Mentan Amran: Pertama Dalam Sejarah, Inflasi Pangan Turun Drastis Jadi 1,26 Persen
Merdeka.com - Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Rapat Koordinasi Kerja (Rakernas) Tahun 2019. Pada tahun ini, Rakornas tersebut mengangkat tema Mendorong Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian untuk Peningkatan Ekspor dan Pertanian.
Dalam sambutannya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, selama 4 tahun terakhir, telah banyak hasil yang dicapai oleh sektor pertanian. Capaian ini diharapkan bisa ditingkatkan di 2019 ini.
"Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh Kepala Dinas Pertanian seluruh Indonesia, Danren, Dandim, selama 4 tahun terakhir ini," ujar dia di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (14/1).
-
Mengapa Amran Sulaiman diangkat menjadi Menteri Pertanian? Pengalaman hidup itu menjadi amat Bermakna ketika dia dilantik sebagai Menteri Pertanian oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2014.
-
Bagaimana Amran Sulaiman membangun karir di bidang pertanian? Meski usianya yang masih relatif muda, dia telah mampu membangun dan membesarkan 14 perusahaan yang tergabung dalam sebuah holding Tiran Group, yang meliputi Unit Usaha: Tambang Emas, Tambang Nikel, Proyek Gula, Proyek Perkebunan Kelapa Sawit, SPBU, Distributor Unilever, Distributor Semen, Produsen Pestisida, dan usaha lainnya.
-
Apa yang dilakukan Menteri Pertanian dalam meningkatkan produksi beras? 'Pak Mentan mendorong untuk dipercepat penanaman kembali. Setelah panen langsung dilakukan olah tanah menggunakan traktor, mekanisasi pertanian modern sehingga mempercepat penanaman kembali,' tuturnya.
-
Bagaimana Menteri Pertanian memberikan dukungan kepada petani? Dalam kesempatan itu, Wakil Menteri Pertanian juga memberikan motivasi pada para petani untuk beradaptasi dengan inovasi yang ada.
-
Bagaimana Kementan meningkatkan kesejahteraan petani? Kami nilai Kementan memiliki program dan inovasi yang sangat baik dalam pemberdayaan petani dan meningkatkan kesejahteraan petani selama ini, seperti Taxi Alsintan misalnya, program ini kami nilai sangat baik dalam mendukung aktivitas petani dilapangan dan sangat baik dalam melatih kemandirian petani,'
-
Bagaimana Kementan mengoptimalkan potensi pertanian? Kenapa? Karena Indonesia bisa mengoptimalkan potensi tersebut,' ujar Amran dalam rapat koordinasi Akselerasi Peningkatan Luas Tanam dan Produksi Padi dan Jagung dengan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten se-Indonesia, Senin (30/10).
Dari sisi inflasi, pada periode 2014-2017, inflasi pangan yang dikontribusi dari sektor pertanian mengalami penurunan yang signifikan. Pada periode tersebut, inflasi pangan turun 88,1 persen, dari 10,57 persen menjadi 1,26 persen.
"Inflasi pangan 2014 sebesar 10,5 persen, turun menjadi 1,26 persen di 2017. Untuk turunkan 0,5 persen saja sulit. Ini pertama dalam sejarah. Inflasi menurun, daya beli masyarakat meningkat," kata dia.
Nilai ekspor pertanian sepanjang 2016-2018 juga mengalami kenaikan. Nilai ekspor pertanian pada 2016 sebesar Rp 384,9 triliun, naik 29,7 persen menjadi Rp 499,3 triliun di 2018.
Rinciannya, ekspor kelapa sawit naik 22,5 persen, karet naik 21,3 persen, kelapa 14,8 persen, kopi 28,6 persen, manggis 252,61 persen, pisang 706,2 persen. Sementara impor sejumlah komoditas seperti beras umum, bawang merah dan cabai segar turun hingga 100 persen.
"Ekspor kita naik 29 persen, impor turun, ini data. Dulu ekspor perlu 13 bulan, kemudian turun jadi 13 hari, sekarang hanya butuh 3 jam dengan OSS. Kalau mau ekspor kita berikan karpet merah untuk mereka. Saya jamin tidak ada pungli, kami jamin," ungkap dia.
Untuk investasi di sektor pertanian pada periode 2013-2018 mengalami kenaikan 110,2 persen dengan nilai total Rp 270,1 triliun. Pada 2013, nilai investasi di sektor ini sebesar Rp 29,3 triliun, namun pada 2018 sebesar Rp 61,6 triliun.
"Pesan Pak Presiden untuk mendorong ekspor dan investasi. Untuk mendorong itu, sebanyak 291 Permentan yang menghambat investasi kita dicabut," jelas dia.
Sementara untuk PDB pertanian, pada periode 2013-2018 juga naik signifikan yaitu 47,2 persen dengan akumulasi kenaikan sebesar Rp 1.375,2 triliun. Pada 2013, PDB pertanian sebesar Rp 994,8 triliun, sedangkan di 2018 menjadi Rp 1.463,9 triliun.
"Nilai produk pertanian naik, mendongkrak kesejahteraan petani. Kenaikan Rp 1.375 triliun ini setara dengan separuh dari APBN. Ini hasil kerja kita," tandas dia.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Mentan, pertanian semakin maju karena dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Baca SelengkapnyaWakil Presiden RI KH. Maruf Amin menyebut sektor pertanian Indonesia selama dua tahun terakhir mengalami pertumbuhan positif.
Baca Selengkapnya"Kuncinya harus kerja keras dan kerja cerdas. Semua harus bergerak menatap masa depan yang lebih baik," kata Amran Sulaiman.
Baca SelengkapnyaKemendag bekerjasama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menahan inflasi.
Baca SelengkapnyaMentan Amran menyebutkan modernisasi sebagai kunci peningkatan produksi.
Baca SelengkapnyaPemerintah sedang melakukan optimasi lahan rawa (oplah), salah satunya di Kalimantan Barat.
Baca SelengkapnyaPengamat Pangan yang juga Ketua DPD Harian HKTI Jawa Barat, Entang Sastraatmadja mengapresiasi kinerja Mentan.
Baca SelengkapnyaMenteri Amran merespon kritik yang menuding program food estate merupakan proyek gagal.
Baca SelengkapnyaUpaya tancap gas ala Mentan ini dilakukan sebagai bukti kongkrit dalam menekan kebijakan impor.
Baca SelengkapnyaAmran menyampaikan, komoditas beras akan menjadi fokus utama dalam menyukseskan swasembada pangan.
Baca SelengkapnyaAmran menuturkan, ketahanan pangan berkaitan dengan ketahanan negara.
Baca SelengkapnyaMentan Amran Sualiman buka suara mengenai dirinya jadi menteri pada pemerintahan Prabowo-Gibran karena dianggap dekat dengan crazy rich Kalimantan Haji Isam.
Baca Selengkapnya