Menperin: RI akan jadi produsen Stainless Steel terbesar kedua dunia
Merdeka.com - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menggelar rapat koordinasi dengan sejumlah Menteri, salah satunya Menteri Perindustrian Airlangga Hartato. Isu yang dibahas adalah perihal pemanfaatan hasil tambang.
Dalam rapat ini, Airlangga melaporkan mengenai proses hilirisasi yang tengah berjalan di Tanah Air. Ada hilirisasi yang menonjol dalam perkembangannya, yakni adanya perusahaan yang akan membangun refinery untuk mengubah ferro nikel menjadi stainless steel.
"Tahun depan itu akan ada 2 refinery untuk memproduksi nikel untuk kebutuhan 5 juta stainless steel," ujarnya di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Rabu (2/11).
-
Bagaimana Indonesia jadi produsen nikel terbesar? Indonesia menjadi produsen nikel terbesar setelah Filipina membuat kebijakan ketat penambangan.
-
Di mana pusat produksi besi di Nusantara? Salah satu sentra besi di Kepulauan Nusantara itu berada di Luwu dan Banggai. Kini tempat itu masuk Provinsi Sulawesi Tenggara dan berada di pantai timur Pulau Sulawesi.
-
Di mana posisi Indonesia dalam volume produksi otomotif? Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, industri otomotif Indonesia berada di peringkat ke-11 dunia dari sisi volume produksi dengan 1,47 juta unit per tahun.
-
Siapa orang terkaya kedua di Indonesia? Selanjutnya, daftar orang terkaya kedua di Indonesia ditempati Low Tuck Kwong senilai USD25,2 miliar.
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
-
Kapan Tiongkok menjadi investor terbesar kedua di Indonesia? Tercatat pada 2013 lalu, Tiongkok sudah menempati urutan 12 kontributor penanaman modal asing (PMA) di Indonesia. Posisi ini berubah di tahun 2022 di mana negara tersebut sudah berada di urutan kedua.
Menurut Politisi Golkar ini, jika produksi sebesar 5 juta ton stainless steel tercapai, maka Indonesia akan menjadi negara kedua terbesar dalam memproduksi Stainless Steel di dunia setelah China.
"Kalau kita memproduksi 5 juta stainless steel, kita menjadi produsen nomor 2 di dunia sesudah China," tuturnya.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, Kementerian Perindustrian,I Putu Wiryawan mengatakan, ada 3 perusahaan produsen stainless steel terbesar di China yang membangun pabrik pengolahan stainless di Indonesia. Perusahaan tersebut tersebut membangun industrinya di kawasan Konawe, Sulawesi Tenggara dan Morowali, Papua.
"Tiga perusahaan China yang besar bikin stainless steel, sudah ada di sini. PT Ching San dan PT Guang Xi di Morowali, PT Delong di Konawe. Jadi 3 perusahaan besar itu sudah di sini," ujarnya di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Rabu (2/11).
Lanjut Putu, ketiga pabrik tersebut memiliki kapasitas yang berbeda-beda. Untuk PT Ching San dan PT Guang XI mereka masing-masing akan memproduksi 1,5 juta ton stainless steel. Sementara PT Delong, mereka memproduksi 2 juta ton stainless steel.
Total produksi 3 perusahaan raksasa China tersebut, berpotensi akan berkontribusi bagi separuh produksi stainless steel di China.
"Iya, jadi totalnya produksi mereka 5 juta ton stainless steel. China itu memproduksi 21 juta ton. 3 besarnya mereka sudah pindah kesini. Berarti kita perkirakan separuh dari produksi stainless China, nantinya dilakukan di sini," jelas dia.
Ketiga perusahaan tersebut telah melakukan investasi sebesar Rp 10 triliun. Jumlah tersebut belum ditambah dengan nilai Rp 10 triliun lainnya untuk investasi di produksi ferro nikel.
Diperkirakan, industri pembuat stainless steel tersebut akan mulai beroperasional pada 2018 mendatang. Saat ini, 3 perusahaan tersebut masih dalam tahap uji produksi dan percobaan.
"Kalau dia masuk ke stainless steel yang lebih hilirnya itu tambah lagi Rp 10 triliun. Sekarang sudah Rp 10 triliun untuk bikin ferro nikel. Jadi dari tanah, dibikin lagi untuk ferro nikel. Itu sudah Rp 20 triliun. Sebetulnya sekarang mereka sudah uji produksi, untuk stainless steel sudah trial run. Komersial mungkin 2017-2018," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Total produksi anoda baterai litium di Indonesia akan mencapai 160 ribu ton per tahun.
Baca SelengkapnyaLuhut memprediksi Indonesia bisa mengalahkan China dalam produksi anoda baterai litium.
Baca SelengkapnyaInvestasi tersebut akan membangun industri kaca di Rempang, Batam, dan akan menjadi pabrik kedua terbesar di dunia setelah China.
Baca SelengkapnyaPT Rainbow Tubulars Manufacture (RTM) merupakan salah satu industri pendukung industri migas tanah air dan satu-satunya yang memproduksi pipa seamless.
Baca SelengkapnyaSaat ditanya terkait kepastian jadwal peresmian tersebut, dia berharap itu bisa cocok dengan jadwal Jokowi.
Baca SelengkapnyaLuhut membantah Indonesia disebut proteksionis terkait pelarangan ekspor produk turunan nikel.
Baca SelengkapnyaBTR telah merampungkan pabrik tahap pertama di KEK Kendal dalam waktu 10 bulan dan saat ini menjadi pabrik anoda terbesar di dunia.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta jajaran menteri segera menindaklanjuti agar komitmen investasi dari China dapat terealisasi.
Baca SelengkapnyaAngka ini telah melebih target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo sebesar Rp1.400 triliun.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan besi baja sempat dikeluhkan, karena nilai impor komoditas itu lebih dominan dibandingkan dengan ekspor.
Baca SelengkapnyaPernyataan ini mengutip temuan dari hasil studi Atlantic Council.
Baca SelengkapnyaPihaknya berencana akan membuka kembali keran eskpor ke AS. Bahkan pihaknya telah melakukan tahap pembicaraan dengan importir dari Timur Tengah.
Baca Selengkapnya