Menkop Teten Sebut Pelaku UMKM Mulai Bisa Bertahan di Tengah Pandemi
Merdeka.com - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan, kondisi UMKM pada kuartal II tahun 2021 ini secara umum sudah mulai membaik dan mulai berjalan normal, serta ada pula UMKM yang telah melanjutkan operasinya setelah sempat berhenti, kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.
"Survei yang dilakukan asosiasi e-commerce Indonesia juga menyebutkan bahwa selama pandemi telah terjadi kenaikan penjualan e-commerce sebesar 25 persen. Ini artinya masyarakat Indonesia, terutama pelaku UKM, telah keluar dari zona nyaman dan beradaptasi untuk bertahan," kata Teten di Jakarta, dikutip Antara, Kamis (5/8).
Dia mengatakan digitalisasi mempunyai peranan penting dalam pemulihan ekonomi nasional serta mendorong UMKM untuk terus berdaya. Survei yang dilakukan Bank Dunia pada 2021 menyebut, 80 persen UMKM yang sudah masuk ekosistem digital mempunyai daya tahan yang lebih baik.
-
Bagaimana UMKM bisa bertahan di masa pandemi? Lewat jalur digital itu, IniTempe bertahan, bisa bertahan selama pandemi. Omzet bulanan Benny bahkan bisa mencapai puluhan juta dari dunia digital itu.
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
-
Dimana UMKM beroperasi? UMKM meliputi berbagai sektor ekonomi, termasuk kuliner, fashion, otomotif, dan jasa lainnya.
-
Apa kontribusi besar UMKM terhadap ekonomi nasional? Jadi kalau melihat data ini UMKM kita ini sumbangsinya terhadap ekonomi nasional kita sangat besar. Bayangkan 97 persen tenaga kerja ini di-supply dari UMKM kita,' ucapnya.
-
Bagaimana cara UMKM dikelola? UMKM umumnya memiliki karakteristik usaha yang berskala kecil atau menengah, baik dari segi jumlah tenaga kerja, pendapatan, maupun aset yang dimiliki.
-
Kenapa UMKM penting untuk pertumbuhan ekonomi? UMKM seperti IniTempe yang digagas oleh Benny memang penting untuk pertumbuhan ekonomi nasional. Tak tanggung-tanggung, UMKM memberikan sumbangan 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Namun dia juga mengingatkan masih ada tantangan dan masalah dalam digitalisasi, seperti kurangnya literasi digital serta akses pasar.
Sementara itu, Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso mengungkapkan ada 45 juta masyarakat termasuk pengusaha ultra mikro yang butuh pendanaan. Berdasarkan survei internal BRI dari angka 45 juta tersebut baru 15 juta yang mendapatkan pelayanan dari lembaga keuangan.
"Jadi ada sekitar 5 juta yang meminjam dari rentenir dan 7 juta yang pinjam dari keluarga. Sisanya sama sekali belum mendapatkan layanan dari lembaga keuangan. Ini yang akan menjadi fokus BRI. Karena selama ini, banyak yang mengeluh sulit untuk mendapatkan pinjaman dari bank. Tapi ketika ditanya apakah sudah pernah mencoba pinjam ke bank, dijawab belum pernah," ujar Sunarso.
Untuk itu, BRI melakukan edukasi antara lain cara mengakses informasi, pasar dan juga permodalan. Pendiri Warung Pintar Agung Bezharie Adinegoro mengatakan masalah yang paling sering dihadapi warung tradisional adalah rantai pasok yang masih tradisional.
"Karena itu, Warung Pintar berusaha melakukan digitalisasi terhadap warung tradisional. Dalam satu tahun terakhir, keinginan penjual untuk melakukan digitalisasi cukup besar. Warung, distributor, dan juga grosir, banyak yang datang ke Warung Pintar untuk membantu beralih ke digital," kata Agung.
Sedangkan Direktur Kepesertaan BPJamsostek Zainuddin mengatakan, usaha kecil, mikro, dan informal, termasuk kategori yang rentan apabila terjadi risiko, sehingga negara berusaha untuk melindungi mereka dan membantu UMKM naik kelas dari sisi perlindungan tenaga kerja.
Zainuddin mengutarakan harapannya agar UMKM bisa mendaftar menjadi peserta BPJamsostek sehingga mendapatkan perlindungan. Dia menjelaskan UMKM yang ingin mendaftar tidak harus datang ke kantor BPJamsostek tetapi bisa melalui e-commerce, serta pembayaran iuran juga bisa dilakukan secara daring.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Teten mengakui masih ada kendala yang dihadapi para pelaku usaha mikro untuk tumbuh.
Baca SelengkapnyaTeten menyebut para pedagang tidak hanya berjualan di satu platform online saja.
Baca Selengkapnya“UMKM kan tidak mati, mereka bisa jual di banyak channel selain TikTok," kata Menkop Teten.
Baca SelengkapnyaPemerintah akan mendata UMKM untuk menyusun kebijakan dan program pembangunan UMKM yang tepat sasaran dan efektif.
Baca SelengkapnyaMenkop Teten meminta agar UMKM bisa berevolusi agar memiliki daya saing.
Baca SelengkapnyaMelalui BRI Research Institute, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mempublikasikan Indeks Bisnis UMKM Q3-2023 dan Ekspektasi Q4-2023.
Baca SelengkapnyaPemerintah juga telah membentuk satgas berantas barang impor ilegal dengan masa kerja hingga akhir tahun.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil riset yang telah dipublikasikan tersebut, dijelaskan bahwa ekspansi bisnis UMKM terus meningkat dan tetap optimis menghadapi Q3- 2023.
Baca SelengkapnyaMenteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki meminta lebih banyak UMKM yang terlibat dalam rantai pasok industri.
Baca SelengkapnyaMenurut Teten, masuknya barang konsumsi yang lebih banyak berasal dari luar negeri dengan harga yang murah dapat merusak ekosistem UMKM.
Baca SelengkapnyaUMKM masih menjadi salah satu penggerak ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaBank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca Selengkapnya