Menko Darmin prediksi pertumbuhan ekonom RI tak lebih dari 5 persen
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester I-2016 (Januari-Juni) hanya mencapai angka 5 persen. Hal ini dikarenakan bergesernya masa panen dari kuartal I-2016 menjadi kuartal II-2016 akibat pengaruh el nino.
"Perkiraannya kalau panen tidak bergeser ke kuartal II, saya selalu memperkirakan pertumbuhan di kuartal I pasti 5 persen. Tapi karena panen bergeser karena el nino itu membuat pertanian pertumbuhannya kecil pada kuartal I. Tapi dia akan meningkat di kuartal II," kata Darmin di kantornya, Jakarta, Senin (11/7).
Selain itu, merosotnya perdagangan dunia juga berdampak kepada turunnya ekspor-impor Indonesia. Hal tersebut berpengaruh kepada penghasilan masyarakat Indonesia yang ikut menurun.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana IKN mendorong pertumbuhan ekonomi? UU Nomor 21 Tahun 2023 mengamanatkan pertumbuhan ekonomi inklusif dan merata, mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia-sentris dan pembangunan IKN melalui penguatan peran Otorita IKN, didukung lintas sektor.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa dicapai? Pengembangan kuantitas produksi berikut umumnya disebabkan oleh semakin majunya teknologi, adanya inovasi bisnis yang efisien serta eskalasi minat konsumen pada tren tertentu.
Meski begitu, percepatan pembangunan infrastruktur dan deregulasi perizinan dari pemerintah akan mampu membangkitkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut Darmin, jika panen tidak bergeser dan ekspor-impor terus meningkat maka pertumbuhan ekonomi bisa lebih dari 5 persen.
"Pembangunan sejumlah infrastruktur dan deregulasi akan mendorong pertumbuhan ke atas. Dampaknya ya memang tidak setinggi seandainya kebijakan diambil dalam situasi normal. Tapi saya rasa pertumbuhan ekonomi pada kuartal II akan lebih baik dari kuartal I," imbuhnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 diramal tumbuh 5,11 persen.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi di kuartal II-2024 hanya 5,05 persen, lebih rendah dari capaian kuartal I-2024 di angka 5,11 persen.
Baca SelengkapnyaSektor konsumsi dan sektor perdagangan jadi faktor lambatnya pertumbuhan ekonomi di semester II tahun 2024.
Baca SelengkapnyaProyeksi IMF tersebut lebih rendah dari target pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam Asumsi Makro APBN 2024
Baca SelengkapnyaGubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo optimis perkembangan terkini menunjukkan kegiatan ekonomi pada kuartal II 2024 tetap terjaga dengan baik.
Baca SelengkapnyaSelain itu, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor yang masih positif.
Baca SelengkapnyaMeskipun Rupiah anjlok sejak awal tahun, Menko Airlangga tetap optimis pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 di angka 5 persen.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi cukup impresif, yakni 5,11 persen di kuartal I-2024
Baca SelengkapnyaBank Indonesia komitmen menjaga inflasi sekaligus stabilitas dari nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaAirlangga menyatakan, peluang Indonesia masuk ke jurang resesi sangatlah kecil.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Baca Selengkapnya