Menko Darmin blak-blakan soal tingginya impor pangan di awal 2018, termasuk beras
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengakui jika impor pangan pada awal tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, ini harus dilakukan agar tidak menimbulkan kerugian di masyarakat.
Darmin menyatakan, kenaikan impor pangan ini salah satunya didorong oleh impor beras. Hingga saat ini, pemerintah telah mengeluarkan izin impor beras hingga 1 juta ton beras.
"Mengenai impor pangan, memang kuartal I 2018 ini barangkali impor pangan sedikit lebih tinggi dari biasanya. Karena kita impor beras. Tapi itu dilakukan karena benar-benar situasinya kita anggap kalau itu tidak dilakukan, harga bisa bergerak dan rugikan sebagian atau seluruh masyarakat," ujar dia di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Senin (28/5).
-
Apa yang dilakukan Menteri Pertanian dalam meningkatkan produksi beras? 'Pak Mentan mendorong untuk dipercepat penanaman kembali. Setelah panen langsung dilakukan olah tanah menggunakan traktor, mekanisasi pertanian modern sehingga mempercepat penanaman kembali,' tuturnya.
-
Dimana konsumsi beras dunia meningkat? Berdasarkan analisa Tauhid, tren peralihan konsumsi beras sudah terjadi sekitar 20 tahun terakhir.
-
Dimana harga beras juga naik? Kenaikan harga sembako juga terjadi di Pasar Belakang Kodim Brebes. Harga telur ayam dari Rp26.000 per kilogram menjadi Rp28.000 per kilogram. Begitu pula dengan harga beras medium yang naik Rp1.000 per kilogram.
-
Siapa yang menugaskan BULOG impor beras? 'Di tengah situasi yang sangat sulit mendapatkan beras impor, BULOG sudah berhasil mendapatkan kontrak sebesar 1 juta ton dari kuota tambahan penugasan importasi beras dari pemerintah di akhir tahun 2023 sebanyak 1,5 juta ton', ujar Tomi.
-
Kenapa Bulog impor beras? Selanjutnya menyikapi bahaya El Nino yang berdampak pada kelangkaan pasokan, Bulog juga ditugaskan menambah pasokan dari importasi.
-
Bagaimana Kementan dorong produksi beras? Untuk mendukung target tersebut, Arief meminta Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal PSP dan BPPSDMP untuk saling bersinergi dengan unit eselon I lainya dalam menyediakan benih unggul, ketersediaan pupuk hingga kesiapan penyuluh.
Secara komposisi, impor pangan yang paling besar bukan beras, melainkan gula tebu dan gandum. Namun hal ini masuk kategori impor barang konsumsi, melainkan bahan baku.
"Sebetulnya impor pangan kita yang terbesar itu adalah gula tebu dan gandum. Tapi gandum ada dua macam, yaitu gandum untuk terigu dan dia tidak dikelompokkan sebagai konsumsi oleh BPS, tapi bahan baku. Karena gandumnya harus diproses dulu. Ada gandum yang bahan konsumsi yang pada waktu Kementan melarang impor jagung kemudian terjadi perpindahan impor itu ke gandum KW 3," jelas dia.
Selain itu, kata Darmin, komposisi impor barang konsumsi dari total impor Indonesia juga terbilang kecil jika dibandingkan dengan barang modal serta bahan baku dan barang penolong. Oleh sebab itu, impor ini tidak perlu dijadikan polemik yang berlebihan.
"Angkanya ada di 10 persen, barang modal 20 persen, bahan baku dan penolong di 70 persen. Komposisi tidak berubah banyak dan sedikit sekali perubahannya dari tahun ke tahun. Namun secara keseluruhan pemerintah yakin kita tidak boleh neraca perdagangannya defisit. Karena negara yang neraca perdagangannya defisit tekanannya agak lebih dari negara lain. Ini adalah persepsi pasar saja sebetulnya yang belum tentu benar," tandas dia.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah mempercepat impor beras di tengah ancaman dampak El Nino yang menyebabkan kemarau panjang.
Baca SelengkapnyaZulhas mengatakan, masa tanam padi mundur, karena musim panas berkepanjangan.
Baca SelengkapnyaErick menekankan bahwa kebijakan impor yang akan ditempuh pemerintah melalui Perum Bulog akan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Baca SelengkapnyaTak hanya di Indonesia, Erick klaim kenaikan harga beras juga terjadi di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaSebanyak 490.000 ton beras impor tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak
Baca SelengkapnyaMisalnya, pada 2018 atau satu tahun menjelang Pemilu 2019, impor beras melonjak jadi 2,25 juta ton, dari tahun 2017 yang terdata sekitar 305 ribu ton.
Baca SelengkapnyaTambahan kuota impor ini jadi pelengkap izin impor sebanyak 2 juta ton yang sudah diproses lebih dahulu.
Baca SelengkapnyaIndonesia menargetkan impor hingga 3,6 juta ton beras tahun ini.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat nilai impor beras pada Januari 2024 mencapai Rp4,36 triliun.
Baca SelengkapnyaKesepakatan ini usai Presiden Jokowi bertemu Presiden Xi Jinping.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan stok cadangan beras masih aman di tengah fenomena El-Nino.
Baca SelengkapnyaMegawati ingin para petani menikmati hasil kerjanya, sehingga pemerintah tidak perlu melakukan impor beras
Baca Selengkapnya