Menperin: Kita pelajari harga gas RI lebih mahal dibanding Singapura

Merdeka.com - Pemerintah Jokowi-JK berjanji akan menurunkan harga gas bumi yang merupakan salah satu bahan baku industri Tanah Air. Harga gas dalam negeri masih tergolong mahal, bahkan jika dibandingkan dengan Singapura.
"Kami akan pelajari (harga gas mahal), rapatnya nanti sore jadi to be continue (bersambung) nanti sore," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (29/8).
Harga gas di wilayah Sumatera saat ini mencapai USD 13 per MMBTU. Akibatnya, daya saing industri nasional lebih rendah dibanding dengan negara lain.
Harga gas di Indonesia idealnya di bawah USD 5 per MMBTU. Harga ini dinilai sudah tepat jika dibandingkan dengan harga gas di negara lain semisal Jepang, Korea Selatan, China dan Singapura yang hanya USD4 -USD 4,55 per MMBTU.
Dengan mahalnya harga gas, biaya bahan bakar di pabrik-pabrik jadi tidak efisien dan tarif listrik juga ikut mahal. Sehingga menghambat arus investasi ke Indonesia.
"Bagaimana harga gas dan listrik yang berdaya saing. Harga gas yang berdaya saing terkait juga dengan listrik," tukas dia.
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat mengeluhkan tingginya harga gas dalam negeri. Bahkan, harga gas dalam negeri lebih mahal dibanding Singapura. Menurut Ade, tata niaga perdagangan gas di Indonesia terlalu kompleks.
"Gas berasal dari Indonesia dijual ke Singapura dengan harga berkisar USD 4 per Million Metric British Thermal Unit (MMBTU), begitu harga gas dijual sendiri di Indonesia maka harga gas sudah USD 12, artinya di situ terjadi percaloan yang luar biasa," ucap Ade di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (29/8).
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya