Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menko Darmin beberkan alasan Rupiah tetap stabil meski suku bunga The Fed naik

Menko Darmin beberkan alasan Rupiah tetap stabil meski suku bunga The Fed naik idr rupiah. shutterstock

Merdeka.com - Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin atau 0,25 persen menjadi 2,25 persen. Kenaikan suku bunga ini ternyata tidak membuat nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kembali terkapar.

Mengutip data Bloomberg, Rupiah pagi ini dibuka di level Rp 14.920 atau sempat melemah dibanding penutupan perdagangan kemarin di RP 14.910 per USD. Namun, usai pembukaan Rupiah langsung bergerak menguat. Saat ini, Rupiah berada di level Rp 14.899 per USD.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, penguatan Rupiah ini karena pasar sudah memprediksi kenaikan suku bunga bank sentral AS. Selain itu, pasar juga sudah memprediksi langkah yang akan diambil oleh Bank Indonesia merespon kenaikan suku bunga AS.

"Karena memang sudah diprediksi orang apa yang akan terjadi, di AS itu. Sama kemudian respons yang disiapkan oleh BI dan pemerintah," ujar Menko Darmin singkat di Hotel Raffles, Jakarta, Kamis (27/9).

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah secara terus menerus telah mengkomunikasikan kepada pasar bahwa kondisi ekonomi dalam negeri saat ini cukup kuat menghadapi perubahan suku bunga AS.

"Kita kan sudah komunikasi secara terus menerus, bahwa perubahan policy The Fed akan datang. Akan terjadi. Kemudian kita juga mengkomunikasikan kepada perekonomian APBN kita yang sangat sehat," jelasnya.

Dia menjelaskan, ekonomi Indonesia cukup fleksibel, lentur dan kuat untuk menghadapi perubahan kondisi ekonomi global tanpa harus mengakibatkan seluruh ekonomi dalam negeri mengalami perubahan yang cukup drastis.

"Perubahan diluar perekonomian, kan bukan kita yang mengontrol tapi Federal Reserve. Tapi perekonomian Indonesia cukup fleksibel, lentur dan cukup memiliki daya tahan resilience untuk mengabsorp perubahan itu tanpa harus menyebabkan seluruh kegiatan ekonomi kemudian mengalami perubahan yang sangat drastis," jelasnya.

Sebelumnya, The Fed menyatakan telah mengakhiri era kebijakan moneter yang akomodatif dan masih menaikkan suku bunga pada Desember mendatang. Tak hanya itu, suku bunga acuan akan naik tiga kali lagi pada tahun depan, dan satu peningkatan pada tahun 2020.

"Hal yang orang-orang perhatikan, yang mereka lakukan dan lakukan, adalah menghapus kata 'akomodatif' sehubungan dengan kebijakan moneter mereka," kata Michael Arone, Chief Investment Strategist di State Street Global Advisors.

"Ini tampaknya berpotensi mengindikasikan bahwa mereka percaya kebijakan moneter menjadi kurang akomodatif dan semakin mengarah ke tingkat netral."

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Nilai Tukar Rupiah Anjlok, Menko Airlangga: Karena Ekonomi Amerika Membaik
Nilai Tukar Rupiah Anjlok, Menko Airlangga: Karena Ekonomi Amerika Membaik

Pelemahan rupiah terjadi karena pelaku pasar masih terpengaruh dengan sikap bank sentral yang tidak terburu-buru memangkas suku bunga.

Baca Selengkapnya
Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.

Baca Selengkapnya
Data Bank Indonesia: Nilai Tukar Rupiah Menguat Sepanjang Mei 2024
Data Bank Indonesia: Nilai Tukar Rupiah Menguat Sepanjang Mei 2024

Nilai tukar Rupiah memang masih melemah 3,74 persen dari level akhir Desember 2023, lebih baik dibandingkan dengan pelemahan Peso Filipina.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Pede Kurs Rupiah Bakal Menguat, Ini Dia Pemicunya
Bank Indonesia Pede Kurs Rupiah Bakal Menguat, Ini Dia Pemicunya

Pelemahan rupiah tidak lebih buruk dibandingkan Peso Filipina, Baht Thailand, dan Won Korea .

Baca Selengkapnya
Kurs Rupiah Ambruk Nyaris Sentuh Rp16.000 per USD, Ternyata Ini Pemicunya
Kurs Rupiah Ambruk Nyaris Sentuh Rp16.000 per USD, Ternyata Ini Pemicunya

Kondisi ini diperparah dengan langkah Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed yang diperkirakan akan kembali menahan suku bunga untuk memperkuat ekonomi AS.

Baca Selengkapnya
Nilai Tukar Rupiah Sentuh Level Rp16.000, Gubernur BI: Nggak Usah Kaget, Nggak Usah Bingung
Nilai Tukar Rupiah Sentuh Level Rp16.000, Gubernur BI: Nggak Usah Kaget, Nggak Usah Bingung

Perry menegaskan, dari hari ke hari, kinerja nilai tukar Rupiah bergerak sangat dinamis. Pihaknya optimis bahwa Rupiah tetap stabil dan akan cenderung menguat.

Baca Selengkapnya
BI Klaim Pelemahan Rupiah Lebih Baik dari Bath Thailand hingga Won Korea, Ini Datanya
BI Klaim Pelemahan Rupiah Lebih Baik dari Bath Thailand hingga Won Korea, Ini Datanya

Kebijakan moneter dalam jangka pendek diarahkan untuk memperkuat efektivitas stabilisasi nilai tukar rupiah dan menarik aliran masuk modal asing.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI Sebut Nilai Tukar Rupiah Bakal Terus Menguat di Bawah Level Rp16.000 per USD
Gubernur BI Sebut Nilai Tukar Rupiah Bakal Terus Menguat di Bawah Level Rp16.000 per USD

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pun yakin nilai tukar Rupiah akan terus menguat, ditopang kepercayaan investor dan pasar yang juga semakin besar.

Baca Selengkapnya
Bukan Konflik Iran Vs Israel, Ternyata Ini Biang Kerok Rupiah Anjlok
Bukan Konflik Iran Vs Israel, Ternyata Ini Biang Kerok Rupiah Anjlok

Menko Airlangga membeberkan biang kerok Rupiah anjlok beberapa waktu lalu.

Baca Selengkapnya
Kondisi Ini Diyakini Bikin Rupiah Menguat di Tahun 2025
Kondisi Ini Diyakini Bikin Rupiah Menguat di Tahun 2025

Penguatan nilai tukar rupiah didorong oleh dampak positif respons kebijakan moneter Bank Indonesia.

Baca Selengkapnya
Rupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina
Rupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina

Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Buka Suara, Ini Alasan Sebenarnya yang Buat Nilai Tukar Rupiah Melemah
Sri Mulyani Buka Suara, Ini Alasan Sebenarnya yang Buat Nilai Tukar Rupiah Melemah

Kondisi ini menyebabkan penguatan mata uang dolar AS terhadap mata uang dunia lainnya hingga Rupiah.

Baca Selengkapnya