Menteri ESDM: Penambahan Pembangkit Baru Mulai 2030 Seluruhnya dari EBT
Merdeka.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menargetkan, penambahan pembangkit listrik mulai 2030 akan berasal dari energi baru terbarukan (EBT). Upaya ini sebagai langkah menekan tingkat emisi gas rumah kaca dan target net zero emission 2060.
Tujuan tersebut, dimaksudkan dalam upaya substitusi pembangkit listrik tenaga fosil, namun juga guna memenuhi lonjakan kebutuhan listrik di Indonesia.
"Maka penambahan pembangkit listrik mulai tahun 2030 seluruhnya berasal dari EBT terutamanya PLTS, sehingga pada tahun 2060, total kapasitas pembangkit listrik seluruhnya berasal dari EBT,” katanya dalam Indonesia Pathway to Net Zero Emission – Energy Transition, Kamis (21//10).
-
Siapa yang berkomitmen menurunkan emisi karbon melalui pengembangan ekosistem kendaraan listrik? Mewakili Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatkan, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon 358 juta ton CO2 ekuivalen di tahun 2030.
-
Kenapa teknologi energi bersih penting di 2025? Teknologi yang dikembangkan untuk mengurangi atau bahkan memulihkan kerusakan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia terhadap lingkungan serta mendukung upaya pengurangan emisi karbon, diperkirakan akan menjadi sektor pertumbuhan yang signifikan pada tahun 2025.
-
Bagaimana cara Motor Listrik Indonesia mengurangi emisi? Kehadiran sejumlah brand lokal tidak terlepas dari upaya pemerintah Indonesia dalam mengembangkan industri otomotif berbasis elektrifikasi untuk mengurangi emisi karbon dioksida.
-
Apa yang dilakukan Pertamina untuk mencapai target Net Zero Emission 2060? Demi mencapai target Net Zero Emission 2060 PT Pertamina (Persero) telah melaksanakan berbagai program yang hasilnya telah terlihat nyata. Pertamina pamerkan deretan capaian tersebut pada gelaran Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2023 atau Conference of the Parties 28 di Uni Emirat Arab.
-
Bagaimana Pertamina mencapai target Net Zero Emission 2060? Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s).
-
Mengapa teknologi energi terbarukan akan berkembang pesat? Dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan ketergantungan pada sumber energi fosil, teknologi energi terbarukan seperti energi surya, angin, dan hidro memiliki potensi besar untuk booming di masa depan.
Upaya ini, kata Menteri Arifin merupakan bagian dari peta jalan atau roadmap yang telah disusun pemerintah dalam menekan emisi gas rumah kaca periode 2021-2060. Sebelum masuk pada pembangunan pembangkit listrik tersebut, dia menyebut ada langkah lainnya yang secara bertahap dilakukan.
Misalnya dengan peralihan pembangkit listrik tenaga fosil kepada pembangkit dengan emisi karbon yang minim. "Melakukan retirement pembangkit listrik tenaga fosil yang akan dilakukan secara bertahap sesuai umur pembangkit atau dilakukan lebih cepat sesuai mekanisme yang tepat," katanya.
Dia menilai bahwa konsumen energi dari pihak komersial dan industri memiliki peran penting dalam transisi energi di Indonesia. Dia mengklaim komitmen yang dimiliki sektor komersial dan industri telah mendukung menuju penggunaan EBT secara keseluruhan dalam lingkup rantai pasoknya.
"Perusahaan sektor komersial dan industri telah memiliki komitmen baik tingkat global maupun nasional untuk meningkatkan penggunaan EBT bahkan hingga 100 persen dalam rantai pasoknya dalam rangka kontribusi dalam penurunan emisi gas rumah kaca," katanya.
Selanjutnya
Dia melihat bahwa komitmen yang dibangun perusahaan sektor komersial dan industri itu bisa jadi kesempatan bagi pemerintah untuk melakukan kolaborasi dalam transisi energi. Pasalnya, itu sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai karbon netral di sektor energi tahun 2060.
"Atau lebih cepat serta mewujudkan pemulihan ekonomi Indonesia melalui pembangunan rendah karbon," katanya.
Dengan landasan demikian, dia mendorong kolaborasi inovatif dengan kalangan perusahaan yang dapat mengakselerasi transisi energi. Maksudnya adalah adanya terobosan baru dalam langkah melakukan transisi energi bersih.
"Kami harap kerja sama seluruh pemangku kepentingan dapat terus diperkuat untuk terus membangun solusi kebijakan model bisnis dan keuangan yang dapat menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif," tuturnya.
Tujuannya, kata dia, agar perusahaan bisa lebih memanfaatkan EBT untuk operasional sendiri maupun pengembangan EBT secara berkelanjutan.
Selain itu, Menteri Arifin menuturkan upaya-upaya yang akan dilakukan dalam mengejar tujuan tersebut. Salah satu strategi utama yang dilakukan adalah dengan adanya pengembangan EBT secara masif.
Retirement PLT Fosil secara bertahap sesuai dengan umur pembangkit atau bisa lebih cepat (Early Retirement) dengan mekanisme yang tepat. Mengoptimalkan pemanfaatan energy storage seperti pump storage, Battery Energy Storage System (BESS), dan hydrogen fuel cell secara bertahap mulai 2031.
Opsi penggunaan nuklir direncanakan akan dimulai tahun 2045, dengan kapasitas hingga mencapai 35 GW di tahun 2060.
Meningkatkan keandalan jaringan dengan membangun konektivitas baik dalam maupun antar pulau serta mengembangkan implementasi smart grid dan smart meter. Serta, transformasi melalui substitusi penggunaan energi melalui intensifikasi kompor listrik dan pembangunan Jaringan Gas Rumah Tangga.
"Kita juga mendorong penggunaan kendaraan listrik dengan target menghentikan penjualan motor konvensional di tahun 2040 dan mobil konvensional di tahun 2050, serta penyediaan transportasi umum yang lebih masif," tutupnya.
Reporter: Arifin Rahman
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Langkah ini diperlukan untuk mengurangi tingkat emisi dari operasional smelter. Termasuk dalam mengejar target nol emisi karbon.
Baca SelengkapnyaStrategi PLN untuk mencapai net zero emission 2060, terbagi menjadi beberapa tahap.
Baca SelengkapnyaPercepatan transisi energi fosil ke EBT diperlukan untuk mewujudkan target emisi karbon netral atau net zero emission pada 2060 mendatang.
Baca SelengkapnyaMenteri ESDM beberkan penyebab bauran energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia tidak akan mencapai target di 2025.
Baca SelengkapnyaProgram ini akan memberikan dampak positif bagi negara dengan mengurangi konsumsi batu bara sebesar 2,98 juta ton per tahun.
Baca SelengkapnyaPemerintah tidak ingin Indonesia sembrono dalam mengekspor energi hijau.
Baca SelengkapnyaRencana ini untuk mencapai target net zero emission di 2060.
Baca SelengkapnyaPemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 68 gigawatt (GW) dalam 10 tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaPemerintah tengah fokus terhadap kendaraan roda dua yang sudah over-populasi.
Baca SelengkapnyaPLN tengah fokus dalam pengurangan penyediaan listrik yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Baca SelengkapnyaKomitmen ini, lanjut Jokowi, diwujudkan melalui pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) yang lebih ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaJalan dekarbonisasi merupakan panduan penting menuju net zero emission.
Baca Selengkapnya