Menko Rizal sebut pejabat berjiwa pengusaha perusak Indonesia
Merdeka.com - Isu reshuffle kabinet jilid II terus berhembus kencang di pemerintah. Reshuffle kabinet jilid II ini diharapkan mampu memberikan perbaikan untuk ekonomi Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli, berharap tak ada lagi penguasa bermental pengusaha atau 'peng-peng' dalam reshuffle kabinet jilid II ini. Dia mengatakan sikap 'peng-peng' itu merusak profesionalitas di Indonesia.
"Jangan lagi ada 'peng-peng'. 'peng-peng' itu penguasa merangkap pengusaha. Tetap saja jadi pejabat, tetap saja bisnis. Itu yang merusak Indonesia. Jadi kalau bisa tidak ada lagi yang 'peng-peng'," ujar Rizal di kantornya, Jakarta, Senin (28/12).
-
Kenapa Jokowi reshuffle kabinetnya? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle kabinet menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Bagaimana Rizal Ramli bisa jadi Menteri? Prestasinya yang bagus di Bulog, membuat presiden Gusdur ketika itu mengangkatnya sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada bulan Agustus 2000 dan segera mencanangkan kebijakan 10 Program Percepatan Pemulihan Ekonomi.
-
Bagaimana Jokowi melakukan reshuffle? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Apa cita-cita Rizal Ramli? Meskipun buku tersebut dilarang beredar, namun ternyata Buku Putih Perjuangan Mahasiswa ITB yang disusun oleh Rizal Ramli dan kawan-kawannya bahkan telah beredar di kampus-kampus lain bahkan sempat dimuat di koran dan majalah yang pada akhirnya koran dan majalah tersebut diberedel oleh pemerintahan Soeharto.
-
Kenapa Rizal Ramli suka mengkritik pemerintah? Masyarakat Indonesia pasti mengenal Rizal Ramli sebagai Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya. Namun, banyak juga yang mengenal Rizal Ramli sebagai sosok yang kritis terhadap sesuatu yang dianggapnya tidak berpihak pada kepentingan bangsa dan negara, sehingga dia mendapat julukan baru 'Rajawali Ngepret'.
-
Siapa yang memimpin kabinet saat pemilu? Pemilu pertama di Indonesia dilaksanakan pada masa kabinet Burhanuddin Harahap.
Rizal meminta, siapapun yang ingin menjadi penguasa harus fokus dan tidak merangkap jabatan. Dia menegaskan rangkap jabatan seseorang dalam kabinet hanya akan memunculkan praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
"Kalau mau jadi pengusaha ya jadi pengusaha ini juga pekerjaan mulia, jadi penguasa itu pekerjaan mulia. Kalau jadi pengusaha, penguasa juga tadinya mau saya sebut Pepeng tapi tidak enak itu nama orang, makanya saya sebut peng-peng ini yang merusak Indonesia karena dasarnya ini KKN. Menghianati amanah daripada reformasi," pungkas dia.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo sempat menyinggung pengusaha-pengusaha nakal dan tidak patriotik
Baca SelengkapnyaPrabowo sudah memberi petunjuk kepada kabinetnya untuk bekerja secara tegas dan arif.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyinggung soal perbaikan tata negara dan etika pemerintahan.
Baca SelengkapnyaRomo Magnis mengingatkan, bahwa Presiden adalah penguasa atas seluruh masyarakat. Karena itu, hal yang harus dituntut kepadanya adalah etika.
Baca SelengkapnyaHendropriyono menganggap orang toxic adalah pihak yang anti kemapanan.
Baca SelengkapnyaPrabowo menegaskan, saat ini sudah era digital dan masyarakat mudah mengamati. Maka dari itu, jangan coba-coba mengambil uang negara.
Baca SelengkapnyaPresiden terpilih RI Prabowo Subianto menyampaikan pesan khusus terhadap para ketua umum partai partai politik yang ingin bergabung ke kabinetnya.
Baca SelengkapnyaMegawati bahkan mengaku lupa, pernah menjabat sebagai wakil presiden RI
Baca SelengkapnyaGibran meminta Luhut mengungkapkan siapa orang toxic yang bisa ganggu kabinet Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaMaksud dari orang toxic, menurut Mahfud, adalah orang yang memiliki riwayat korupsi
Baca SelengkapnyaHendropriyono juga mencontohkan orang toxic yang tidak menerapkan ajaran moral dari orang tua.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengatakan, masa depan bangsa terletak di pundak para pengusaha.
Baca Selengkapnya