Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menko Darmin pastikan penguatan kurs Dolar saat ini berbeda dengan krisis 1998

Menko Darmin pastikan penguatan kurs Dolar saat ini berbeda dengan krisis 1998 Menko Perekonomian Darmin Nasution. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan penguatan kurs Dolar yang lemahkan Rupiah yang berlarut-larut terjadi karena banyak investor asing menarik dana dari Indonesia. Hal tersebut membuat permintaan akan Dolar meningkat.

"Kurs itu tidak ditetapkan, kurs itu hasil pasar. Orang butuh 100 kalau kita punya 100 apalagi 105 tak ada masalah, tapi kalau orang perlu 100 kita punya 95, nah ada masalah, kursnya akan melemah," kata Menko Darmin saat ditemui di Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau, Rabu (9/5).

Dia meminta penguatan Dolar saat ini tidak perlu dibandingkan dengan krisis moneter yang terjadi 20 tahun silam. "Jangan kemudian digembar gemborkan wah ini Rp 14.000 oh lebih buruk itu sudah dekat ke tahun 99. 99 ya ke 2017 sudah 18 tahun, jangan dibandingkan linier begitu."

Orang lain juga bertanya?

Menko Darmin menjelaskan, asal mula tingginya penarikan dana asing tersebut semenjak Amerika Serikat (AS) terus menaikkan suku bunga acuan mereka hingga empat kali berturut-turut.

"Karena si Amerika bilang 'woy ekonomi kita bagus, wah begini begitu, kita mau menaikkan tingkat bunga 4 kali'. Orang kemudian mikir wah dia mau menaikkan suku bunga kok Indonesia belum? Dia jual saham dia yang ada di sini, dia jual SUN (Surat Utang Negara) dia yang beli di sini, dia pergi," ujarnya.

Pada saat investor tersebut memilih meninggalkan, Indonesia, mereka perlu membawa Dolar. "Pada saat dia pergi, dia butuh valas, dia tak bisa bawa uangnya Rupiah, mau ditaruh di mana kalau Rupiah. Artinya, ada tambahan permintaan dari kondis normal, supplynya tak nambah dari kondisi normal, rupiahnya tertekan, sederhana sekali."

Sebelumnya, Ekonom Rizal Ramli menyindir pemerintah yang selalu mengendepankan faktor eksternal, tapi tak pernah terbuka mengenai faktor domestik atau dalam negeri. Padahal, kondisi dalam negeri sendiri juga tidak bagus.

"Tapi yang penting itu faktor domestik, jarang pemerintah secara jujur menyatakan. Itu sebenarnya sederhana seperti current account defisit, ekspor tiga bulan terakhir negatif dan bulan ini naik sedikit," kata Rizal Ramli seperti dikutip dari akun youtube Sahabat Bangsa.

"Kemudian kalau account priamary balance atau keseimbangan primer istilahnya itu juga negatif itu membuka Indonesia, Rupiah makin lama anjlok," sambungnya.

Rizal Ramli kemudian mengingat saat Indonesia mengalami krisis ekonomi dahsyat pada 1998 silam. Sebelum itu, atau tepatnya tahun 1996, Rizal Ramli sudah mengingatkan pemerintah akan dihadapi masalah besar.

"Pada 1996 kami mengeluarkan forecast 200 halaman, kami bilang hati-hati karena ada awan mendung di atas Indonesia jadi krisis tapi kami dibantah semua analisis internasional, Rizal Ramli nggak benar. Gubernur BI, Menkeu bantah. Padahal kami sederhana (indikator) account defisit Indonesia negatif cukup besar itu pasti bikin rupiah melemah dan utang Indonesia, swasta banyak banget. Rupiah overvalue 8 persen saat itu, tapi saya dibantah," katanya.

Seperti diketahui, penguatan kurs Dolar membawa Rupiah saat ini ke posisi Rp 14.000. Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia mengingatkan semua pihak agar tidak panik karena hal ini bersifat sementara.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Awas! Dampak Pelemahan Rupiah Berpotensi Mirip Krisis Moneter 1998
Awas! Dampak Pelemahan Rupiah Berpotensi Mirip Krisis Moneter 1998

Rupiah kembali melemah hingga ke level Rp16.000 terhadap mata uang dolar AS seperti yang pernah dialami Indonesia saat krisis moneter 1998.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Jelaskan Kenapa Dolar AS Begitu Kuat dan Buat Kurs Rupiah Anjlok
Bank Indonesia Jelaskan Kenapa Dolar AS Begitu Kuat dan Buat Kurs Rupiah Anjlok

Ketidakpastian ekonomi global membuat masyarakat melakukan langkah masif yang makin memperburuk keadaan.

Baca Selengkapnya
Dampak Konflik Geopolitik, DPR Sebut Rupiah Masih Lebih Baik Ketimbang Mata Uang Lain
Dampak Konflik Geopolitik, DPR Sebut Rupiah Masih Lebih Baik Ketimbang Mata Uang Lain

DPR mencermati dinamika dan dampak dari konflik geopolitik

Baca Selengkapnya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya

Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.

Baca Selengkapnya
Kadin: Rupiah Jangan Terlalu Kuat atau Lemah
Kadin: Rupiah Jangan Terlalu Kuat atau Lemah

Kadin Indonesia telah menyiapkan white paper untuk pemerintah selanjutnya.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Ungkap Untung Rugi Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Ekonomi Indonesia
Sri Mulyani Ungkap Untung Rugi Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Ekonomi Indonesia

Begini untung rugi Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya
Nilai Tukar Rupiah Kembali di Bawah Rp16.000, Asalkan Bisa Penuhi Syarat Berikut Ini
Nilai Tukar Rupiah Kembali di Bawah Rp16.000, Asalkan Bisa Penuhi Syarat Berikut Ini

Mengutip data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diperdagangkan di level Rp16.255 per USD pada Senin (29/4).

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Buat Kurs Rupiah Anjlok Hingga Sentuh Level Rp16.420 per USD
Ternyata, Ini Buat Kurs Rupiah Anjlok Hingga Sentuh Level Rp16.420 per USD

Hal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya
Waspada, Kondisi Pasar Keuangan Global Memburuk Dipicu Ketegangan di Timur Tengah
Waspada, Kondisi Pasar Keuangan Global Memburuk Dipicu Ketegangan di Timur Tengah

tetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).

Baca Selengkapnya
Nilai Tukar Rupiah Anjlok, Menko Airlangga: Karena Ekonomi Amerika Membaik
Nilai Tukar Rupiah Anjlok, Menko Airlangga: Karena Ekonomi Amerika Membaik

Pelemahan rupiah terjadi karena pelaku pasar masih terpengaruh dengan sikap bank sentral yang tidak terburu-buru memangkas suku bunga.

Baca Selengkapnya
Rupiah Nyaris Tembus Rp16.000, BI Klaim Masih Lebih Baik dari Ringgit Malaysia
Rupiah Nyaris Tembus Rp16.000, BI Klaim Masih Lebih Baik dari Ringgit Malaysia

Nilai tukar (kurs) Rupiah berada di level Rp15.618 per USD.

Baca Selengkapnya
FOTO: Ekspresi Airlangga Angkat Bicara Soal Rupiah Lemah, Klaim Masih Lebih Baik dari Malaysia dan China
FOTO: Ekspresi Airlangga Angkat Bicara Soal Rupiah Lemah, Klaim Masih Lebih Baik dari Malaysia dan China

Pada awal perdagangan Kamis (18/4) pagi, nilai tukar rupiah mencapai Rp16.177 per dolar AS.

Baca Selengkapnya