Menkeu pastikan Rp 15 juta untuk korban bom Intan Olivia segera cair
Merdeka.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani akan mencairkan dana Bantuan Santunan Kematian sebesar Rp 15 juta kepada keluarga Intan Olivia. Korban bom molotov di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur. Dana bantuan itu sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedure) di Kementerian Sosial.
"Kalau sudah ada UU-nya dan sudah ada keputusan memberikan santunan ya sudah, itu harus dijalankan," kata Menkeu Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (18/11).
Wanita kelahiran Bandar Lampung tersebut mengatakan hingga saat ini pihaknya masih terus berkoordinasi dengan sejumlah kementerian lain yang turut bertanggung jawab atas santunan sekaligus keamanan bagi korban bencana. Misalnya Kementerian Politik Hukum dan Keamanan dan Kementerian Sosial.
-
Siapa yang menyerahkan bantuan untuk korban di Sumatera Selatan? Usai pelaksanaan upacara, Pj Gubernur Bahtiar bersama Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santosa, menyerahkan bantuan untuk korban bencana sosial.
-
Bagaimana bantuan Kementan disalurkan? Menurut Martina, semua bantuan akan segera dikirim menuju titik lokasi terdampak, yaitu Distrik Agandugume di Puncak Papua.
-
Apa yang diselamatkan Kemensos terkait penyaluran Bansos? Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyampaikan progres perbaikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang di tahun 2020 banyak mendapatkan catatan dari BPK, BPKP, dan KPK. Dalam acara yang diselenggarakan di Gedung ACLC KPK tersebut Mensos Risma menyatakan potensi kerugian negara penyaluran Bansos lebih dari Rp523 M/bulan dapat diselamatkan melalui penidaklayakan penerima Bansos yang dilakukan bersama Pemerintah Daerah sebanyak 2.284.992 Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
-
Siapa yang dibantu Kemensos dalam program ini? 'Operasi katarak bagi lansia sangat penting, kalau tidak ditangani segera bisa berakibat terganggunya aktifitas ekonomi mereka, sehingga dengan memiliki mata sehat mereka bisa tetap produktif, ' ujar Menteri Sosial Tri Rismaharini di RSUD Dr Iskak, Kab Tulungagung, Rabu (22/11).
-
Bagaimana bantuan disalurkan? 'Hari ini saya sudah berikan santunan kepada ahli waris dan kami juga memberikan kepada korban yang suaminya meningal dunia untuk dimasukkan ke dalam daftar nama penerima bantuan sosial,' tuturnya saat meninjau langsung lokasi kejadian pada Kamis, (14/3) malam.
-
Dimana Kementan melakukan Opla di Banyuasin? Kegiatan Opla di Banyuasin dilakukan di 15 Kecamatan.
"Sekarang ini kita akan menunggu dari Menko Polhukam bagaimana cara terbaik untuk menangani terutama mereka yang jadi korban. (Soal bantuan) nanti akan kita lihat apa itu sudah direncanakan, apa sudah di mata anggaran. Kalau tidak, kita biasanya punya beberapa cadangan," jelas dia.
Sebelumnya, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan akan memberi Bantuan Santunan Kematian sebesar Rp 15 juta kepada keluarga Intan Olivia. Hingga saat ini, Kementerian Sosial masih berkoordinasi dengan pihak keluarga korban.
"Kalau di Kemensos yang terkait dengan bencana alam dan bencana sosial itu ada Bantuan Santunan Kematian itu ada SOP (Standard Operating Procedure)-nya Rp 15 juta," ungkap Khofifah di Kompleks Istana Kepresidenan.
Kemensos beralasan belum bisa langsung memberikan Bantuan Santunan Kematian kepada keluarga Intan karena data-data Intan dan pihak keluarga belum masuk ke bagian administrasi Kemensos.
"Kemarin sore rupanya datanya belum masuk. Karena polanya kan dananya ditransfer. Mungkin keluarganya juga masih berduka," ujar dia.
Dia menambahkan, tim Kemensos sudah mendatangi kediaman keluarga Intan untuk mengambil data-data yang diperlukan.
"Kemarin ada tim Kemensos yang ke kediaman, ya mungkin menunggu masa duka keluarga. Jadi ada simpati dan empati dari kita semua," kata Khofifah mengakhiri.
Intan Olivia (2) meninggal dunia sekitar pukul 03.45 Wita, Senin 14 November 2016 dini hari, setelah sempat menjalani perawatan di RSUD AW Syahranie.
Intan mengalami luka bakar yang cukup parah akibat terkena bom molotov di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur pada Minggu (13/11) pagi.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah dalam tanggap darurat penanganan korban banjir bandang di Rua Ternate, Maluku Utara memberikan jaminan kebutuhan dasar
Baca SelengkapnyaKorban meninggal dunia berjumlah 18 orang terdiri dari 10 orang tenaga kerja Indonesia dan delapan tenaga kerja asing (TKA) asal China.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut negara memberikan anggaran pencarian itu batasnya enam hari, setelah itu ditanggung BNPB.
Baca SelengkapnyaHal ini dikonfirmasi Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait.
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia berencana mengirimkan bantuan senilai Rp17 miliar untuk korban tanah longsor di Provinsi Enga, Papua Nugini.
Baca SelengkapnyaJumlah korban meninggal dunia dalam kecelakaan kerja tersebut mencapai 18 orang.
Baca SelengkapnyaPemerintah Siapkan Ganti Rugi Plus untuk 2.068 Hektare Lahan Warga Terdampak di Ibu Kota Nusantara, Skema Ditawarkan Seperit Ini
Baca SelengkapnyaPembangunan Kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), di Cisalak, Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat
Baca SelengkapnyaSantunan diberikan langsung oleh PT Jasa Raharja dan Pemkot Depok kepada pihak ahli waris.
Baca SelengkapnyaPemindahan warga menunggu arahan Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi.
Baca SelengkapnyaBLT Nino akan diberikan dengan nominal Rp200.000 per bulan selama dua bulan yakni November-Desember 2023.
Baca SelengkapnyaPemprov NTT telah menyalurkan beras bantuan sebanyak 5 ton.
Baca Selengkapnya