Menko Airlangga: RI Punya Bonus Demografi Mendukung Terbentuknya Ekonomi Digital
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menegaskan bahwa Indonesia memiliki bonus demografi yang mendukung terbentuknya ekonomi digital secara berkelanjutan. Mengingat, mayoritas masyarakat Indonesia saat ini terdiri dari kelompok generasi z dan milenial.
"Jadi, pada dasarnya Indonesia memiliki bonus demografi yang mendukung terbentuknya ekosistem ekonomi digital yang berkelanjutan. Mayoritas masyarakat Indonesia atau penduduk indonesia adalah generasi z atau milenial yang usianya 8 sampai 39 tahun," ungkap Menko Airlangga dalam acara OJK Virtual Innovation Day 2021, Senin (11/10).
Menko Airlangga menerangkan, cerahnya prospek ekonomi digital Indonesia di masa depan lantaran generasi z maupun milenial sendiri merupakan kelompok penduduk yang memiliki tingkat adopsi digital yang tinggi.
-
Bagaimana Menko Airlangga dorong pengembangan talenta digital? “Pemerintah berharap adanya program-program pengembangan talenta digital dapat menjadikan backbone IT tidak di negara lain, tetapi di Indonesia,“
-
Apa ciri khas Gen Z dalam memanfaatkan teknologi? Gen Z adalah generasi yang selalu terhubung dengan dunia maya dan dapat melakukan segala sesuatunya dengan menggunakan kecanggihan teknologi yang ada. Bahkan gadget sudah menjadi pegangannya dari sejak kecil. Maka secara otomatis pengenalan teknologi dan dunia maya ini begitu berpengaruh pada perkembangan kehidupan dan kepribadian mereka.
-
Apakah Gen Z itu? Generasi Z, atau Gen Z, adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kelompok orang yang lahir antara tahun 1996 dan 2012. Mereka adalah generasi yang tumbuh di era digital, di mana teknologi dan media sosial menjadi bagian penting dari kehidupan mereka.
-
Siapa yang termasuk dalam generasi Gen Z? Kumpulan orang yang termasuk ke dalam generasi ini adalah mereka yang lahir di tahun 1995 sampai dengan 2010.
-
Apa yang menjadi fokus Airlangga Hartarto dalam pengembangan ekonomi platform? “Dalam menyambut besarnya kesempatan tersebut, kita juga harus menyadari bahwa terdapat juga tantangan-tantangan dalam pengembangan ekonomi platform, terutama di wilayah pedesaan dan daerah 3T. Tantangan tersebut diantaranya adalah akses terhadap teknologi dan koneksi internet yang terbatas, serta kurangnya pemahaman tentang penggunaan platform-platform ini,“ ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual dalam acara Peluncuran Hasil Studi Penggunaan Platform Digital di Pedesaan Indonesia oleh DFS Lab, Selasa (25/7).
-
Bagaimana dampak pembangunan IKN bagi Gen Z? Menurut Dinno, generasi Z yang kelak akan merasakan dampak dari IKN sekitar 20 tahun mendatang.
Tak hanya itu, dua kelompok generasi tersebut juga merupakan pengguna internet terbesar saat ini. "Dan juga tentunya menggunakan ponsel atau media sosial," imbuhnya.
Oleh karena itu, dia memprediksi, ekonomi digital di Indonesia mampu berkembang secara berkelanjutan. Menyusul, besarnya potensi pasar ekonomi digital dalam negeri.
"Dan 37 persen konsumen baru ini telah tumbuh selama pandemi Covid-19 dan 93 persennya akan tetap memanfaatkan produk ekonomi digital setelah pandemi Covid-19," terangnya.
Survei: Generasi Z Habiskan Waktu Minimal 4 Jam Sehari untuk Internet
Sebelumnya, Executive Director Nielsen Media, HellenKatherina mencatat bahwa kepemilikan smartphone dalam Gen Z saat ini mencapai 86 persen, lebih banyak dibanding generasi terdahulunya. Gen Z dengan rentang usia 20-24 tahun paling sering menggunakan internet terutama melalui smartphone. Waktu berinternet mereka minimal 4 jam sehari.
"Kalau kita lihat, mulai bangun tidur, melek mata, melek internet juga. Dan dia terus on sepanjang hari. Berhentinya pas tidur di atas jam 10 malam," kata Hellen pada webinar Rabu (11/11).
Secara indeks, konsumsi internet dari Gen Z mencapai 122. Sedangkan generasi milenial rentang usia 25-39 tahun menduduki urutan kedua yaitu 119. Lalu, generasi X yang usianya 40-54 tahun, indeks penggunaan internetnya hanya 84, dan generasi baby boomers usia di atas 55 tahun, indeks interaksinya dengan internet hanya 37.
Sejalan dengan kondisi Pandemi yang belum pulih, belajar online dan bermain games adalah dua hal yang paling sering dilakukan Gen Z di rumah.
"Karena sekarang masih Pandemi, jadi penggunaan terbanyak adalah untuk online learning. Urutan kedua adalah untuk bermain games. lalu ketiga adalah blogging, yang biasanya untuk segmen Gen Z yang lebih tua. Lalu, ada Job Hunting untuk mereka yang baru lulus SMA atau Kuliah. Dan kelima adalah akses video konten," ungkapnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah terus melakukan kerja sama dengan berbagai paltform teknologi asing
Baca SelengkapnyaJokowi sebut ekonomi digital di Indonesia akan tumbuh empat kali lipat di tahun 2030.
Baca SelengkapnyaKesenjangan pengguna dan kecakapan digital masih terjadi gap yang cukup jauh.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga menyebut, sektor digital telah tumbuh 2,5 kali lipat lebih cepat dibandingkan sektor non-digital dan berkontribusi 15 persen terhadap PDB.
Baca SelengkapnyaAirlangga meminta industri konstruksi melakukan transformasi digital.
Baca SelengkapnyaPemerintah meluncurkan Visi Indonesia Digital 2045, mengubah Indonesia dari pengguna teknologi global menjadi inovator global.
Baca SelengkapnyaIndonesia terus meraih peluang untuk memaksimalkan ekonomi digital.
Baca SelengkapnyaGenerasi Y, Z dan Alpha akan lebih dominan melakukan preferensi pembayaran secara digital sehingga mendorong peningkatan transaksi keuangan digital.
Baca SelengkapnyaBasuki menegaskan pembangunan IKN di Kalimantan Timur sebagai wajah masa depan Indonesia. Ibu kota para anak muda di masa depan.
Baca SelengkapnyaIndonesia masih dihadapkan pada tantangan besar untuk menuju ekonomi digital.
Baca SelengkapnyaGenerasi muda yang berkualitas akan menjadi ujung tombak dalam mendorong Indonesia yang berdaya saing secara global.
Baca SelengkapnyaUpaya-upaya menumbuhkan pengembangan ekonomi digital perlu kerja bersama.
Baca Selengkapnya