Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengupas Untung Rugi Vaksinasi Covid-19 Berbayar

Mengupas Untung Rugi Vaksinasi Covid-19 Berbayar Ilustrasi Vaksin Covid-19. ©2020 REUTERS

Merdeka.com - Pemerintah terus menggencarkan program vaksinasi covid-19 untuk menekan jumlah kasus positif di Indonesia. Terlebih lagi, dengan adanya lonjakan kasus positif covid-19 di Indonesia, pemerintah terus berupaya banyak masyarakat bisa mendapatkan vaksinasi.

Setelah dilakukan kebijakan vaksin gotong royong melalui perusahaan, kini pemerintah melakukan upaya lain yakni vaksinasi perorangan secara mandiri yang bisa dilakukan di jaringan klinik Kimia Farma di sejumlah daerah.

Direktur Utama PT Kimia Farma Diagnostika, Agus Chandra memastikan jenis vaksin gotong royong berbayar bagi individu aman untuk digunakan. Di mana vaksin digunakan Kimia Farma adalah jenis Shinopram, berbeda dengan digunakan oleh pemerintah.

Orang lain juga bertanya?

Meski demikian, banyaknya pro kontra, membuat Kimia Farma menunda layanan Vaksinasi Gotong Royong Individu atau vaksinasi berbayar. Sekretaris Perusahaan Kimia Farma Ganti Winarno mengatakan, besarnya animo serta banyaknya pertanyaan yang masuk membuat Manajemen memutuskan untuk memperpanjang masa sosialisasi Vaksinasi Gotong Royong Individu atau vaksinasi berbayar serta pengaturan pendaftaran calon peserta.

"Terima kasih atas pemahaman para pelanggan serta animo untuk bersama-sama mendorong tercapainya kekebalan komunal (herd immunity) yang lebih cepat di Indonesia," kata dia, Senin (12/7).

Meski demikian, vaksinasi berbayar memiliki untung dan ruginya. Berikut rangkuman Merdeka.com tentang untung rugi vaksinasi covid-19 berbayar.

Bisa Diambil atau Tidak

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan vaksinasi gotong royong individu atau vaksinasi berbayar merupakan opsi yang disediakan oleh pemerintah. Menurut dia, masyarakat tidak diwajibkan untuk mengikuti program vaksinasi gotong royong berbayar.

"Vaksin gotong royong ini merupakan opsi. Jadi, apakah masyarakat bisa mengambil atau tidak. Prinsipnya, pemerintah membuka opsi yang luas bagi masyarakat yang ingin mengambil vaksin gotong royong baik melalui perusahaan maupun melalui individu," kata Budi dalam konferensi pers usai rapat bersama Presiden Jokowi, Senin (12/7).

Dia menjelaskan banyak pengusaha-pengusaha yang belum mendapatkan akses program vaksinasi gotong royong melalui jalur Kamar Dagang dan Industri (KADIN). Sehingga, pemerintah menyediakan program vaksinasi gotong royong individu yang berbayar.

"Ada beberapa misalnya, perusahaan-perusahaan pribadi atau perusahaan-perusahaan kecil. Itu juga mereka mau mendapatkan akses vaksin gotong royong, tapi belum bisa masuk melalui programnya KADIN," ujar dia.

Selain itu, Budi menyampaikan vaksinasi gotong royong juga membuka kesempatan bagi warga negara asing (WNA) yang sudah tinggal, beraktivitas, dan berusaha lama di Indonesia mendapatkan akses vaksin. Dia memastikan vaksinasi gotong royong individu dimulai saat jumlah vaksin Covid-19 sudah masif.

Komersialisasi

Anggota Komisi VI DPR RI Achmad Baidowi khawatir terjadi komersialisasi vaksin Covid-19. Akibat kebijakan pemerintah menjual vaksin gotong royong untuk individu melalui PT Kimia Farma.

Awiek mengatakan, secara bisnis Kimia Farma masih bagus karena bisnis kesehatan tengah booming saat pandemi. Hal ini, bisa ditafsirkan banyak pihak menjual vaksin Covid-19 untuk memanfaatkan situasi.

"Kalau Kimia Farma saya kira bisnisnya di tengah pandemi ini masih bagus. Karena bisnis kesehatan di era pandemi ini lagi booming. Masalahnya ini bisa ditafsirkan bagian dari memanfaatkan situasi. Jangan sampai dikesankan ada komersialisasi di bidang kesehatan," tegas Ketua DPP PPP ini.

Ketimpangan

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudistira mengatakan, kebijakan ini merupakan kebijakan paling tidak adil. Sebab dinilai akan memunculkan ketimpangan akses vaksin.

Kebijakan itu, kata Bhima, pada ujungnya akan menghambat pemulihan ekonomi ke depan. Sebab, kepercayaan berbelanja tidak akan merata. Masyarakat yang memiliki akses dan uang akan lebih kebal dibanding yang menunggu vaksin gratis.

"Pada ujungnya justru menghambat pemulihan ekonomi karena pulihnya kepercayaan untuk berbelanja tidak merata. Kelas menengah atas yang merasa punya uang dan bisa beli vaksin berbayar akan lebih cepat pulih sementara kelas menengah bawah yang harus antri vaksin gratis pemerintah menunggu mendapat giliran," katanya.

Kejar Target Herd Immunity

Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr. Daeng Mohammad Faqih menilai, vaksinasi Gotong Royong Perorangan merupakan sebuah ikhtiar dari pemerintah untuk memperluas dan mempercepat proses vaksinasi dalam upaya mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok.

"Melalui Vaksinasi Gotong Royong dimana yang akan mengakses adalah kalangan yang mampu membayar, sementara untuk program vaksinasi gratis dari pemerintah juga terus dilakukan secara paralel. Sehingga melalui kedua program ini saya yakin proses vaksinasi dapat dilakukan secara lebih luas dan lebih cepat," ujar Daeng dikutip Senin (12/7).

Kemudian, program vaksinasi berbayar juga Memberi kesempatan kepada saudara-saudara kita yang mampu untuk membantu pemerintah yang sudah bekerja keras, berusaha menanggulangi masalah Covid.

Pemerintah akan merasa terbantu dan menjadi lebih ringan, sementara saudara-saudara kita yang mampu juga dapat secara gotong royong mengakses dan mendapatkan lebih cepat layanan vaksinasi Covid agar proses vaksinasi proses vaksinasi berjalan secara lebih luas dan lebih cepat, dan herd immunity dapat dicapai lebih cepat.

"Untuk program prioritas, termasuk kepada para nakes, terutama yang berada di garda depan, semua akan berjalan sesuai jadwal yang sudah ditetapkan. Tidak perlu ada kekhawatiran. Begitu juga dengan program vaksinasi gratis dari pemerintah," tegasnya.

Memudahkan Masyarakat

Salah satu masyarakat, Desi Aryanti mengatakan, tak keberatan dengan adanya vaksin berbayar. Alasannya, vaksinasi berbayar tidak perlu antre dan berkerumun dengan yang lain.

"Saya tidak keberatan dengan adanya vaksinasi berbayar ini. Corona ini kan masih tinggi banget kasusnya, agak takut saja bawa orang tua buat vaksin. Kalau berbayar mungkin tidak perlu antre dan berkerumun," katanya kepada merdeka.com, Jakarta, Senin (12/7).

Desi mempertimbangkan, kondisi orangtua yang sudah memasuki usia lanjut. Selama ini, masih sangat jarang keluar rumah dan melakukan protokol kesehatan secara ketat.

"Orangtua saya sudah berusia lanjut. Lumayan parno diajak keluar rumah. Apalagi bertemu banyak orang. Tahapan vaksin juga bukan sekedar, datang, vaksin, pulang. Tapi ada screening di sana yang harus diikuti," katanya.

Sementara itu warga lainnya, Anida mengatakan, vaksinasi berbayar perlu ada mengingat saat ini banyak kegiatan yang mengharuskan adanya kartu vaksin. Misalnya, untuk bepergian menggunakan pesawat.

"Saya punya pengalaman baru baru ini, orangtua saya di kampung sakit-sakitan. Kita ditelepon untuk segera pulang. Tidak bisa segera pulang, karena kartu vaksin ini. Padahal nunggu yang gratis lama sekali, belum lagi kuotanya cepat habis. Diumumkan jam 12.00, jam 13.00 sudah habis. Jadi dengan itu, perlu ada yang berbayar sebagai pilihan terakhir," katanya.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Kasus Covid-19 Meningkat Signifikan, Warga Antre Vaksin Booster saat Car Free Day Jakarta
FOTO: Kasus Covid-19 Meningkat Signifikan, Warga Antre Vaksin Booster saat Car Free Day Jakarta

Beberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Menkes Sebut Vaksinasi Covid-19 Gratis Berakhir 31 Desember 2023
Menkes Sebut Vaksinasi Covid-19 Gratis Berakhir 31 Desember 2023

Mulai 1 Januari 2024, vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat umum berbayar.

Baca Selengkapnya
Mulai Januari 2024 Vaksin Covid-19 Berbayar, Berapa Harga Idealnya?
Mulai Januari 2024 Vaksin Covid-19 Berbayar, Berapa Harga Idealnya?

Mulai Januari 2024, vaksinasi Covid-19 tidak lagi gratis alias berbayar.

Baca Selengkapnya
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi

Imbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya
FOTO: Covid-19 Melonjak Lagi, Kasus Aktif di RI Kini Tembus 6.000 Lebih
FOTO: Covid-19 Melonjak Lagi, Kasus Aktif di RI Kini Tembus 6.000 Lebih

Kemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.

Baca Selengkapnya
Covid-19 Meningkat, Kemenkes Siapkan Vaksin Booster Ke-3 Gratis Sampai 31 Desember
Covid-19 Meningkat, Kemenkes Siapkan Vaksin Booster Ke-3 Gratis Sampai 31 Desember

Vaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.

Baca Selengkapnya
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia

Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.

Baca Selengkapnya
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia

Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.

Baca Selengkapnya
Strategi Pemerintah Cegah Penyebaran Mpox, Karantina hingga Vaksinasi
Strategi Pemerintah Cegah Penyebaran Mpox, Karantina hingga Vaksinasi

Menkes Budi ungkap cara pemerintah mencegah penyebaran penyakit monkey pox (Mpox) di Indonesia

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Menkes: Setiap Tahun 969 Ribu Warga Indonesia terkena TBC
Menkes: Setiap Tahun 969 Ribu Warga Indonesia terkena TBC

Presiden Jokowi memberikan arahan agar disiapkan karantina khusus berdekatan dengan lokasi di mana tuberkulosis itu terjadi.

Baca Selengkapnya
Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia Tembus 6.223
Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia Tembus 6.223

Kemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya