Menteri Basuki: Perubahan Iklim Sama Seperti Covid-19, Masih Ada Orang Tidak Percaya
Merdeka.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menyinggung soal tantangan perubahan iklim yang menurutnya punya kemiripan seperti kasus pandemi Covid-19.
Meski ancaman perubahan iklim merupakan tantangan nyata, namun masih saja ada orang yang tidak percaya dengan hal tersebut. Dia lantas menyamakannya dengan krisis pandemi, di mana ada saja sekelompok orang yang menyangkal adanya virus corona.
"Dalam kondisi sekarang, saya membayangkan perubahan iklim itu kayak Covid-19. Perubahan iklim itu sudah ada dan terjadi, tapi masih juga ada orang yang enggak percaya perubahan iklim," kata Menteri Basuki saat acara puncak Hari Habitat dan Kota Dunia 2021 secara virtual, Rabu (27/10).
-
Mengapa perubahan iklim membuat orang merasa tertekan? Meskipun hanya sedikit dari individu-individu ini yang mengalami dampak ekstrem akibat perubahan iklim, mereka merasa terganggu oleh kerusakan lingkungan tempat yang mereka pedulikan, frustrasi atas kurangnya tindakan terhadap perubahan iklim, serta perasaan bersalah dan malu.
-
Kenapa perubahan iklim menjadi ancaman serius bagi sistem kesehatan Indonesia? 'Kita mengetahui resiko perubahan iklim berdampak kepada kesehatan dan sistem kesehatan,' sebutnya. 'Di satu sisi juga kita menyadari perubahan iklim juga dipengaruhi oleh kombinasi di berbagai kerentanan dan juga berbagai bahaya.' 'Meningkatnya suhu global meningkatkan panas dan kematian yang terkait dengan penyakit-penyakit seperti kardiovaskular, gagal pernapasan, dan ginjal khususnya di kelompok orang rentan seperti lanjut usia, anak-anak. Juga berdampak pada kesehatan ibu.'
-
Mengapa para ilmuwan memperingatkan tentang krisis iklim saat ini? 'Sangat penting untuk tidak melupakan krisis iklim saat ini, yang merupakan akibat dari emisi gas rumah kaca manusia,' tegas Dr. Eunice Lo, peneliti Perubahan Iklim dan Kesehatan di Universitas Bristol.
-
Apa dampak perubahan iklim bagi bumi? Hasil simulasi tersebut menyimpulkan bahwa dalam waktu 250 juta tahun, atmosfer bumi akan terkandung penuh oleh gas CO2. Kondisi ini ditambah dengan panas yang tak tertahankan dari sinar matahari yang akan membuat bumi tidak lagi menjadi tempat layak untuk mendukung kehidupan, termasuk bagi umat manusia.
-
Bagaimana ketakutan iklim berdampak pada mental? Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa perubahan iklim dapat menyebabkan beragam emosi negatif pada kelompok usia ini, yang dikenal sebagai 'ketakutan iklim.'
-
Siapa yang merasakan dampak perubahan iklim pada mental? Penelitian ini memfokuskan pada pengalaman kaum muda di Inggris Raya, dengan rentang usia 16 hingga 24 tahun.
"Persis dengan Covid-19. Covid-19 ini ada, tapi ada sebagian penduduk yang tidak percaya, sehingga vaksinasi pun enggak mau. Ada PCR enggak mau. Ada antigen bahkan enggak mau, hanya karena persepsinya covid itu buatan. Jadi menurut saya hampir sama," ujarnya.
Padahal, ancaman perubahan iklim itu memiliki wujud yang lebih jelas dan nyata. Hal itu menurutnya harus diantisipasi agar kenaikan gas emisi tidak sampai benar-benar mengancam.
"Perubahan iklim itu ada sebab dan akibatnya. Kalau ada sebabnya berarti kita bisa mencegahnya, kalau ada dampaknya kita bisa mengurangi atau beradaptasi dengan perubahan iklim," seru Menteri Basuki.
Mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi), ia menyebut, penyebab perubahan iklim yang paling nyata karena adanya pertambahan penduduk secara global, khususnya di kawasan perkotaan.
Menurut dia, angka pertambahan penduduk di perkotaan potensi mencapai lebih dari 60 persen. Warga baru ini pastinya nanti bakal membutuhkan hunian sebagai tempat bernaung.
"Kita ketahui, setiap hunian itu menggerakkan tidak kurang dari 140 industri lainnya. Mau air conditioning, mau hairdryer, mau ricecooker, mau kulkas, pasir, bata. Itu semua membutuhkan energi," ucap Menteri Basuki.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam potongan klip tersebut terdapat dua orang laki-laki yang tengah mengobrol
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto mengatakan ancaman climate change atau perubahan iklim bukan teori belaka.
Baca SelengkapnyaKenaikan suhu udara ini diduga akibat perubahan iklim yang menganggu kehidupan masyarakat.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaKetua MASINDO, Dimas Syailendra Ranadireksa, menjelaskan upaya sadar risiko perlu diimplementasikan oleh semua pihak dalam kehidupan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaDibantu PBB, Indonesia Bangun Sistem Kesehatan yang Tahan Terhadap Perubahan Iklim
Baca SelengkapnyaIndonesia Sustainability Forum (ISF) 2023 resmi dimulai hari ini, Kamis (7/9).
Baca Selengkapnya