Menkop Teten: Pandemi Membuat UMKM Sulit Memasarkan Produk
Merdeka.com - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Teten Masduki mengakui bahwa pandemi membuat UMKM kesulitan memasarkan produk. Namun demikian, pandemi juga membuat 44 persen UMKM beralih ke pemasaran secara daring.
"Sebagian besar UMKM kesulitan mendistribusikan produk. Namun berita baiknya, 44 persen UMKM telah bergabung dengan pasar online," ujar Teten dalam diskusi daring, Jakarta, Rabu (28/7).
Teten menjabarkan, beberapa temuan kunci selama pandemi. Sebanyak 9 dari 10 UMKM mengalami dampak penurunan penjualan. Sementara 2 sampai 3 UMKM mengalami penurunan pendapatan.
-
Apa masalah TEMU dengan UMKM? Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.
-
Bagaimana UMKM bisa bertahan di masa pandemi? Lewat jalur digital itu, IniTempe bertahan, bisa bertahan selama pandemi. Omzet bulanan Benny bahkan bisa mencapai puluhan juta dari dunia digital itu.
-
Di mana UMKM Bontang terdampak pandemi? Wabah Covid-19 pada awal tahun 2020 memberikan dampak besar terhadap sektor perkonomian Indonesia, termasuk pada UMKM Kota Bontang.
-
Bagaimana TEMU mengancam UMKM? Berdasarkan pengalaman di beberapa negara, aplikasi asal China ini juga merugikan pelaku UMKM lokal, termasuk konsumen.
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
-
Apa kontribusi besar UMKM terhadap ekonomi nasional? Jadi kalau melihat data ini UMKM kita ini sumbangsinya terhadap ekonomi nasional kita sangat besar. Bayangkan 97 persen tenaga kerja ini di-supply dari UMKM kita,' ucapnya.
"Beberapa temuan kunci mengenai dampak ini, 9 atau 10 UMKM mengalami penurunan. Kemudian, 2 dan 3 UMKM mengalami penurunan pendapatan. Lebih dari 80 persen mencatat margin keuntungan lebih rendah. Lebih dari 53 persen UMKM mengalami penurunan nilai aset," katanya.
Pemulihan penjualan UMKM terus terjadi hingga hari ini. Beberapa di antaranya terus melakukan inovasi memperkaya diri dan memperluas jaringan pemasaran.
"Hari ini kita terus mendengar banyak contoh banyak UMKM dapat bangkit dan pulih dari pandemi. Kebutuhan lapangan kerja baru dan perbaikan kesehatan tetap krusial. UMKM sangat mendominasi struktur pelaku usaha di Indonesia," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah akan mendata UMKM untuk menyusun kebijakan dan program pembangunan UMKM yang tepat sasaran dan efektif.
Baca SelengkapnyaTeten mengunjungi beberapa pedagang untuk ditanyai perihal toko yang sepi pembeli.
Baca SelengkapnyaAda arus barang impor yang masuk ke Indonesia dengan harga yang sangat murah dan produk lokal tak bisa bersaing secara harga.
Baca SelengkapnyaPadahal sudah ada 87 persen pelaku UMKM telah terlibat dalam e-katalog.
Baca SelengkapnyaBank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaMasih banyak UMKM Indonesia menghadapi kendala dalam adopsi teknologi digital.
Baca SelengkapnyaPelaku UMKM yang berdagang di TikTok Shop mayoritas hanyalah pengecer (reseller) dari barang yang diproduksi dari China.
Baca SelengkapnyaSebelum adanya TiktokShop ini, pendapatan yang didapat dari penjualan baju gamis ini mendapatkan Rp20 juta per hari.
Baca SelengkapnyaMenkop Teten meminta agar UMKM bisa berevolusi agar memiliki daya saing.
Baca SelengkapnyaMenteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki meminta lebih banyak UMKM yang terlibat dalam rantai pasok industri.
Baca SelengkapnyaSekitar 30 juta UMKM belum mengakses pembiayaan perbankan.
Baca SelengkapnyaHiruk pikuk Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ternyata menyimpan lorong gelap dengan puluhan kios yang tutup.
Baca Selengkapnya