Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menko Rizal Ramli kritik soal kebiasaan utang untuk pembangunan

Menko Rizal Ramli kritik soal kebiasaan utang untuk pembangunan Rizal Ramli-Jokowi. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli tak berhenti mengkritik kebijakan yang dinilainya tak produktif. Setelah soal rencana pembelian pesawat oleh Garuda Indonesia dan evaluasi proyek 35.000 MW, kini Rizal Ramli angkat bicara soal utang luar negeri Indonesia.

Dalam pandangannya, Indonesia bisa membangun tanpa harus menggunakan dana utang. Rizal menceritakan pengalamannya. Pasca krisis moneter 98, industri penerbangan Indonesia jatuh hingga 60 persen. Saat itu, cuma ada tiga maskapai. Pemerintah minta agar mereka menurunkan tarif, agar industri ini kembali bergairah. Namun sayangnya para pemain lama tidak mau dengan berbagai dalih dan alasan.

"Saat itu saya Menko Perekonomian. Akhirnya saya keluarkan kebijakan, membuka izin maskapai penerbangan baru. Maka, lahirlah 6-7 maskapai baru, sehingga terjadilah persaingan. Harga tiket turun drastis, dan jumlah penumpang naik hingga 5 kali dibandingkan sebelum krisis. Ini menjadi bukti, bahwa untuk membangun tidak harus menggunakan dana, apalagi kalau sumbernya hutang luar negeri," ujar Rizal Ramli dalam keterangannya yang diterima merdeka.com di Jakarta, Kamis (20/8).

Orang lain juga bertanya?

Dalam konteks itu, dia menegaskan, Indonesia membutuhkan pejabat publik yang punya kemampuan memahami masalah dan berani mengambil tindakan yang out of the box. "Satu lagi, pejabat harus tidak punya konflik kepentingan," tukasnya.

Rizal Ramli sengaja menekankan, pentingnya membangun tanpa harus mengandalkan utang. Alasannya, tingginya utang luar negeri akan menekan neraca pembayaran. Ujung-ujungnya, nilai tukar Rupiah semakin melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia, khususnya dolar Amerika atau USD.

Pandangan Rizal soal utang tak seirama dengan Presiden Joko Widodo yang tak mempersoalkan kebijakan pinjaman untuk pembangunan nasional. Menurut Jokowi sapaan akrabnya, utang Indonesia masih aman karena digunakan untuk hal yang produktif. Jokowi seolah tidak takut menambah utang negara.

"Pendanaan kita itu untuk investasi yang meningkatkan produktivitas. Bukan utang untuk konsumtif. Bukan utang untuk subsidi BBM. Kita sudah hitung manfaat yg akan jauh di atas bunga pinjaman dan ongkos pendanaan," ucap Jokowi di acara ISEI di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (9/7).

Menurut Jokowi, utang Indonesia untuk jangka panjang akan digunakan untuk mendorong infrastruktur yang hingga saat ini masih buruk. Buruknya infrastruktur menjadi penghalang pertumbuhan ekonomi selama ini.

Bank Indonesia melansir data terbaru mengenai utang luar negeri Indonesia. Per Juni 2015, utang luar negeri Indonesia tercatat USD 304,28 miliar atau setara dengan Rp 4.201 triliun. Angka utang ini naik dibanding bulan lalu yang tercatat hanya USD 302,48 miliar atau Rp 4.185 triliun.

Posisi utang per Juni ini juga naik jika dibanding awal tahun lalu. Pada Januari 2015, utang luar negeri Indonesia hanya USD 301,18 miliar.

Dikutip dari data Bank Indonesia, utang luar negeri sebesar USD 304,28 miliar ini terdiri dari utang pemerintah bersama Bank Indonesia serta swasta. Porsi utang pemerintah mencapai USD 129,44 miliar dan Bank Indonesia sebesar USD 5,15 miliar. Total utang keduanya adalah USD 134,6 miliar. Posisi ini juga naik dari bulan sebelumnya yang hanya uSD 133,6 miliar.

Sedangkan porsi utang swasta tercatat sebesar USD 169,68 miliar. Angka ini juga naik dari bulan sebelumnya yang hanya USD 168,87 miliar.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Anak Buah Sri Mulyani Sebut Utang Pemerintah Tak akan Bebani Masyarakat Kelas Menengah
Anak Buah Sri Mulyani Sebut Utang Pemerintah Tak akan Bebani Masyarakat Kelas Menengah

Rasio utang pada Agustus sendiri ini di bawah batas aman 60 persen PDB sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Keuangan Negara.

Baca Selengkapnya
Luhut: Utang Indonesia Masih Sangat Rendah, Program IKN dan Makan Bergizi Gratis Bisa Diselesaikan
Luhut: Utang Indonesia Masih Sangat Rendah, Program IKN dan Makan Bergizi Gratis Bisa Diselesaikan

Menurut Luhut, pemerintah juga menargetkan pertumbuhan ekonomi bisa dicapai tanpa perlu mengorbankan keberlanjutan fiskal.

Baca Selengkapnya
Dituding Jadi Menteri Suka Ngutang, Sri Mulyani Akhirnya Buka Suara
Dituding Jadi Menteri Suka Ngutang, Sri Mulyani Akhirnya Buka Suara

"Utang itu tidak berarti kita kemudian ugal-ugalan, oleh karena itu kita harus hati-hati sekali," kata Sri Mulyani.

Baca Selengkapnya
AHY Kritik Pemerintah: Ekonomi Tumbuh Rendah, Utang Justru Meroket
AHY Kritik Pemerintah: Ekonomi Tumbuh Rendah, Utang Justru Meroket

AHY menilai sembilan tahun terakhir ekonomi alami sejumlah kemandekan dan kemunduran serius

Baca Selengkapnya
Bey Machmudin Tak Mau Pakai Pinjaman Skema Obligasi Daerah Tak Seperti Ridwan Kamil, Ini Alasannya
Bey Machmudin Tak Mau Pakai Pinjaman Skema Obligasi Daerah Tak Seperti Ridwan Kamil, Ini Alasannya

Bey Machmudin tak mau menerbitkan obligasi daerah seperti era Ridwan Kamil.

Baca Selengkapnya
Cak Imin: Enggak Perang, Kenapa Banyak Utang Beli Alat Perang?
Cak Imin: Enggak Perang, Kenapa Banyak Utang Beli Alat Perang?

Lebih baik negara meminjam uang untuk membeli alat-alat pertanian.

Baca Selengkapnya
Utang Pemerintah Tembus Rp8.041 Triliun, Menko Airlangga: Masih Aman Terkendali
Utang Pemerintah Tembus Rp8.041 Triliun, Menko Airlangga: Masih Aman Terkendali

Batas maksimal rasio utang pemerintah terhadap PDB ditetapkan sebesar 60 persen.

Baca Selengkapnya
Membandingkan Rasio Utang Indonesia dengan Jepang dan Amerika Serikat, Siapa Paling Aman?
Membandingkan Rasio Utang Indonesia dengan Jepang dan Amerika Serikat, Siapa Paling Aman?

Kemampuan fiskal negara masih relatif kuat. Rasio penerimaan pajak yang berada pada level 10,2 persen pada 2023 juga masih mungkin untuk didongkrak ke depan.

Baca Selengkapnya
Ridwan Kamil Janjikan Program Ini Bebaskan Warga Jakarta dari Jerat Pinjol
Ridwan Kamil Janjikan Program Ini Bebaskan Warga Jakarta dari Jerat Pinjol

Ridwan Kamil atau RK menawarkan program pinjaman tanpa agunan bila terpilih di Pilkada Jakarta

Baca Selengkapnya
Ridwan Kamil Janjikan Pinjaman Tanpa Bunga bagi Warga Jakarta Terdampak PHK
Ridwan Kamil Janjikan Pinjaman Tanpa Bunga bagi Warga Jakarta Terdampak PHK

RK berencana memberikan pinjaman tanpa bunga kepada warga Jakarta yang terdampak PHK.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Tarik Utang Rp104 Triliun Meski APBN Surplus, Sri Mulyani Beri Penjelasan Begini
Pemerintah Tarik Utang Rp104 Triliun Meski APBN Surplus, Sri Mulyani Beri Penjelasan Begini

Surplus APBN ditopang oleh penerimaan negara yang masih lebih tinggi dibandingkan belanja negara.

Baca Selengkapnya
Utang Jatuh Tempo RI Capai Rp800 Triliun pada 2025
Utang Jatuh Tempo RI Capai Rp800 Triliun pada 2025

Kepercayaan diri dalam mengelola pasar, tergantung dengan kepercayaan pasar.

Baca Selengkapnya