Menko Airlangga Soal Ekonomi di Masa Pandemi: Kita Melihat Ada Cahaya di Ujung
Merdeka.com - Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan ketidakpastian ekonomi global akibat pandemi Covid-19 mulai menurun. Hal itu ditandai seiring pasar keuangan di Juni 2020 perlahan bergerak naik.
Dia mengatakan, dari segi kinerja pasar uang dan saham, relatif mengalami penguatan atau masuk di zona Rp14.400 dan IHSG hampir menyentuh 5.000. Peningkatan itu artinya sektor keuangan dan saham mempunyai outlook positif dari pelaku pasar.
"Sektor-sektor yang turunnya dalam sudah ada kenaikan ini juga sudah mendorong bahwa kita melihat ada cahaya di ujung," kata dia dalam diskusi virtual di Jakarta, Jumat (3/7).
-
Siapa yang menilai sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Mengapa Airlangga Hartarto membahas deflasi? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, merespon terkait deflasi yang dialami Indonesia secara 5 bulan berturut-turut. Tercatat pada September 2024, RI kembali deflasi sebesar 0,12 persen secara bulanan.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Di samping itu, capital outflow sudah perlahan mulai menurun. Sementara, dana asing yang masuk atau capital inflow kembali mengalir masuk ke Indonesia baik dalam bentuk obligasi maupun bentuk saham.
"Dan pemerintah kemarin mengeluarkan Sukuk maupun Green Bond yang dua-duanya disambut positif seluruhnya," kata dia.
Tak sampai di situ, indeks manufaktur Indonesia atau PMI juga sudah dalam posisi baik di 39,1. Meskipun angka tersebut dianggap masih pada level kontraksi atau kurang dari 50.
"Kalau kita lihat dari PMI kita sudah ada lompatan dengan normal yang kemarin sudah turun ke level 28 sekarang sudah naik ke 39 walaupun belum level di atas 50," tandas dia.
Virus Corona Timbulkan Ancaman Inflasi dan Banjir Impor
Rektor Universitas Indonesia, Ari Kuncoro, menyebut salah satu cara untuk memulihkan perekonomian di Tanah Air yakni melalui penguatan dari sisi rantai pasok. Sebab, pandemi Covid-19, menurutnya berdampak pada pemutusan permintaan dan penawaran.
"Perekonomian itu sebenarnya adalah kartu domino dari rantai pasokan jadi tidak bisa dengan membangkitkan sebagian jadi harus semuanya dibangkitkan inilah yang menimbulkan komplikasi. Kenapa kemudian timbul semacam prediksi kira-kira pemulihannya akan lebih lama 2021," kata dia dalam diskusi di Jakarta, Jumat (3/7).
Dia mengatakan yang sering dilupakan bahwa perekonomian itu sebenernya pertemuan antara produksi dan permintaan. Di mana, keduanya tengah hancur akibat dampak Covid-19 ini. "Ini sebenarnya adalah suatu peringatan bagi kita kalau rantai pasokan tidak dijaga," kata dia.
Dia menambahkan, jika rantai pasok tidak terjaga, maka akan ada dua kemungkinan buruk dirasakan oleh suatu negara termasuk Indonesia. Pertama yakni ada permintaan namun barang tidak ada, maka akan menyebabkan inflasi naik. Kedua bisa menjaga inflasi, namun harus melakukan impor.
"Inilah yang nanti harus kita waspadai di akhir-akhir tahun 2020 jadi ini memerlukan suatu kebijakan untuk memperbaiki kerusakan pada rantai pasokan," kata dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meskipun Rupiah anjlok sejak awal tahun, Menko Airlangga tetap optimis pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 di angka 5 persen.
Baca SelengkapnyaPerekonomian Indonesia mampu membuktikan diri menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbaik di dunia.
Baca SelengkapnyaPartai Golkar menilai Airlangga Hartarto berhasil sebagai Menko Perekonomian.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi cukup impresif, yakni 5,11 persen di kuartal I-2024
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data RTI, pada Senin, 5 Agustus 2024 pukul 14.18 WIB, IHSG merosot 4,18 persen ke posisi 7.002.
Baca SelengkapnyaAirlangga menyatakan, peluang Indonesia masuk ke jurang resesi sangatlah kecil.
Baca SelengkapnyaOJK berhasil menjaga stabilitas sektor jasa keuangan terjaga dan pasar keuangan menguat di tengah sentimen positif.
Baca SelengkapnyaTensi perang dagang kembali meningkat akibat kenaikan tarif Amerika Serikat dan beberapa negara Amerika Latin terhadap produk-produk dari China.
Baca SelengkapnyaPandemi memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaAngka pengangguran yang melonjak tak terduga di Amerika Serikat (AS).
Baca SelengkapnyaPada awal perdagangan Kamis (18/4) pagi, nilai tukar rupiah mencapai Rp16.177 per dolar AS.
Baca Selengkapnya7,2 Juta Penduduk Indonesia Jadi Pengangguran, Wamenkeu: Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi
Baca Selengkapnya