Menkeu: Ada berita baik, penyerapan anggaran bisa 97,1 persen
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2017 kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam laporannya, Menteri Sri Mulyani memproyeksikan penyerapan anggaran belanja bisa mencapai 97,1 persen.
"Jika mencapai 97,1 persen, ini tentu saja merupakan berita baik karena artinya pemerintah semakin baik di dalam merencanakan dan mengeksekusi anggarannya," papar dia di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Jumat (16/9).
Sementara, Menteri Sri Mulyani mengungkapkan defisit anggaran akan membengkak mencapai 2,7 persen. Angka ini melonjak 0,2 persen dari perkiraan awal 2,5 persen.
-
Apa yang disampaikan Sri Mulyani tentang anggaran perlinsos Kemensos? 'Apabila dilihat pada chart tersebut, realisasi anggaran perlinsos dan bansos dari Kemensos 6 tahun terakhir, 2019—2024 periode yang sama Januari—Februari, tidak terdapat perbedaan pola realisasi belanja perlinsos kecuali pada tahun 2023,' ucap Sri Mulyani di Mahkamah Konstitusi RI, Jumat (5/4).
-
Apa yang diungkapkan Sri Mulyani tentang bukber Kabinet Jokowi? Sangat terbatas, tidak semua menteri hadir termasuk dari PDIP, PKB dan NasDem.
-
Apa profesi Sri Mulyani saat ini? Hingga saat ini, Ia mesih menjabat sebagai menkeu selama dua periode kepemimpinan Jokowi di Kabinet Kerja dan Kabinet Indonesia Maju.
-
Siapa yang meminta anggaran Rp20 triliun? Jelang rapat, Menteri HAM Natalius Pigai sempat dicecar terkait permintaan anggaran Rp20 triliun.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa rencana Prabowo untuk meningkatkan pendapatan negara? Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto berencana akan membuat lembaga khusus bernama Badan Penerimaan Negara (BPN) untuk memaksimalkan pendapatan negara.
"Perkiraan pada sidang kabinet sebelumnya bahwa ada penerimaan sebesar Rp 219 triliun yang lebih rendah dari APBN-P 2016," ungkap Menteri Sri Mulyani.
Pelebaran ini, lanjutnya, diakibatkan membengkaknya anggaran cost recovery migas Indonesia. Hingga Juli saja, dana cost recovery yang sudah dikeluarkan mencapai USD 6,5 miliar. Padahal, dalam APBN-P dianggarkan hanya USD 8 miliar sampai akhir tahun.
Menteri Sri Mulyani menambahkan, untuk penerimaan negara sampai Agustus, tercatat baru mencapai 46,1 persen dari target APBN-P 2016. Dalam menggenjot penerimaan negara ini, langkah yang perlu dilakukan ke depannya yaitu, mengawal penerimaan dari Bea Cukai hingga Tax Amnesty.
"Tentu kita akan melihat terus perkembangan yang terjadi di seluruh Kanwil perpajakan di dalam mencapai target penerimaan negara baik yang berasal dari rutin maupun yang berasal dari Tax Amnesty dan upaya-upaya perpajakan lainnya termasuk dari Bea Cukai dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP)," jelasnya.
Lebih lanjut, untuk dana transfer ke daerah, Menteri Sri Mulyani mengaku akan berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Dia berharap, penundaan Dana Alokasi Umum (DAU) Dana Bagi Hasil (DBH) tidak menghambat program Pemerintah Daerah.
"Kita juga akan terus mengupayakan apabila memang terdapat kemampuan untuk melakukan pembayaran dari penundaan DAU ini pada bulan Desember terutama untuk daerah-daerah yang saat ini memang merasakan penundaan DAU ini sangat menekan APBDnya," tuntasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Angka tersebut sudah melebihi target Undang Undang (UU) APBN untuk tahun 2023 yang hanya Rp2.463,2 triliun.
Baca SelengkapnyaAngka tersebut sudah mencapai 101,3 persen dari targetAPBN 2023.
Baca Selengkapnya“Defisit fiskal diperkirakan berada pada kisaran 2,45-2,82 persen PDB,” kata Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimis outlook penerimaan pajak tahun ini bisa melebihi target yang sudah ditentukan sebesar Rp1.818,2 triliun.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menegaskan bahwa tingkat defisit tersebut masih tergolong moderat dan aman.
Baca SelengkapnyaRealisasi ini setara dengan 0,71 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mencatat APBN Surplus Rp67,7 Triliun per Kuartal II-2023
Baca SelengkapnyaBendahara negara ini juga melaporkan, kinerja APBN sampai dengan akhir Juli masih tetap terjaga positif.
Baca SelengkapnyaDengan capaian ini, untuk keseimbangan primer mengalami surplus mencapai Rp122,1 triliun.
Baca SelengkapnyaUsai rapat bersama Presiden Joko Widodo, Sri Mulyani menyampaikan pemerintah telah menargetkan defisit APBN 2025 maksimal di angka 2,8 persen.
Baca SelengkapnyaKendati begitu, angka ini masih lebih kecil dibandingkan dengan pagu defisit APBN 2024.
Baca SelengkapnyaAngka ini sudah 88,69 persen dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Baca Selengkapnya