Mentan Amran Uji Coba Penggunaan B100 ke 50 Kendaraan Dinas
Merdeka.com - Menteri Pertanian Amran Sulaiman meluncurkan uji coba penggunaan biodiesel 100 persen CPO (B100) terhadap kendaraan dinas dan traktor di lingkungan Kementerian Pertanian (Kementan). B100 ini merupakan produksi dari Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementan.
Amran mengatakan, penggunaan B100 ini merupakan yang pertama bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia. Kementan sendiri telah melakukan pengembangan B100 sejak 2 tahun lalu.
"Ini kita launching uji coba untuk 50 kendaraan dan traktor. Ini bukan hanya pertama di Indonesia, tetapi juga di dunia," ujar dia di Kantor Kementan, Jakarta, Senin (15/4).
-
Bagaimana Pertamina menurunkan emisi melalui biodiesel? Selain itu, penjualan produk biodiesel B35 telah berhasil menurunkan emisi sekitar 28 juta ton COE per tahunnya.
-
Apa itu Biodiesel? Biodiesel adalah bahan luar biasa yang memiliki kualitas luar biasa karena dibuat dari minyak nabati dan hewani bekas. Minyak ini dibuat dengan mengolah minyak dengan alkohol untuk menghasilkan bahan bakar yang mampu membakar dan menggerakkan segala sesuatu mulai dari bus penumpang hingga unit pemanas, mengubah sisa minyak menjadi cara baru yang ampuh untuk berkeliling kota.
-
Bagaimana kelapa sawit diubah menjadi biodiesel? Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. Biodiesel dapat dibuat dari minyak kelapa sawit yang dicampur dengan metanol atau etanol.
-
Dimana Biodiesel bisa digunakan? Biodiesel dapat digunakan sebagai pengganti atau campuran dengan bahan bakar diesel fosil dalam berbagai aplikasi.
-
Bagaimana Pertamina menggunakan sumber daya alam untuk bioenergi? Pertamina akan memanfaatkan bahan bakar nabati seperti tebu, jagung, singkong dan sorgum untuk mengembangkan bioenergi.
-
Bagaimana cara membuat Biodiesel? Minyak ini dibuat dengan mengolah minyak dengan alkohol untuk menghasilkan bahan bakar yang mampu membakar dan menggerakkan segala sesuatu mulai dari bus penumpang hingga unit pemanas, mengubah sisa minyak menjadi cara baru yang ampuh untuk berkeliling kota.
Dia mengungkapkan, uji coba ini sebenarnya bukan pertama kali dilakukan. Sebelumnya, telah ada kendaraan dinas Kementan yang telah menggunakan B100 dengan total jarak tempuh 6.000 km.
"Kita mulai sejak 2 tahun lalu. Indonesia sudah mencoba hingga B20 dan B30. Tapi atas arah Pak Presiden kita lompat ke B100. Kita uji coba dan berhasil pada 10 mobil kita, sudah sampai 6.000 km. Sekarang kita uji coba terhadap 50 mobil dan traktor," kata dia.
Nantinya, uji coba penggunaan B100 untuk 50 kendaraan dan traktor ini dilakukan selama 2 tahun ke depan. Jika berjalan lancar, maka akan mulai diproduksi secara komersial dengan menggandeng BUMN atau swasta.
Menurutnya, penggunaan biodiesel 100 persen CPO (B100) lebih hemat ketimbang menggunakan solar, selain itu jarak tempuh kendaraan yang menggunakan B100 juga lebih jauh. Untuk 1 liter solar rata-rata menempuh jarak 9,6 km. Sedangkan bila menggunakan B100, untuk konsumsi 1 liter bisa menempuh jarak hingga 13,1 km.
"Kalau B100 jangkauannya 13,1 km per liter, solar 1 liter hanya 9,6 km. Jadi bisa hemat energi," jelasnya.
Sementara untuk harga, lanjut dia, untuk 1 liter B100 sekitar Rp 8.000. Sedangkan harga solar saat ini sebesar Rp 9.800 per liter. "Ini nilainya juga lebih murah. Bisa hemat 25 persen-30 persen," kata dia.
Selain lebih hemat, penggunaan B100 juga akan mengurangi dampak dari polusi kendaraan terhadap lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan para petani sawit. Dengan demikian, CPO yang diproduksi di dalam negeri tidak perlu diekspor.
"Ini tidak keluar asap sama sekali, dampaknya bagi lingkungan luar biasa. Selain itu juga akan meningkatkan kesejahteraan petani," tandasnya.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tantangan pengembangan biodiesel B50 kedepan bukan hanya pada pemenuhan bahan baku dari CPO tetapi di aspek hilir.
Baca SelengkapnyaSebagai informasi, B40 merupakan bahan bakar campuran solar sebanyak 60 persen dan bahan bakar nabati (BBN) dari kelapa sawit sebesar 40 persen.
Baca SelengkapnyaKementerian ESDM akan melakukan konversi 1.000 unit motor BBM menjadi motor listrik secara gratis.
Baca SelengkapnyaTahun depan pemerintah akan rilis B40 dan bioetanol sebagai bahan bakar alternatif.
Baca SelengkapnyaB40 merupakan campuran minyak solar dengan 40 persen bahan bakar nabati (BBN) yang berbasis minyak sawit.
Baca Selengkapnyamenteri ESDM menilai untuk mencapai B100 diperlukan peningkatan bertahap.
Baca SelengkapnyaUji emisi dilakukan untuk mendukung upaya menekan polusi udara.
Baca SelengkapnyaPemerintah telah menyiapkan program ini dengan bauran solar yang mencakup 40 persen bahan bakar nabati berbasis minyak sawit
Baca SelengkapnyaKedepan, diyakini kebutuhan biodiesel berbasis kelapa sawit sangat besar, khususnya untuk konsumsi dalam negeri.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengklaim rencana itu dapat terealisasi dengan memanfaatkan hasil produksi kelapa sawit yang jadi salah satu andalan Indonesia.
Baca SelengkapnyaIni sekaligus membantu pemerintah menurunkan emisi karbon.
Baca SelengkapnyaUntuk memperoleh anggaran sebanyak itu harus dibarengi dengan peningkatan ekspor sawit.
Baca Selengkapnya