Menko Darmin akui sawit Malaysia lebih unggul dibanding Indonesia
Merdeka.com - Beberapa komoditas perkebunan menjadi tumpuan ekspor Indonesia. Karet, sawit dan komoditas perkebunan lainnya sesungguhnya memiliki peran penting di pasar dunia. Sayangnya, Indonesia belum mengelola dengan maksimal untuk meningkatkan nilai perdagangan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan Indonesia memiliki produk perkebunan yang dibutuhkan dunia. Bahkan di zaman kolonial, Indonesia menjadi rebutan bangsa lain karena faktor kekayaan hasil perkebunannya.
"Saya ingat sidang pleno Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) dua tahun lalu di Jambi. Jambi itu penghasil kayu manis sebanyak 70 persen. Saya melihat daerah itu yang pernah diperebutkan oleh bangsa di dunia. Sebetulnya produk yang memegang peranan penting dunia ini kita punya. Tapi kita kurang mengurusinya," ujar Menko Darmin saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (18/8).
-
Apa komoditi perkebunan yang dibudidayakan? Masa kolonial Belanda di Indonesia banyak ditemui berbagai macam perkebunan milik swasta yang menjadi sumber penghasilan yang begitu besar saat itu. Sebut saja Tembakau dan Karet, dua komoditi ini harganya tinggi di pasaran.
-
Kenapa ekspor pertanian penting bagi Kementan? “Pandemi tidak serta merta mematikan sektor pertanian, tapi membuat bertahan dan terus tumbuh. Patut kita sukuri karena selain penyediaan pangan dalam negeri beberapa komoditas juga dilakukan ekspor ke negara tetangga,“ katanya.
-
Kenapa kelapa sawit penting untuk perekonomian Indonesia? Kelapa sawit adalah salah satu komoditas yang penting untuk perekonomian Indonesia dan juga memiliki banyak kegunaan praktis dan kesehatan.
-
Bagaimana kelapa sawit menjadi komoditas ekspor? Pada 1919, komoditas kelapa sawit telah diekspor melalui perkebunan yang berada di pesisir Timur Sumatra.
-
Bagaimana Kementan mendorong ekspor pertanian? Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan bahwa kegiatan ekspor pertanian akan terus ditingkatkan dengan mendorong pengembangan hilirisasi produk jadi sesuai arahan Wapres
-
Apa yang Kemendag lepas ekspornya? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
Selain kayu manis, Darmin mencontohkan kelapa sawit sebagai salah satu komoditas yang belum dikelola secara maksimal. Padahal Indonesia bersaing dengan Malaysia untuk menjadi 'raja' pemasok sawit dunia. Lantaran tidak diurus, jangan heran kalau sawit Indonesia kalah dibanding Malaysia.
"Malaysia pada waktu itu kita bersama-sama sebagai penghasil karet utama. Tapi dia lebih dulu menanam kelapa sawit. Makanya kita kalah dalam pengembangan kelapa sawit dari Malaysia. Pengelolaan kelapa sawit juga Malaysia jauh lebih unggul," tegasnya.
Darmin mengingatkan pentingnya pemanfaatan peran sektor perkebunan sebagai salah satu sektor pendorong perekonomian nasional.
"Saya ingat waktu menulis tesis mengenai masuknya uang ke Indonesia, itu benar-benar masuknya dari perkebunan," ucap dia.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam perdagangan minyak nabati, tidak semua exportir merupakan produsen minyak nabati.
Baca SelengkapnyaKinerja industri kelapa sawit di Indonesia tak sebaik dari tahun kemarin.
Baca SelengkapnyaWakil Presiden RI KH. Maruf Amin menyebut sektor pertanian Indonesia selama dua tahun terakhir mengalami pertumbuhan positif.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, produk mebel RI ada di peringkat 17. Sementara Vietnam ada di posisi 2 dan Malaysia 12.
Baca SelengkapnyaPresiden memohon kepada Norwegia untuk memberi pemahaman dan persepsi yang tepat agar tidak terjadi diskriminasi terkait dengan sawit.
Baca SelengkapnyaTPN Ganjar-Mahfud menilai perlu banyak keterlibatan pelaku industri dalam program hilirisasi
Baca SelengkapnyaMenurut Alimin, sektor pertanian lebih penting dari pada sektor apapun karena masalah pangan selalu berkaitan langsung dengan keberpihakan negara pada petani.
Baca SelengkapnyaKebun sawit terbesar di dunia seluas 586 ribu Ha dan diharapkan menyentuh 708 ribu Ha dalam satu dasawarsa.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meminta kalangan pengusaha membidik potensi dari hilirisasi produk perkebunan dan kelautan.
Baca SelengkapnyaJokowi tak ingin Indonesia hanya menjual bahan mentah tanpa nilai tambah.
Baca SelengkapnyaHubungan antar bangsa belum tentu akan berjalan seiringan selamanya. Semua tergantung kepentingan.
Baca SelengkapnyaMengenai manfaat ekonomi, Teten menyatakan bahwa minyak makan merah ini dapat menjadi langkah maju bagi para petani sawit.
Baca Selengkapnya