Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menko Darmin: Tak ada arahan suku bunga harus longgar atau ketat

Menko Darmin: Tak ada arahan suku bunga harus longgar atau ketat Darmin Nasution. ©2015 merdeka.com/saugy riyandi

Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menghadiri Rapat Dewan Gubernur BI bulanan di Gedung Bank Indonesia, Jakarta. Rapat ini akan memutuskan kebijakan moneter bank sentral, termasuk suku bunga acuan atau BI Rate.

Dalam rapat ini, Darmin mengaku tidak meminta agar Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan. Keputusan ini diserahkan sepenuhnya pada Dewan Gubernur Bank Indonesia.

"Yang saya bilang adalah dengan investasi yang lebih banyak, anggaran yang lebih awal dimulai, itu akan membutuhkan likuiditas yang lebih banyak. Ya biar lah BI menghitungnya, seperti apa. Tidak ada usulan harus longgar atau ketat (suku bunga)," ucap Darmin.

Orang lain juga bertanya?

Namun demikian, Darmin tetap memberikan gambaran mengenai segala kebijakan dan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Berbagai upaya tersebut membutuhkan dukungan dari semua pihak, termasuk bank sentral.

"Ya tentu saja kita membahas mengenai apa namanya, mengenai banyak hal, mengenai moneter, stabilitas sistem keuangan, mengenai sistem pembayaran," kata Darmin di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (13/1).

Dalam rapat ini, Darmin juga mendengarkan pemaparan mengenai kondisi moneter global dan Indonesia dari para petinggi BI.

"Artinya ada presentasi dari pihak Bank Indonesia dan para direktur yang menangani bidang-bidang itu yang menggambarkan seperti apa moneter kita, plus minusnya, segala macamnya, stabilitas sistem keuangannya juga begitu. Soal likuiditas, soal kredit , soal potensi permasalahan dan sebagainya," papar Darmin.

Sementara itu dari sisi pemerintah, Darmin memaparkan berbagai kebijakan yang telah dilakukan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Tak segan Darmin menjelaskan di hadapan Dewan Gubernur BI bahwa mekanisme penggunaan anggaran pemerintah sudah berubah. Perubahan pola penggunaan anggaran dari yang semula menjelang akhir tahun, menjadi awal tahun, membutuhkan dukungan BI dalam hal kebijakan yang mendukung pasokan likuiditas.

"Ya saya tentu saja bicara mengenai apa yang dilakukan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan, ya soal anggaran, soal investasi, kemudian dampaknya terhadap likuiditas. Karena investasi yang besar, anggarannya yang lebih awal, itu pasti akan membutuhkan likuiditas lebih banyak, ya sarannya akan ada di situ dan sebagainya," ungkap Darmin.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Demi Rupiah, BI Tahan Suku Bunga di Level 6,25 Persen
Demi Rupiah, BI Tahan Suku Bunga di Level 6,25 Persen

Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen demi menjaga stabilitas Rupiah.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Ini Alasan Sebenarnya Bank Indonesia Terpaksa Masih Tahan Suku Bunga Acuan
Terungkap, Ini Alasan Sebenarnya Bank Indonesia Terpaksa Masih Tahan Suku Bunga Acuan

Erwin menyatakan, penahanan BI 7 Days Reverse Reporter Rate (BI7DRR) ini juga bermaksud untuk menjaga nilai tukar Rupiah yang tengah dalam tekanan hebat.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Minta Bank Sentral di Dunia Tak Tiba-Tiba Naikkan Suku Bunga, Ini Alasannya
Pemerintah Minta Bank Sentral di Dunia Tak Tiba-Tiba Naikkan Suku Bunga, Ini Alasannya

Bank of England di Inggris dan The Fed di Amerika Serikat menurunkan suku bunga acuan.

Baca Selengkapnya
Tok! Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 6,25 Persen
Tok! Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 6,25 Persen

Dengan demikian, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,5 persen, dan suku bunga Lending Facility 7 persen.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di 5,75 Persen, Ini Alasannya
Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di 5,75 Persen, Ini Alasannya

Bank Indonesia juga terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk untuk menjaga stabilitas.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya

Keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi pada sasaran 2,5±1 persen pada tahun 2024 dan 2025.

Baca Selengkapnya
FOTO: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 6,25 Persen, Ini Alasannya
FOTO: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 6,25 Persen, Ini Alasannya

Keputusan mempertahankan suku bunga ini bertujuan menjaga aliran masuk modal asing dan stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI: Masih Ada Ruang Penurunan Suku Bunga Acuan
Gubernur BI: Masih Ada Ruang Penurunan Suku Bunga Acuan

Kebijakan suku bunga BI akan terus mempertimbangkan sejumlah faktor, terutama pergerakan nilai tukar Rupiah.

Baca Selengkapnya
Benarkah Suku Bunga Acuan Naik Bakal Buat Cicilan KPR Bengkak? Begini Penjelasannya
Benarkah Suku Bunga Acuan Naik Bakal Buat Cicilan KPR Bengkak? Begini Penjelasannya

Kenaikan suku bunga dinilai upaya Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi.

Baca Selengkapnya
Stabilkan Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6 Persen
Stabilkan Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6 Persen

Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan menjadi 6 persen.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Baca Selengkapnya
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024

Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.

Baca Selengkapnya