Menteri Sri Mulyani catat defisit per Februari capai Rp 48,9 triliun
Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) hingga Februari 2018 tercatat sebesar Rp 48,9 triliun. Angka tersebut lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar Rp 54,7 triliun.
"Defisit sampai Februari sebesar Rp 48,9 triliun. Angka ini lebih rendah dari tahun sebelumnya periode yang sama yaitu Rp 54,7 triliun. Atau bahkan 2016 sebesar Rp 86,7 triliun," ujarnya di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Maret (12/3).
Menteri Sri Mulyani menjelaskan, pendapatan negara hingga Februari sebesar Rp 200,1 triliun atau 10,6 persen dari APBN. Komponennya, pajak dan bea cukai mengumpulkan pendapatan sebesar Rp 160,7 triliun atau 9,9 persen dari APBN 2018.
-
Apa yang disampaikan Sri Mulyani tentang anggaran perlinsos Kemensos? 'Apabila dilihat pada chart tersebut, realisasi anggaran perlinsos dan bansos dari Kemensos 6 tahun terakhir, 2019—2024 periode yang sama Januari—Februari, tidak terdapat perbedaan pola realisasi belanja perlinsos kecuali pada tahun 2023,' ucap Sri Mulyani di Mahkamah Konstitusi RI, Jumat (5/4).
-
Apa yang diungkapkan Sri Mulyani tentang bukber Kabinet Jokowi? Sangat terbatas, tidak semua menteri hadir termasuk dari PDIP, PKB dan NasDem.
-
Apa kerugian negara akibat korupsi Bansos Jokowi? 'Kerugian sementara Rp125 milyar,' pungkasnya.
-
Dimana sumber APBN berasal? Pemasukan dalam APBN berasal dari berbagai sumber, termasuk pajak, penerimaan negara bukan pajak, pendapatan dari perusahaan negara, hibah dan bantuan luar negeri, serta sumber pendapatan lainnya.
-
Apa rencana Prabowo untuk meningkatkan pendapatan negara? Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto berencana akan membuat lembaga khusus bernama Badan Penerimaan Negara (BPN) untuk memaksimalkan pendapatan negara.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
"Sementara PNBP Rp 39,2 triliun atau 14,2 persen dari target tahun ini atau tumbuh 34 persen. PNBP tahun lalu 29,3 triliun atau tumbuh 23,6 persen. Jadi tahun lalu PNBP sudah tumbuh tinggi, dan tahun ini tumbuh lebih tinggi lagi," jelasnya.
Sementara itu, belanja negara tahun 2018 tercatat sebesar Rp 246 triliun sampai akhir Februari. Angka tersebut naik 10,4 persen apabila dibandingkan dengan tahun lalu yang mencatat angka belanja sebesar Rp 225,6 triliun.
"Belanja K/L pada Februari ini Rp 55,2 triliun dibanding tahun lalu Rp 43,9 triliun. Jadi ada kenaikan bahkan double digit 25,8 persen, terjadi kenaikan baik penerimaan dan belanjanya.Belanja non K/L Rp 72,4 triliun, lebih tinggi dari tahun lalu Rp 59 triliun," jelasnya.
"Total belanja pemerintah pusat Rp 127,6 triliun atau tumbuh 24,1 persen dibanding tahun lalu yg hanya Rp 102,8 triliun. Jadi di sisi belanja terjadi akselarasi belanja yang cukup luar biasa," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Angka tersebut sudah melebihi target Undang Undang (UU) APBN untuk tahun 2023 yang hanya Rp2.463,2 triliun.
Baca SelengkapnyaBendahara negara ini juga melaporkan, kinerja APBN sampai dengan akhir Juli masih tetap terjaga positif.
Baca SelengkapnyaDengan capaian ini, untuk keseimbangan primer mengalami surplus mencapai Rp122,1 triliun.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar 5, 4 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Baca Selengkapnya“Defisit fiskal diperkirakan berada pada kisaran 2,45-2,82 persen PDB,” kata Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaPada APBN 2019, defisit sebesar Rp348,7 triliun atau 2,20 persen terhadap PDB.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mencatat APBN Surplus Rp67,7 Triliun per Kuartal II-2023
Baca SelengkapnyaSri Mulyani merinci, penerimaan pajak terbesar disumbang Pajak penghasilan (PPh) Non Migas mencapai Rp593,76 triliun.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimis outlook penerimaan pajak tahun ini bisa melebihi target yang sudah ditentukan sebesar Rp1.818,2 triliun.
Baca SelengkapnyaPendapatan negara sampai 12 Desember 2023 tercatat mencapai Rp2.553,2 triliun.
Baca SelengkapnyaAPBN pada Juli mengalami defisit Rp93,4 triliun atau 0,41 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaPendapatan negara jika dibandingkan tahun sebelumnya mengalami penurunan yakni 7,6 persen secara tahunan
Baca Selengkapnya