Menperin Agus Klaim Penurunan PMI Juli Hanya Sementara
Merdeka.com - Kinerja manufaktur Indonesia pada Juli 2021 anjlok hingga di level 40,1 poin. Level ini turun dibandingkan level Juni tercatat 53,5. Penurunan ini terjadi akibat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 diterapkan pemerintah.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, penurunan PMI terjadi karena industri manufaktur fokus kepada permintaan dalam negeri. Sehingga ketika pemberlakuan PPKM sangat berpengaruh terhadapnya.
"Hal ini mengakibatkan industri memutuskan menurunkan aktivitas produksinya. Karena mengantisipasi turunnya permintaan," jelas dia dalam konferensi pers Rilis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan II-2021, Kamis (5/8).
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
-
Kenapa PMI manufaktur mencapai titik tertinggi? Angka ini merupakan posisi tertinggi sejak Oktober 2021, atau dalam 29 bulan terakhir.
-
Bagaimana Kemenko Perekonomian tingkatkan daya saing industri? 'Perjalanan transformasi industri untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produknya masih Panjang, sehingga sinergi yang sudah terjalin selama ini harus dilanjutkan dan diperkuat lagi,' jelas Menko Airlangga.
-
Bagaimana KKP menargetkan indeks kepatuhan pelaku usaha? Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Sakti Wahyu Trenggono juga menargetkan indeks kepatuhan pelaku usaha pada 2025 sebesar 82 persen.
-
Di mana UMKM Bontang terdampak pandemi? Wabah Covid-19 pada awal tahun 2020 memberikan dampak besar terhadap sektor perkonomian Indonesia, termasuk pada UMKM Kota Bontang.
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
Menteri Agus menyebut turunnya PMI ini hanya sementara. Akan membaik sejalan dengan makin dibukanya aktivitas perekonomian nanti. Sebab, berdasarkan analisa dari Kementerian Perindustrian di masa pandemi ini, pergerakan belanja masyarakat berpengaruh erat dengan PMI.
"Kita sudah melihat tren tersebut beberapa bulan belakangan ini. Untuk itu kami memandang program vaksinasi dan kedisplinan protokol kesehatan menjadi kunci dari penguatan PMI," jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan, penurunan PMI pada Juli tidak terjadi di Indonesia saja. Melainkan beberapa negara-negara Asean pun demikian, juga mengalami penurunan indeks PMI.
"PMI Manufaktur Indonesia pada bulan Juli 2021 mengalami penurunan ke angka 40,1. Tren yang sama juga dialami negara-negara ASEAN lainnya," kata dia dalam keterangannya, Senin (2/8).
Adapun beberapa negara lain di ASEAN yang mencatatkan penurunan PMI Manufaktur antara lain adalah Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Myanmar.
Kinerja Industri Manufaktur
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan salah satu sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2021 berasal dari sektor manufaktur yakni 1,35 persen. Kemudian 1,21 persen dari perdagangan, 0,77 persen dari transportasi dan pergudangan, kemudian 0,54 persen sektor lainnya, dan sektor paling besar berasal dari akomodasi dan makan minuman 3,20 persen.
Secara khusus pertumbuhan industri manufaktur di kuartal II-2021 tumbuh positif di angka 6,91 persen. Hal itu didukung oleh 5 sektor industri manufaktur yang pertumbuhannya sangat besar.
"Alhamdulillah pada tahun 2021 kita bisa lihat bahwa sudah mulai rebound dan seperti yang disampaikan oleh Pak Menko dan Menteri Keuangan, triwulan 2 pertumbuhan dari industri manufaktur bisa mencapai 6,91 persen," ujarnya.
Adapun 5 sektor industri manufaktur yang pertumbuhannya sangat besar, diantaranya industri alat angkutan, industri logam dasar, industri mesin dan perlengkapan, Industri Karet barang dari karet dan plastik, industri kimia farmasi dan obat tradisional.
"Seperti yang disampaikan oleh ibu Menteri Keuangan bahwa sektor industri manufaktur ini memberikan kontribusi terbesar di Indonesia," ujarnya.
Secara rinci, Menperin Agus menyebutkan kontribusi 5 sektor yang pertumbuhannya besar terhadap PDB Nasional di kuartal II-2021, yaitu industri makanan minuman memberikan kontribusi 6,66 persen, kemudian industri kimia farmasi dan obat tradisional 1,96 persen.
Lalu diikuti oleh industri barang logam komputer barang elektronik optik dan peralatan listrik 1,57 persen, industri alat angkutan kontribusinya 1,46 persen, dan industri tekstil dan pakaian jadi 1,05 persen.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani ungkap penyebab PMI manufaktur Indonesia turun drastis.
Baca SelengkapnyaKontraksi PMI manufaktur Indonesia pada Juli 2024 dipengaruhi oleh penurunan bersamaan pada output dan pesanan baru.
Baca SelengkapnyaSejumlah negara yang tidak menerapkan libur Lebaran hingga 10 hari justru mencatatkan tren PMI di bawah 50 poin. Antara lain Thailand, Malaysia dan Jepang.
Baca SelengkapnyaKinerja sektor manufaktur Indonesia justru mengalami penurunan di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diklaim tetap kuat.
Baca SelengkapnyaPMI Manufaktur Indonesia pada Juli 2024 terkontraksi atau berada di zona negatif.
Baca Selengkapnyapenurunan PMI Manufaktur ini tergambar dari pelemahan tingkat daya beli masyarakat, khususnya pada kelompok kelas menengah untuk kebutuhan sekunder/tersier.
Baca SelengkapnyaJokowi minta semua menteri mencari tahu penyebab PMI Indonesia terkontraksi setelah 34 bulan berturut-turut mengalami trens ekspansi.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut PMI manufaktur Indonesia berada dalam tren menanjak di atas 50, bersama dengan beberapa negara seperti Turki dan Meksiko.
Baca SelengkapnyaCapaian PMI manufaktur tersebut menandakan Indonesia telah benar-benar keluar dari pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaBI mengeluarkan data berdasarkan survei konsumen bahwa daya beli masyarakat menurun, khususnya pada kelompok kelas menengah.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III-2023 sebesar 4,94 persen (yoy), lebih rendah dari periode yang sama di tahun 2022 sebesar 5,17 persen.
Baca SelengkapnyaHal ini menunjukkan sektor manufaktur Tanah Air ini dalam kategori ekspansif dan akseleratif bersama dengan India, Filipina, dan Meksiko.
Baca Selengkapnya