Menkeu era SBY sebut digitalisasi tak lantas hapus lapangan kerja
Merdeka.com - Ekonom yang juga Menteri Keuangan (Menkeu) era Presiden SBY, Chatib Basri, menilai perkembangan industri digital tidak lantas menghilangkan lapangan kerja. Akan tetapi, kecenderungannya sumber daya manusia (SDM) akan menyesuaikan perkembangan digital.
"Banyak yang bilang industri digital akan menghilangkan pekerjaan. Saya tidak setuju. Ini cuma redefinition of job. Pekerjaannya tidak hilang. Kita cuma butuh skillset baru," tutur dia di Soehana Hall, Jakarta, Kamis (29/3).
Dia menuturkan, melatih ulang sumber daya manusia (SDM) atau retraining akan menjadi tren kebutuhan untuk menghadapi era digital. "Jadi regulator harus lebih fokus pada objektif utama mereka atau (agree on principle) daripada fokus pada micromanaged-nya," tambah dia.
-
Gimana pengaruh teknologi ke tenaga kerja? Kondisi ini ditambah efisiensi penggunaan tenaga kerja sebagai akibat inovasi teknologi
-
Bagaimana cara mengatasi kekurangan talenta digital di Indonesia? Untuk mencapai jumlah itu dibutuhkan kolaborasi pentahelix. Model kolaborasi yang melibatkan lima unsur yaitu: Akademisi, Bisnis, Masyarakat, Pemerintah, Media.
-
Mengapa Indonesia kekurangan talenta digital? Sayangnya, di saat adopsi teknologi itu makin gencar dilakukan di negara-negara lain, Indonesia justru masih banyak kekurangan talenta.
-
Bagaimana KEK Singhasari mendukung ekonomi digital? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Bagaimana Menko Airlangga dorong pengembangan talenta digital? “Pemerintah berharap adanya program-program pengembangan talenta digital dapat menjadikan backbone IT tidak di negara lain, tetapi di Indonesia,“
-
Kapan teknologi akan menggantikan pekerjaan? Menukil laporan World Economic Forum (WEF), teknologi dan otomatisasi diperkirakan akan menggantikan 85 juta pekerjaan di Indonesia pada tahun 2025.
Oleh karena itu, melatih ulang SDM juga bermanfaat untuk menghadapi banyaknya kemunculan perusahaan rintisan di Indonesia. Chatib pun apresiasi perkembangan perusahaan rintisan di Indonesia. Dia mengingatkan pemerintah dan perusahaan yang sudah ada harus bekerjasama dengan perusahaan rintisan tersebut.
"Karena kita akan ketinggalan atau hilang jika tidak memiliki skillset yang dibutuhkan," ujar dia.
Selain itu, Chatib Basri juga memperkirakan landasan ekonomi akan berubah dengan perkembangan digital teknologi. Jadi setiap produk akan disesuaikan dengan masing-masing individu. Chatib mencontohkan, salah satunya bunga bank.
"Bunga bank nantinya juga akan menyesuaikan dengan kondisi individu tersebut. Semua dibuat sesuai kebutuhan masing-masing," ujar dia.
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menaker mengatakan masa depan Indonesia sangat ditentukan oleh seberapa kompeten dan seberapa kompetitif pekerja/buruh.
Baca SelengkapnyaMenaker Ida membeberkan daftar keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja saat ini.
Baca SelengkapnyaAnwar Sanusi menegaskan Perencana Kemnaker juga harus memahami perubahan siklus kebijakan publik di era digital.
Baca SelengkapnyaTito Karnavian mendorong perubahan pola pikir (mindset) baru dalam hal digitalisasi pemerintahan.
Baca SelengkapnyaPekerjaan yang bergerak di bidang AI, pemrograman dan komputasi menjadi jenis pekerjaan yang akan terus berkembang ke depannya.
Baca SelengkapnyaMenteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menghadiri Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi IX DPR.
Baca SelengkapnyaShinta melihat regulasi ketenagakerjaan di Indoensia masih belum optimal.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus melakukan kerja sama dengan berbagai paltform teknologi asing
Baca SelengkapnyaPeran dari manusia akan dapat dioptimalkan melalui teknologi.
Baca SelengkapnyaAirlangga meminta industri konstruksi melakukan transformasi digital.
Baca SelengkapnyaKebijakan adaptif diperlukan agar SDM Indonesia tetap dapat bersaing di pasar kerja.
Baca SelengkapnyaSyarat ini harus berjalan optimal sehingga ekonomi Indonesia bisa meroket
Baca Selengkapnya