Menko Darmin beberkan awal mula perang dagang AS - China
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menjadi salah satu pembicara dalam acara Diklat Sekolah Pimpinan Departemen Luar Negeri (Sesparlu) Angkatan ke 59 dengan tema Economic Trend: Global Phenomenon and Its Implication to Indonesia. Dalam kesempatan tersebut Menko Darmin menjabarkan kondisi terkini perekonomian global dan ekonomi dalam negeri.
Menko Darmin mengatakan, dalam perkembangan ekonomi global, kebijakan yang dikeluarkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump memang membawa banyak guncangan bagi seluruh negara. Salah satunya perang dagang yang terjadi antara AS dan China dengan menaikkan bea masuk atas produk dari kedua negara.
Pada awalnya, Presiden Trump mengenakan bea masuk atas produk milik China untuk memperbaiki tingkat inflasi di negara Paman Sam tersebut. Tahap pertama, AS hanya mengenakan bea masuk terhadap barang China yang paling laris dijual di AS.
-
Apa yang dilarang AS investasikan ke China? AS akan melarang investasi perusahaan Amerika Serikat (AS) di beberapa bidang sektor teknologi tinggi ke China, termasuk kecerdasan buatan.
-
Kenapa polisi China mengusur pedagang? Dia diberi imbauan agar tak berjualan di lokasi. Sebab, hal tersebut diungkap sang polisi dapat memicu kecelakaan bagi diri sendiri dan pengguna jalan raya lainnya. 'Anda tidak bisa berjualan semangka di sini. Ini bisa mengganggu lalu lintas,' terangnya.
-
Siapa bos China yang membuat pernyataan kontroversial? Dalam perkembangan terbaru, ia telah meminta maaf atas komentarnya yang kontroversial.
-
Kenapa impor tekstil dari China meningkat? Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyebut perang dagang antara kedua negara itu menyebabkan over kapasitas dan over supply di China, yang justru malah membanjiri Indonesia.
-
Bagaimana China menghadapi pembatasan teknologi dari AS? China sebagai negara yang memiliki kapasitas komputasi terbesar kedua di dunia masih tetap mengembangkan teknologi di negaranya untuk meningkatkan ekonomi digital serta menangkal pembatasan teknologi dari Amerika.
-
Kenapa AS melarang investasi teknologi di China? AS mengatakan tindakan tersebut akan ditargetkan secara sempit. Namun, hal ini akan semakin memperburuk hubungan ekonomi antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
"Perang dagang itu dimulai. Dia (AS) bilang kita mau kenakan bea masuk ke barang barang yang banyak di ekspor China ke AS. Ke Eropa juga kena sebetulnya tapi produk baja, alumunium sudah dikenakan lebih dulu bea masuknya oleh Trump. Kemudian, terhadap China ditambah sejumlah produk dia sedang hebat-hebatnya berkembang," ujar Darmin di Gedung Pusdiklat Kemenlu, Jakarta, Selasa (24/7).
Kebijakan AS mengenakan bea masuk ini langsung mendapat respons dari pihak China. Secara terang-terangan China juga berusaha mengenakan bea masuk terhadap beberapa komoditas yang diimpor dari AS.
"Kalau itu terjadi ya tentu saja China tidak terima karena dia yang paling dirugikan. Maka cara dia adalah dia kenakan lagi bea masuk ke sejumlah produk AS yang banyak dia impor. Sehingga sama-sama kena tapi tidak semua barang," jelas Menko Darmin.
Usaha China membalas pengenaan bea masuk ini dinilai oleh Pemerintahan Trump sebagai upaya untuk perang dagang. Beberapa waktu kemudian, Trump mengambil kebijakan untuk mengenakan bea masuk terhadap sebagian besar produk yang diimpor dari China.
"Tapi AS kelihatannya menganggap mestinya China tidak melawan. Sehingga dia akan bilang itu salah china berani melawan. Kita mau kenakan lagi bea masuk ke lebih banyak barang dari China. Kalau begitu akan ada eskalasi dan benar benar perang dagang," jelasnya.
Lebih lanjut, Mantan Direktur Jenderal Pajak tersebut menjelaskan, perang dagang antara China dan AS sebenarnya tidak berpengaruh banyak terhadap kondisi ekonomi Indonesia. Namun yang harus diwaspadai adalah banjiran produk dari kedua negara tersebut karena berusaha mencari pasar baru dengan tingkat bea masuk lebih rendah.
"Buat kita dalam periode jangka pendek kalau soal kedelai kita. Itu jangan salah kita itu makan tempe dan tahu kedelainya dari AS. Jadi made in AS tempe dan tahu. Kita enggak terpengaruh itu karena yang mengenakan bea masuk China," jelasnya.
"Tetapi China dalam kesulitan dia ekspor baja dan alumunium panel surya barang barang elektronik kira kira apa yang akan dia lakukan karena sulit dijual di AS harganya naik ya dia jual kesini dan itu berarti akan ada serbuan produk China yang dikenakan bea masuk oleh AS ke sini," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Trump menegaskan rencananya untuk memberlakukan tarif atau pajak pada semua barang yang diimpor ke Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut Trump akan menaikan bea masuk ke AS, di mana kebijakan tersebut akan berdampak ke negara-negara yang selama ini menjadi mitra.
Baca SelengkapnyaTrump berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjelaskan bahwa Trump merupakan sosok yang dikenal proteksionisme dalam melindungi neraca dagang negaranya.
Baca SelengkapnyaTerpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS diprediksi akan membawa perubahan signifikan dalam kebijakan perdagangan global, termasuk dengan Indonesia.
Baca SelengkapnyaKebijakan presiden terpilih Donald Trump bakal berdampak bagi konstelasi perdagangan intenasional, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan IMF karena kekhawatiran meningkat menjelang kemungkinan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden AS dalam Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaTerdapat lima aspek utama yang perlu diperhatikan terkait kebijakan ekonomi dan politik di bawah kepemimpinan Trump.
Baca SelengkapnyaPerry Warjiyo memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia di tahun depan kian seret.
Baca SelengkapnyaKebijakan ekonomi yang diambil oleh Presiden AS Donald Trump dan Joe Biden telah memiliki dampak yang signifikan terhadap perdagangan global.
Baca SelengkapnyaKekhawatiran bagi Indonesia karena sikap proteksi Donald Trump terhadap perdagangan internasional.
Baca SelengkapnyaSelain karena akan merusak proses pemulihan ekonomi China, pengenaan tarif impor 60 persen juga berpotensi biaya hidup di Amerika Serikat bakal melonjak.
Baca Selengkapnya