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI: Masih Ada Ruang Penurunan Suku Bunga Acuan
Gubernur BI: Masih Ada Ruang Penurunan Suku Bunga Acuan

Kebijakan suku bunga BI akan terus mempertimbangkan sejumlah faktor, terutama pergerakan nilai tukar Rupiah.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Minta Bank Sentral di Dunia Tak Tiba-Tiba Naikkan Suku Bunga, Ini Alasannya
Pemerintah Minta Bank Sentral di Dunia Tak Tiba-Tiba Naikkan Suku Bunga, Ini Alasannya

Bank of England di Inggris dan The Fed di Amerika Serikat menurunkan suku bunga acuan.

Baca Selengkapnya
The Fed Turunkan Suku Bunga Acuan, OJK: Bisa Turun Lagi Jadi 3,5 Persen
The Fed Turunkan Suku Bunga Acuan, OJK: Bisa Turun Lagi Jadi 3,5 Persen

Berdasarkan perkiraan para analis, The Fed masih berpotensi menurunkan suku bunga hingga ke level 3,5-4 persen.

Baca Selengkapnya