Menteri Basuki klaim kekeringan akibat El Nino cuma di waduk kecil
Merdeka.com - Siklus El Nino yang melanda Indonesia belakangan ini membuat banyak daerah mengalami kekeringan. Kemarau panjang dikhawatirkan juga mengganggu pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Basuki Hadimuljono memastikan, dari 31 waduk yang dimonitor, 17 diantaranya memang mengalami kekeringan terutama untuk embung dengan kapasitas di bawah 500 meter kubik.
Meski begitu, Menteri Basuki memastikan dampak El Nino tidak mengganggu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Mayoritas waduk yang mengalami kekeringan berskala kecil.
-
Bagaimana Mentan mengatasi dampak El Nino di Barito Kuala? “Kita dihadapkan El Nino, yaitu kemarau panjang dan dahsyat. Antisipasinya kita dapat percepat tanam menjadi 3 kali tanam setahun. Habis panen langsung tanam dengan menggunakan alsintan. Losses panen dapat berkurang dan produksi dapat ditingkatkan,“ terangnya.
-
Kenapa PLTA Ketenger tidak berdampak negatif? Penempatan PLTA yang dibangun Belanda diperhitungkan dengan begitu matang sehingga tidak berdampak pada pertanian masyarakat setempat dan lingkungan sekitar.
-
Apa yang di lakukan Kementan untuk mengatasi dampak El Nino? Dalam rangka meredam dampak El Nino, Kementerian Pertanian (Kementan) mencanangkan program Gerakan Nasional (Gernas) tanam padi 500 ribu hektar.
-
Apa yang dilakukan Kementan untuk antisipasi El Nino? Direktorat Jendral Kementerian Pertanian (Ditjen PSP Kementan) terus melakukan upaya mengantisipasi dampak El Nino yang diperkirakan BMKG terjadi hingga akhir 2023.Salah satunya upayanya yakni mengembangkan optimasi lahan kering guna meningkatkan produksi pertanian di berbagai wilayah Indonesia.
-
Bagaimana dampak El Nino di Banten? “Berdasarkan hasil monitoring, seluruh wilayah di Provinsi Banten mulai masuk musim kemarau. Sesuai dengan prediksi kami, tahun ini akan ada fenomena El Nino dengan kondisi lemah sampai sedang, “ kata Kepala Balai Besar Wilayah II Tangsel, Hartanto.
-
Apa yang dilakukan Kementan untuk atasi El Nino? 'Kedua, peningkatan ketersediaan alsintan untuk percepatan tanam. Ketiga, peningkatan ketersediaan air dengan membangun atau memperbaiki embung, dam parit, sumur dalam, sumur resapan, serta rehabilitasi jaringan irigasi tersier dan pompanisasi. Keempat, penyediaan benih tahan kekeringan dan organisme pengganggu tanaman,' sebutnya.
"Waduk-waduk tersebut memang waduk yang memiliki ukuran kecil, biasanya PLTA ada di waduk besar yang sampai saat ini masih aman," kata Basuki dalam keterangannya, Rabu (5/8) malam.
Terkait kekeringan itu, lanjut Basuki, sebanyak 7,4 juta hektare sawah terdiri atas irigasi teknis dan irigasi non teknis, pihaknya sudah membuat formulanya. Namun untuk irigasi teknis air dijamin waduk-waduk besar seperti Kedung Ombo, Wonogiri Brantas dan Jatiluhur masih relatif aman.
Kondisi sebaliknya justru dirasakan non irigasi teknis. Menurut Basuki saat ini kekeringan lantaran tidak ada reservoirnya atau sawah tadah hujan.
"Sedangkan untuk daerah yang kekurangan supply air, kita sudah siapkan dengan IPA Mobile ataupun mobil tanki air, kita punya ratusan tanki air yang sudah kita sebar di Kabupaten-kabupaten agar bisa melayani untuk supply air minum," terangnya.
Sebelumnya, empat pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Kebumen Jawa Tengah dihentikan untuk sementara operasionalnya. Penghentian sementara tersebut dilakukan untuk menghemat cadangan air dan perawatan saluran irigasi selama musim kemarau.
PLTA yang tidak beroperasi tersebut meliputi PLTA Wadaslintang yang berkapasitas 16 Megawatt, PLTA Waduk Sempor berkapasitas 1,1 Megawatt, PLTA Pajengkolan berkapasitas 1,4 Megawatt dan PLTA Merden berkapasitas 400 Megawatt. Kepala Bidang Irigasi Dinas Sumberdaya Air dan Energi Sumberdaya Mineral (SDA ESDM) Kebumen, Muchtarom mengemukakan penghentian akan dimulai per 1 Agustus 2015.
"Nanti sebanyak empat PLTA itu tidak beroperasi karena penyaluran air dari Waduk Wadaslintang dan Sempor dihentikan. Otomatis, PLTA yang digerakkan oleh aliran irigasi waduk berhenti operasionalnya," katanya.
Dia menjelaskan saat ini persediaan air waduk di Kebumen sudah menurun volumenya. Penurunan volume di Waduk Wadaslaintang dan Sempor, misalnya, mengalami penurunan hingga lebih dari 50 persen. Kondisi tersebut, jelasnya, karena tidak ada tambahan air dan tidak adanya hujan di wilayah tersebut.
"Waduk Sempor yang volume maksimalnya mencapai 38 juta meter kubik kini hanya sekitar 9,16 juta kubik dengan elevasi 55 meter. Selain itu, volume Waduk Wadaslintang mencapai 231,4 juta kubik dengan evelasi 168,6 meter dari volume maksimal 388 juta kubik," ucapnya. (mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Banyuwangi, stok beras di Banyuwangi jumlahnya mencukupi sampai akhir tahun.
Baca SelengkapnyaDaerah itu memang curah hujan sedikit berkurang tetapi tidak sampai terjadi kekeringan.
Baca SelengkapnyaPemerintah waspadai dampak el nino pengaruhi suplai listrik di Indonesia.
Baca SelengkapnyaEl Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.
Baca SelengkapnyaDinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas optimistis sebagian besar tanaman padi di wilayahnya selamat dari kekeringan.
Baca SelengkapnyaIni merupakan tanda musim kemarau kering yang sudah diwanti-wanti oleh BMKG sejak lama.
Baca SelengkapnyaGibran menganggap pemadaman bergilir yang bisa sampai 12 jam termasuk parah
Baca SelengkapnyaKondisi ini tak lepas dari debit air di Bendungan Katulampa yang juga berkurang. Bahkan, tinggi aIr di Katulampa masih berada 0 cm sejak awal Juni 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaPemkab Banyuwangi telah mengimbau kepada para petani untuk menunda penanaman komoditas pertanian yang membutuhkan air banyak.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data dari BPBD, terdapat 16 kecamatan di Kabupaten Lebak yang rawan mengalami kekeringan.
Baca Selengkapnyasemua bangunan bangunan yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR sebelum digunakan terlebih dahulu dilakukan uji tahan gempa
Baca SelengkapnyaWilayah Indonesia tidak mengalami gelombang panas, karena berada di wilayah ekuator dengan kondisi geografis kepulauan dan dikelilingi perairan luas.
Baca Selengkapnya