Menteri Bambang ajak BUMN bantu pecahkan masalah logistik RI

Merdeka.com - Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas/PPN) Bambang Brodjonegoro hari ini membuka acara Forum BUMN ke-2 tahun 2016. Dalam sambutannya, Menteri Bambang menyinggung perihal stabilisasi harga pangan dan konsumsi sehat masyarakat.

Menurut dia, stabilisasi harga pangan dan konsumsi sehat pada 2025 mendatang akan menjadi tuntutan prioritas masyarakat. Terlebih lagi, populasi masyarakat juga meningkat drastis.‎

"Adanya pertambahan penduduk, tahun 2025 penduduk diperkirakan 284,5 juta. Akan ada peningkatan kelompok kelas menengah. Kelompok masyarakat ini akan menuntut penyediaan makanan yang praktis, legal, sehat dan murah. Nah pemerintah akan mendorong pola konsumsi beragam. Peningkatan konsumsi hewani dan lainnya," ujarnya di The Darmawangsa, Jakarta, Kamis (3/11).

‎Hanya saja, masih ada beberapa kendala dalam mewujudkan keinginan tersebut. Salah satunya adalah kendala perihal logistik yang dinilai masih sangat mahal dalam mendistribusikan barang terutama kebutuhan pangan.

‎"Perlu kerjasama berbagai pihak terkait baik pemerintah, lembaga maupun pemangku kepentingan lainnya. Peran logistik itu penting, masih sering kita terjadi gejolak harga daging sapi. Sistem logistik kita masih belum baik. Logistik yang memadai juga masih minim, umumnya di wilayah Timur," jelas dia.

Lanjut Menteri Bambang, ada beberapa usulan yang cob‎a diberikan pihaknya dalam mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya melalui usulan perubahan rute pelayaran kapal logistik.

‎"Katakan ada rute dari Surabaya langsung ke Sorong dalam rangka menurunkan harga. Tapi melihat skala yang akan digunakan, lebih baik dipecah. Ini bisa menyesuaikan skala ekonomi, karena belum banyak barang dari Papua yang bisa dibawa ke Sulawesi dan sekitarnya. Ini bisa menghemat banyak," tuturnya.

Kendati demikian, dirinya menilai jika tidak hanya perlu solusi dalam logistik di transportasi laut saja, namun juga di transpor‎tasi darat dan udara. Menurut dia, logistik di darat dan udara begitu mempengaruhi besarnya harga barang yang didistrubiskan.

"Tantangan dari analisa kita, dalam penentuan harga bukan besarnya angkutan laut, tapi daratnya. Misalnya dari Sorong ke Nabire. Perlu dipikirkan angkutan darat oleh BUMN atau angkutan udara. Sehingga harga di Papua misalnya itu jadi bisa lebih reasonable," kata dia.

"Untuk itu saya mengajak seluruh BUMN yang ada untuk bahu membahu mewujudkan nawa cita yang ada," pungkasnya.