Menko Darmin Khawatir Cabai dan Bawang Berdampak Inflasi di Musim Kemarau
Merdeka.com - Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution menyebut ada beberapa komoditas yang dikhawatirkan akan berdampak pada musim kemarau mendatang. Komoditas seperti cabai dan bawang menjadi salah satu yang kemungkinan besar akan berdampak dan menyebabkan terjadinya inflasi.
"Sebenarnya yang mungkin harus diperhatikan lebih yang bumbu-bumbuan itu, cabai dan bawang, karena kita belum menemukan solusi yang sifatnya agak permanen," katanya saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Kamis (1/8).
Menko Darmin mengaku tak masalah apabila dua komponen tersebut masa tanamnya tumbuh di bulan April dan Mei 2019. Justru yang menjadi kekhawatiran adalah apabila komoditas tersebut baru ditanam, kemudian langsung menghadapi musim kemarau.
-
Kenapa Kementan mendorong akselerasi tanam? Kebijakan akselerasi tanam ini sangat penting kita lakukan untuk menekan impor yang dilakukan akibat dampak el nino. Hari ini kita letakan pondasinya agar ke depan kita bisa swasembada,' ujar Mentan di Jakarta, Sabtu (18/11).
-
Kenapa Kemnaker minta anggaran pertanian dinaikkan? 'Kuncinya cuma satu Pak dan tidak bisa ditawar-tawar yaitu anggaran. Bapak harus Ingatkan semua pihak bahwa bapak punya posisi tawar untuk menambah anggaran agar lebih baik. Negara tidak ada salahnya menambah anggaran pertanian. Mohon maaf Pak, kita sampai 50 tahun lagi pindah ibukota enggak apa-apa, tetapi kalau kelaparan 2 tahun saja bisa bubar kita pak,' ujar Alimin, Rabu (8/11).
-
Bagaimana Sleman percepat tanam di musim kemarau? Upaya berikutnya adalah gerakan percepatan tanam di semua Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Penyuluhan Pertanian dan Perikanan (BP4).
-
Mengapa Mentan mendorong percepatan tanam? Percepatan tanam tersebut dengan menggunakan alat mesin pertanian modern.'Pak Mentan mendorong untuk dipercepat penanaman kembali. Setelah panen langsung dilakukan olah tanah menggunakan traktor, mekanisasi pertanian modern sehingga mempercepat penanaman kembali,' tuturnya.
-
Bagaimana Kementan menjaga produksi di tengah ancaman El Nino? Salah satunya menyiapkan pompa-pompa air, benih unggul dan alat mesin pertanian lain yang dapat menjaga sisi produksi.
-
Bagaimana cara Kemendagri mendorong Pemda rencanakan gerakan menanam? Tomsi menegaskan, gerakan menanam sejumlah komoditas harus direncanakan dengan baik agar dapat berjalan berkesinambungan.
"Persoalannya kalau baru nanam baru kemarau nah itu, kecuali kalau irigasinya ada," imbuhnya.
Kendati demikian, Mantan Direktur Jenderal Pajak tersebut memastikan untuk bahan pangan seperti beras tidak akan berpengaruh besar terhadap musim kemarau. Sebab, jumlah stok yang dimiliki oleh Perum Bulog masih bisa menutupi. "Kalau beras mungkin tidak terlalu mengkhawatirkan karena stok kita masih banyak," pungkasnya.
Di tempat terpisah, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto menambahkan adanya musim kemarau panjang sebetulnya sudah diantisipasi oleh pemerintah. Di mana, untuk bahan makanan seperti beras, Perum Bulog sendiri sudah melakukan penyerapan di tingkat petani.
"Tetap kita mewaspadai tapi kalau bahan makanan tidak begitu masalah. Kita akan jauh lebih siap kita tidak berharap akan berdampak," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terlebih BMKG menyebut puncak musim kemarau akan terjadi di Agustus-September 2024.
Baca SelengkapnyaUpaya ini dibutuhkan Pemda untuk mengendalikan laju inflasi di daerah.
Baca SelengkapnyaAjakan ini merespon kenaikan harga cabai rawit hingga Rp100.000/kg.
Baca SelengkapnyaHal tersebut demi membantu petani agar tidak terlalu merugi sehingga memungkinkan menjual tanah atau lahan pertanian mereka untuk bertahan.
Baca SelengkapnyaZulhas mengatakan, masa tanam padi mundur, karena musim panas berkepanjangan.
Baca SelengkapnyaInflasi November 2023 naik akibat lonjakan berbagai harga pangan, salah satunya cabai.
Baca SelengkapnyaHarga bawang merah dan bawang putih naik akibat el nino.
Baca SelengkapnyaSaat ini, harga cabai merah keriting ditingkat petani wilayah Blitar dan Kediri berkisar Rp6.000 sampai Rp7.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaTomsi dalam kesempatan juga mewanti-wanti sepuluh pemerintah provinsi dengan angka inflasi yang terbilang tinggi.
Baca SelengkapnyaMendag mengaku pagi ini telah melakukan kunjungan ke Pasar Palmerah Jakarta Pusat untuk memantau stabilitas harga
Baca SelengkapnyaHarga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024
Baca SelengkapnyaKondisi global turut berkontribusi naiknya harga sejumlah komoditas.
Baca Selengkapnya