Menkop Teten Perkuat Kemitraan Koperasi dengan TaniHub untuk Serap Hasil Pertanian
Merdeka.com - Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mendorong koperasi untuk bermitra dan berkolaborasi dengan TaniHub Group. Dengan kerja sama ini, komoditi yang dihasilkan petani bisa terserap pasar dengan harga yang bagus.
"Model bisnis seperti ini harus terus dikembangkan. Saya ingin bagaimana para petani yang memiliki lahan sempit, sekitar setengah hektare, tapi bisa masuk dalam skala ekonomi," papar Teten, Minggu (22/11).
Teten mengatakan, apabila petani masih bertahan dengan model bisnis konvensional, maka usaha mereka tidak akan pernah bisa maju, alias kecil terus. "Jadi, bisnis model yang dikembangkan TaniHub ini merupakan satu lompatan besar membangun bisnis pertanian yang melibatkan banyak orang," ucap Teten.
-
Mengapa petani udang di Kebumen merugi? Hal ini membuat para petani tambak rugi puluhan juta rupiah. Mesin sirkulasi yang seharusnya berfungsi kini dibiarkan karena tak ada lagi air. Sejumlah kolam memang masih beroperasi.
-
Apa masalah TEMU dengan UMKM? Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.
-
Bagaimana TEMU mengancam UMKM? Berdasarkan pengalaman di beberapa negara, aplikasi asal China ini juga merugikan pelaku UMKM lokal, termasuk konsumen.
-
Apa masalah yang dihadapi petani? Oh, selamat pagi juga. Masalah saya adalah bahwa ladang ini selalu banjir setiap musim hujan.
-
Bagaimana Kementan meningkatkan kesejahteraan petani? Kami nilai Kementan memiliki program dan inovasi yang sangat baik dalam pemberdayaan petani dan meningkatkan kesejahteraan petani selama ini, seperti Taxi Alsintan misalnya, program ini kami nilai sangat baik dalam mendukung aktivitas petani dilapangan dan sangat baik dalam melatih kemandirian petani,'
-
Mengapa penjualan petai petani muda ini menurun? Saat TikTok Shop ditutup, penjualan produk mereka menurun drastis. Biasanya mereka bisa menjual hingga ribuan paket per hari. Dengan TikTok Shop ditutup, mereka hanya bisa menjual 100-an paket per hari.
Teten meyakini bila pasar komoditinya sudah ada yang menjamin atau membeli, lembaga pembiayaan pun bakal mau membiayai. "Lembaga keuangan tidak akan ragu-ragu lagi, karena produknya sudah ada yang menyerap," terangnya.
Dengan infrastruktur yang lengkap yang sudah dimiliki TaniHub, Teten pun mendorong petani (melalui koperasi) bisa bermitra dengan TaniHub. Langkah ini juga untuk mewujudkan program korporatisasi pertanian.
"Ekosistem yang sudah dibangun TaniHub tersebut merupakan bisnis model yang terkonsolidasi. Ini juga bisa dikembangkan ke sektor lain seperti perkebunan, perikanan, peternakan, dan sebagainya," kata Teten.
Untuk itu, Teten akan menjadikan ekosistem TaniHub sebagai bisnis model korporatisasi pertanian. Di dalamnya ada petani, koperasi, offtaker (TaniHub). Termasuk akses terhadap pembiayaan.
Bangun Ekosistem Petani
Sementara itu, Presiden Direktur TaniHub Group Pamitra Wineka bercerita latar belakang pihaknya membangun PPC TaniHub. "Bayangkan, setiap mengirim buah-buahan dari Malang ke Jakarta, selama 24 jam, hampir 40 persen produk dalam kondisi rusak saat tiba di Jakarta," ungkap Eka, sapaan akrab Pamitra.
Sedangkan buah Lengkeng dari Thailand, dengan lama perjalanan sekitar seminggu, tingkat kerusakan produk hanya 5 persen. "Sehingga, kita bangun PPC TaniHub sebagai solusi untuk masalah tersebut," tegas Eka.
Di PPC, pihak TaniHub membantu petani dengan langkah mencuci, mensortir, pengemasan, dan lain-lain. "Kita siap mendukung petani dan koperasi, walau mereka tidak menjual komoditinya ke TaniHub," tukas Eka.
Oleh karena itu, pihaknya membentuk TaniHub Group yang menghubungkan dengan pasar. Sedangkan untuk memperkuat itu, pihaknya juga membentuk TaniSupply untuk mengurusi supply chain, dan TaniFund untuk urusan pembiayaan.
"Intinya, TaniHub Group sebagai salah satu startup agritech, konsisten membangun ekosistem petani, mulai dari pembiayaan, penanaman, hingga pemasaran yang disertai dengan pendampingan dan edukasi kepada petani melalui tiga entitas bisnisnya. Yaitu, TaniHub, TaniSupply, dan TaniFund," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Teten mengakui masih ada kendala yang dihadapi para pelaku usaha mikro untuk tumbuh.
Baca SelengkapnyaPermasalahan lainnya, petani di Indonesia masih sulit untuk memperoleh fasilitas kredit oleh lembaga perbankan.
Baca SelengkapnyaAlhasil, transformasi digital di Tanah Air tidak melahirkan ekonomi baru.
Baca SelengkapnyaMenkop Teten meminta agar UMKM bisa berevolusi agar memiliki daya saing.
Baca SelengkapnyaMenteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki meminta lebih banyak UMKM yang terlibat dalam rantai pasok industri.
Baca SelengkapnyaTak heran jika produksi barang nasional masih kalah dengan produk dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaPemerintah akan mendata UMKM untuk menyusun kebijakan dan program pembangunan UMKM yang tepat sasaran dan efektif.
Baca SelengkapnyaBank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaTeten menyebut para pedagang tidak hanya berjualan di satu platform online saja.
Baca SelengkapnyaPara pegawai BUMN telah membuktikan diri sebagai agen perubahan dalam pembangunan ekonomi Indonesia yang saat ini.
Baca SelengkapnyaTerutama bagi petani yang menggarap lahan kecil. Mereka masih menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Baca SelengkapnyaTeten menyebut Budi Arie akan menjabat sebagai Menteri Koperasi, sementara Maman Abdurrahman akan menjadi Menteri UMKM.
Baca Selengkapnya