Menko Sofyan protes perbankan terlalu banyak buat ATM
Merdeka.com - Menteri Koordinator Perekonomian, Sofyan Djalil, menyentil borosnya operasional perbankan Indonesia. Salah satu contohnya adalah jumlah Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang terlalu banyak.
Pengalaman Sofyan, di Swiss sangat jarang ditemukan ATM. Hal ini mampu menekan biaya operasional perbankan sehingga laba bisa meningkat tajam.
"Saya punya pengalaman saat datang ke Swiss. Saya bingung di sini tidak ada ATM. Akhirnya saya stir mobil sendiri untuk cari ATM. Swiss Bank pun tidak ada ATM. Saya datang ke Jenewa tidak ada ATM. Akhirnya saya menemukan ATM hanya ada di kantor pos," ucap Sofyan di Jakarta, Jumat (16/1).
-
Kenapa mesin ATM tertinggi di dunia perlu diperbaiki? Meski volume transaksinya tidak terlalu tinggi, pihak bank tetap menganggap serius mesin tersebut karena masyarakat yang mengandalkannya.
-
Apa kesulitan awal penggunaan ATM di Indonesia? Tidak mudah membangkitkan kepercayaan nasabah pada ATM sebagai perwakilan bank dalam membantunya bertransaksi.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Apa yang dilakukan oleh mesin ATM dulu? Pada sebuah video yang diunggah dalam arsip British Pathe, terdapat demonstrasi dari proses layanan baru dari bank yang disebut dengan 'Kios Bank Otomatis'. Video yang bertanggal pada tahun 1969 itu memperlihatkan seorang nasabah yang berkomunikasi dengan seorang teller, yang berada di lokasi berbeda, melalui televisi dan suara dua arah untuk mengambil uangnya.
-
Siapa saja bank yang terlibat? Bank Rakyat Indonesia, Bank Katimtara, Bank Perkreditan Rakyat merupakan perbankan yang turut berpartisipasi dalam acara Sosialisasi Penguatan Modal tersebut.
-
Mengapa setor tunai di ATM lebih baik? Cara ini sangat membantu Anda melakukan transaksi keuangan, tanpa harus meluangkan waktu untuk datang ke bank.
Banyaknya jumlah ATM, menurutnya, menjadi kendala perbankan Indonesia untuk berkembang pesat. "Perbankan kita masih tidak efisien. ATM kita di mana-mana. Siapa yang bayar, itu kan melalui deposito masyarakat dan biaya perbankan lain. Kalau investasi yang terlalu besar itu dikurangi maka bank akan efisien," tegasnya.
Ke depannya, Sofyan berencana akan membentuk bank besar di Indonesia. Sebagai langkah dari penguatan bank nasional untuk memberikan efek positif yang lebih besar untuk masyarakat.
"Bank pemerintah akan jadi big bank dalam waktu dekat. Kalau bank kita efisien, banyak untungnya. Nasabah tidak banyak dirugikan. Kredit bisa disalurkan lebih banyak," tutupnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dengan mesin ini, maka uang koin bisa tak lagi disepelekan.
Baca SelengkapnyaMelalui wajah baru ATM Link ini membuat Bank Himbara menjadi lebih efisien dan semakin dekat dengan digitalisasi.
Baca SelengkapnyaPara pelaku usaha mengeluh ke Jokowi soal makin keringnya perputaran uang.
Baca SelengkapnyaNilainya berkisar Rp7.500 sampai Rp20.000, tergantung jenis kartu nasabah.
Baca SelengkapnyaHal tersebut menanggapi kegaduhan di jagad media terkait ditemukannya uang mutilasi dan uang rusak dari mesin ATM.
Baca SelengkapnyaPelaku berhasil menguras ATM korban setelah berhasil menukar kartu.
Baca SelengkapnyaJelang Idul Fitri, banyak orang mulai menukarkan uang baru ke bank.
Baca SelengkapnyaKedua pelaku, yakni ES dan MS, telah ditangkap jajaran Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaUang tersebut dia dapatkan saat melakukan tarik tunai dari mesin ATM di sebuah bandara.
Baca SelengkapnyaBSI meminta nasabah tidak menukar uang baru secara berlebihan dan menukarkan kembali kepada pihak ketiga.
Baca SelengkapnyaSeharusnya mesin ATM mengeluarkan 2 lembar Rp50 ribu. Diduga karena uang Rp 50 ribu dan Rp 2 ribu nampak mirip.
Baca SelengkapnyaBank BTN melakukan substitusi layanan ke digital channel dengan menutup outlet dan KCP yang dinilai tidak produktif.
Baca Selengkapnya