Menko Airlangga Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV-2020 Minus 2 Persen
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memperkirakan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2020 akan mengalami pertumbuhan antara minus 2 persen hingga positif 0,6 persen.
Airlangga menyatakan proyeksi itu dapat terjadi jika momentum pemulihan yang mulai terjadi pada kuartal III yaitu terkontraksi 3,49 persen dari minus 5,32 persen di kuartal II dapat terjaga.
"Ini menunjukkan pertumbuhan quartal to quartal 5,05 persen. Jika momentum ini kita bisa jaga maka pertumbuhan di kuartal IV diperkirakan minus 2 persen sampai positif 0,6 persen,” katanya dalam acara Bisnis Indonesia Award 2020 di Jakarta, Senin (14/12).
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
-
Apa kebijakan Airlangga Hartarto terkait investasi? “Selama ini Pemerintah Indonesia telah mendorong reformasi struktural melalui UU Cipta Kerja, yang telah menciptakan iklim investasi yang kondusif sekaligus mendorong pemerataan pembangunan,“ tanggap Menko Airlangga.
-
Bagaimana cara Airlangga Hartarto mendorong investasi? “Pemerintah Indonesia terbuka atas kerja sama investasi dalam berbagai area ekonomi,“ ungkap Menko Airlangga.
-
Kapan pertumbuhan ekonomi RI di atas 5 persen? “Bahkan hal ini sudah berlangsung selama 7 kuartal atau hampir 2 tahun berturut-turut.
Airlangga menuturkan, realisasi pertumbuhan ekonomi yang terjadi dari kuartal II ke kuartal III menunjukkan bahwa Indonesia telah melewati titik terendah atau rock bottom sehingga peluang pemulihan harus terus dijaga.
Dia menjelaskan, Indonesia memiliki peluang perbaikan ekonomi hingga tumbuh 0,6 persen karena telah terdapat peningkatan permintaan domestik dan keyakinan konsumen yang tercermin dari meningkatnya konsumsi rumah tangga.
"Perbaikan ekonomi di negara maju dan berkembang terkait dengan PMI Manufaktur di berbagai negara sudah mulai positif dan di Indonesia juga sudah 50,6," katanya.
Tak hanya itu, tingkat inflasi yang tetap terjaga di level 1,59 persen (yoy) pada November juga merupakan pendorong terjadinya pertumbuhan lebih baik pada kuartal IV
Kemudian, beberapa sektor turut memberikan pertumbuhan positif seperti pertanian, perkebunan, pendidikan, informasi dan telekomunikasi, kesehatan, serta kegiatan sosial. "Di samping itu industri pengolahan, perdagangan dan konsumsi yang berkontribusi besar terhadap PDB juga mengalami positif," ujarnya.
Sementara di pasar keuangan walaupun terjadi penurunan, namun indikator IHSG kembali kepada level sebelum terjadi Covid-19 yaitu di level 5.900 dan kurs Rupiah kembali menguat Rp14.100 per USD.
"Kita melihat aliran modal sudah kembali ke Indonesia dan tentu ini merupakan confident yang terus didorong dan menunjukkan aktivitas sektor riil untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di 2021," katanya.
Neraca Perdagangan
Selanjutnya, dari segi eksternal menunjukkan bahwa neraca perdagangan yang positif berlanjut di 2020 yaitu pada Oktober sebesar USD 3,61 miliar sedangkan secara Januari sampai Oktober sebesar USD 17,07 miliar.
”Itu menunjukkan ketahanan sektor eksternal kita dan kita mendorong optimisme dengan cadangan devisa kita USD 130 miliar menunjukkan sektor keuangan kita memiliki resiliensi yang sama,” jelasnya.
Oleh sebab itu, Airlangga optimis bahwa 2021 merupakan peluang bagi ekonomi nasional untuk dapat tercipta pemulihan secara penuh karena semakin bergeraknya aktivitas pendorong.
"Protokol kesehatan yang terus kita jaga, pemerintah percaya bahwa 2021 ini menjadi tahun pemulihan. Tahun yang memberikan peluang kepada ekonomi nasional agar ekonomi nasional kita bisa bergerak," tegasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tren perlambatan ini menjadi perhatian mengingat kondisi ekonomi global yang masih penuh tantangan, seperti ketidakpastian pasar dan perlambatan.
Baca SelengkapnyaPerekonomian di China yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia, masih menunjukkan kinerja yang lemah
Baca SelengkapnyaSektor konsumsi dan sektor perdagangan jadi faktor lambatnya pertumbuhan ekonomi di semester II tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 diramal tumbuh 5,11 persen.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi di kuartal II-2024 hanya 5,05 persen, lebih rendah dari capaian kuartal I-2024 di angka 5,11 persen.
Baca SelengkapnyaMeskipun Rupiah anjlok sejak awal tahun, Menko Airlangga tetap optimis pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 di angka 5 persen.
Baca SelengkapnyaSelain itu, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut, hal ini juga sejalan dengan tingkat inflasi global yang diperkirakan masih tinggi di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaDua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi tak mencapai target pemerintah karena dipengaruhi gejolak ekonomi global.
Baca Selengkapnya