Menristek Bambang Sebut Covid-19 Jadi Krisis Ekonomi Terbesar yang Pernah Ada
Merdeka.com - Menteri Ristek dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi (Menristek/BRIN), Bambang Brodjonegoro menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 terkontraksi karena disebabkan oleh pandemi Covid-19. Pertumbuhan ekonomi domestik tercatat minus 2,07 persen, menjadi terparah atau pertama kalinya kalinya sejak 1998.
"Penyebab kontraksi bukan krisis keuangan global tetapi Covid-19," kata dia dalam acara Indonesia Economic Outlook 2021, secara virtual, Senin (8/2).
Dia menyadari, pandemi global yang terjadi akibat Covid-1 menjadi krisis ekonomi terbesar yang pernah menimpa. Ratusan tahun yang lalu, terjadi flu spanyol, namun ekonomi global belum terbuka saat ini bahkan belum mandiri, sehingga dampak ekonomi itu besar tapi terbatas.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Kapan deflasi di Indonesia terjadi? Badan Pusat Statistik (BPS) menginformasikan bahwa Indonesia mengalami deflasi lagi pada bulan September 2024.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
"Namun saat ini ekonomi globalisasi dan setiap negara di dunia tidak terkecuali terkena dampak negatif dari pandemi ini," katanya.
Mantan Kepala Bappenas itu menambahkan, jika dilihat dari struktur pertumbuhan ekonomi, maka pertanian merupakan satu-satunya sektor yang positif. Sementara yang lainnya mencatat pertumbuhan negatif, termasuk kontributor terbesar untuk PDB yaitu manufaktur yang minus 2,3 persen mirip dengan sektor perdagangan.
"Dalam pertumbuhan PDB ini menurut sektor, ada fenomena yang menarik. Informasi dan komunikasi sektor, kontribusi relatif kecil ke ekonomi pertumbuhannya secara konsisten tinggi sebelum dan selama pandemi yang berarti sektor ini kebutuhan dasar manusia," jelasnya.
Oleh sebab itu, Indonesia perlu menyoroti pentingnya informasi dan telekomunikasi sebagai salah satu sektor dasar. "Komunikasi menjadi sangat penting dan didesain sebagai kebutuhan dasar everybody," jelasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Per Agustus 2024, posisi utang Indonesia berada di angka Rp8.461,93 triliun, setara dengan 38,49 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaDia menilai, saat ini, inflasi pangan masih terlampau tinggi yang berpotensi untuk menurunkan daya beli masyarakat kelas menengah.
Baca SelengkapnyaThomas mengakui, fenomena penurunan kelas menengah ini akan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaJumlah penduduk kelas menengah tersebut menyumbang 21,45 persen dari proporsi penduduk.
Baca SelengkapnyaKemacetan kembali terjadi di Jakarta, terutama setelah pandemi covid-19 di Indonesia dinyatakan berakhir.
Baca SelengkapnyaBI mengeluarkan data berdasarkan survei konsumen bahwa daya beli masyarakat menurun, khususnya pada kelompok kelas menengah.
Baca SelengkapnyaKinerja sektor manufaktur Indonesia justru mengalami penurunan di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diklaim tetap kuat.
Baca SelengkapnyaMeskipun terjaga positif selama 38 bulan beruntun, Sri Mulyani melihat tren ekspor dan impor mulai terjadi pelemahan.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif meski perekonomian dunia melambat.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator ini dilakukan pada tanggal 18-21 Februari 2024 kemarin dengan wawancara dengan responden melalui sambungan telepon.
Baca SelengkapnyaAngka pengangguran yang melonjak tak terduga di Amerika Serikat (AS).
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut, hal ini juga sejalan dengan tingkat inflasi global yang diperkirakan masih tinggi di tahun 2024.
Baca Selengkapnya