Mengupas akar berkembangnya restoran cepat saji di dunia
Merdeka.com - Restoran cepat saji atau yang biasa dikenal fast food sudah melekat dibenak setiap orang di berbagai belahan dunia. Rasanya yang nikmat dan harganya yang murah selalu berhasil menarik banyak orang untuk datang.
Sebuah laporan penelitian terbaru yang diinisiasi oleh Institute for Development Studies and Oxfam berjudul "Precarious Lives: Food, Work and Care After the Global Food Crisis" mengungkap sejumlah fakta mengejutkan menyangkut kebangkitan restoran siap saji dan makanan olahan di negara-negara yang dihantam krisis makanan global yang mulai terasa satu dekade ke belakang.
Dikutip Vice, dengan meneliti harga makanan dan jumlah pendapatan warga di Kenya, Bolivia, Indonesia, Pakistan, Vietnam dan Zambia, para periset penelitian tersebut mampu menarik kesimpulan bahwa industri restoran siap saji justru bangkit saat daya beli menurun.
-
Di mana tempat usaha makanan yang populer? Awalnya, usaha ini hanya menyediakan berbagai jenis minuman kopi saja. Seiring berjalannya waktu, kedai kopi banyak menyajikan makanan hingga suasana yang unik dan estetik.
-
Kenapa warung ini ramai dikunjungi? Karena tempatnya yang cantik secara visual, tak jarang lokasi ini juga dijadikan sebagai spot untuk berswafoto dengan latar pemandangan hijau.
-
Makanan khas apa yang paling dikenal di dunia? Rendang merupakan salah satu kuliner ikonik dari Indonesia yang dikenal luas di seluruh dunia. Berasal dari Sumatera Barat, hidangan ini telah mendapatkan pengakuan sebagai salah satu makanan paling lezat yang ada di dunia.
-
Mengapa sate menjadi populer di Indonesia? Sate banyak dijajakan oleh pedagang kaki lima yang ada di tanah Jawa.
-
Kenapa usaha makanan menggiurkan? Membuka usaha makanan merupakan ide bisnis yang memang bisa dicoba. Sebab, usaha makanan rasanya cukup menggiurkan untuk dilakukan.
-
Kenapa cemilan Jepang populer? Makanan khas Jepang cukup banyak digemari oleh orang-orang Indonesia. Selain memiliki cita rasa yang lezat, beberapa makanan Jepang memang memiliki bentuk yang unik.
Dalam kurun waktu antara 2007 dan 2011, harga bahan makanan dasar seperti jagung, beras dan gandum meningkat secara drastis. Imbasnya, banyak warga yang tinggal di negara-negara yang disebut di atas terpaksa mengatur kembali pekerjaan dan pola makan mereka. Artinya, sejumlah orang terpaksa mengambil pekerjaan yang berbahaya, perempuan dipaksa untuk bekerja dan munculnya kebutuhan untuk menyediakan makanan secara konsisten bagi anak-anak mereka.
Harga makanan akhirnya mengalami penyesuaian di beberapa negara ini, namun minat terhadap makanan siap saji yang murah tetap tinggi. Dengan demikian, menurut laporan penelitian tersebut, penduduk negara-negara tersebut sudah kadung mengalami pergeseran budaya yang signifikan.
"Anak dan remaja adalah pangadopsi paling awal segala macam makanan olahan yang dianggap lezat, menyenangkan, trendy dan umumnya bikin kecanduan," tulis laporan tersebut.
Meski demikian, bukan berarti tak ada kekhawatiran dalam masyarakat negara-negara di atas menghadapi populernya makanan siap saji. Hasil penelitian terhadap satu focus group di Lusaka, Zambia memperlihatkan bahwa konsumen remaja umumnya sadar akan dampak negatif makanan olahan.
"Makanan seperti kentang goreng dan pizza menyebabkan penyakit-penyakit konyol seperti diabetes dan tekanan darah tinggi," kata salah satu responden penelitian.
Sayangnya, selain menawarkan kepraktisan ala barat, makanan siap saji juga menyebatkan naiknya kandungan lemak, gula hingga garam serta kemungkinan munculnya masalah kesehatan baru di negara-negara di mana makanan tak lebih dari sekadar cara untuk bertahan hidup.
"Laporan ini adalah peringatan bagi kita akan adanya risiko tertentu yang disebabkan oleh globalisasi terhadap hubungan antara pekerjaan dan makanan. Di samping itu, hasil penelitian ini mempertanyakan pilihan-pilihan kita dan cara kita meresponnya," demikian tertulis dalam kesimpulan penelitian tersebut.
Lebih jauh, para peneliti menyarankan agar upaya regulasi industri makanan siap saji harus segera diambil supaya makanan buruk, pekerjaan yang berbahaya serta tak manusiawi dan kecenderungan untuk mengkonsumsi makanan seadanya tak lagi dianggap sebagai elemen penting dalam ketahanan menghadapi perkembangan ekonomi global.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Resto ini dibangun pada tahun 1959, oleh sepasang suami istri, Tjhai Sioe dan Loei Kwai Fong.
Baca SelengkapnyaHingga kini Jollibee beroperasi di 33 negara antara lain, Filipina, Amerika Serikat, Kanada, Tiongkok, Inggris, Italia, Vietnam, Brunei, Singapura, Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaAntrean tampak mengular sampai di gedung-gedung sekitar lapak.
Baca SelengkapnyaPengunjung harus rela antre demi menyantap nasi dengan sambal segar yang diulek di tempat.
Baca SelengkapnyaRestoran cepat saji di zaman Romawi kuno biasanya dikunjungi orang yang tidak punya waktu untuk memasak.
Baca SelengkapnyaMenu makanan yang disajikan Rumah Makan Pagi-Sore sesuai dengan harga yang dikeluarkan.
Baca SelengkapnyaMakan di luar cenderung membuat kita jajan tidak sehat, seberapa sering sebaiknya hal ini dilakukan?
Baca SelengkapnyaJika kualitas produk yang dijual disenangi masyarakat global, ekspansi membangun bisnis di luar negeri bukan hanya cita-cita.
Baca SelengkapnyaWarung ini masuk daftar teratas wisata kuliner khas Banyuwangi
Baca Selengkapnya