Menteri Sri Mulyani Minta Indonesia Waspada Gelombang Ketiga Covid-19
Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati meminta, kepada seluruh anggota Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) untuk mewaspadai terjadinya penyebaran Covid-19 gelombang ketiga di Tanah Air. Sebab, sudah ada beberapa negara yang mengalaminya dan terpaksa menutup wilayahnya atau melakukan lockdown.
Dia mencontohkan, seperti negara Prancis, Italia dan Jerman, mereka semua telah melakukan lockdown kembali. Hal ini akan mengakibatkan dampak kepada masyarakat, sosial, dan ekonomi yang begitu besar.
Tak hanya itu, India juga demikian. Sebagai negara yang berhasil memproduksi vaksin dan akan menjadi supplier vaksin dunia, India dalam situasi sekarang mengalami kenaikan jumlah kasus Covid-19 yang meningkat luar biasa. Kondisi itu menyebabkan mereka kemudian membuat keputusan supply vaksin seluruh dunia hanya untuk digunakan di dalam negeri.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Siapa yang khawatir tentang kemungkinan pandemi berikutnya? Salah satu orang terkaya dunia, Bill Gates telah mengingatkan publik selama beberapa dekade terakhir mengenai sejumlah ancaman serius. Dia menyebutkan bahwa bencana iklim hingga kemungkinan serangan siber besar akan menjadi ancaman serius bagi umat manusia di bumi, tetapi itu bukan yang utama. Dia menyebut, ada dua ancaman terbesar yang mengkhawatirkan Bill Gates. Kedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya dalam 25 tahun ke depan.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
-
Kenapa Covid Pirola dikhawatirkan? Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Varian BA.2.86, yang dijuluki 'Pirola', adalah varian baru Omicron yang bermutasi dan memicu lonjakan kasus baru. Pirola memiliki lebih dari 30 mutasi penting, menurut Scott Roberts, spesialis penyakit menular Yale Medicine dikutip dari Al-Jazeera.
-
Siapa yang mengimbau masyarakat untuk waspada? Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Marlison Hakim mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan pemahaman dalam mengenali ciri-ciri uang mutilasi untuk menghindari uang rupiah yang dirusak secara sengaja tersebut.
"Kenaikan lonjakan ini yang saya sampaikan bahwa Covid-19 sebagai sebuah pandemi penyakit yang mudah menular dan menyebabkan kemudian kebijakan-kebijakan publik sebagai implikasi dari penularan ini memiliki dampak yang luar biasa dari sisi sosial dan juga ekonomi," kata Sri Mulyani yang juga sebagai Ketua IAEI, dalam webinar IAEI, secara virtual, Selasa (6/4).
"Langkah cepat penyebaran virus Covid-19 hanya bisa diputus apabila kita melakukan berbagai langkah-langkah seperti melakukan jaga jarak, menggunakan masker, serta mencuci tangan," sambungnya.
Bendahara Negara itu pun berharap di dalam webinar ini, seluruh anggota IAEI bisa melihat fenomena, tantangan, serta dampaknya dari sisi kebijakan ekonomi yang memiliki implikasi bagi bangsa Indonesia. Apalagi fenomena Covid-19 tidak terjadi setiap tahun atau setiap 10 tahun, terjadinya 100 tahun sekali.
"Maka IAEI harus juga bisa melihat fenomena ini tantangan ini dan dampaknya dari sisi kebijakan ekonomi. Mari kita tingkatkan mendiskuisikakn melihat data dan mengkajinya dan kemudian kita bisa memahami untuk bisa Indonesia terus menerus memperbaiki kebijkannya," jelasnya.
Satgas Ingatkan Adanya Gelombang Ketiga Pandemi Covid-19 di Sejumlah Negara
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito, mengingatkan terjadinya gelombang ketiga atau third wave pandemi Covid-19 di sejumlah negara di dunia. Gelombang ketiga ini ditandai dengan kenaikan kasus secara signifikan pada suatu periode tertentu.
"Jika gelombang ketiga terjadi, maka kenaikan kasus yang terjadi akan terjadi untuk kali ketiga," katanya, Rabu (6/1).
Wiku menjelaskan, gelombang ketiga pandemi Covid-19 di sejumlah negara menunjukkan penularan mencakup lapisan masyarakat yang lebih luas. Selain itu, muncul klaster-klaster pada kegiatan sektor sosial, ekonomi yang mulai dibuka setelah adanya pelandaian kasus Covid-19.
Dia mengambil contoh di Jepang. Gelombang ketiga pandemi Covid-19 di negeri matahari terbit itu dikontribusikan klaster tempat kerja. Lonjakan kasus Covid-19 pada periode tertentu ini disebabkan ketidaksiapan dalam melakukan mitigasi.
Mitigasi dalam penanganan Covid-19 yang baik, kata Wiku, meliputi upaya kuratif melalui upaya persiapan fasilitas kesehatan memadai. Kemudian upaya preventif melalui penegakan disiplin protokol kesehatan yang baik.
"Walau negara yang tergolong maju dari segi penanganan kesehatan yang baik dan fasilitas kesehatan lengkap nyatanya belum tentu dapat mampu menopang perkembangan kasus jika tidak disertai dengan kepatuhan protokol kesehatan," sambungnya.
Indonesia telah mempersiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 pada periode tertentu. Pertama, membuat pedoman rekayasa pelayanan kesehatan jika terjadi lonjakan kasus dan menyesuaikan besaran kenaikan kasus.
Kedua, koordinasi Satgas Penanganan Covid-19 mulai dari tingkat nasional sampai tingkat kelurahan atau desa untuk mendukung upaya perubahan perilaku disiplin protokol kesehatan.
"Ini sampai ke tingkat mikro, dengan menggunakan sistem pelaporan perubahan perilaku untuk menghasilkan data yang realtime supaya dapat dilakukan tindakan dengan cepat," jelasnya.
Ketiga, pembatasan mobilitas di dalam negeri dan luar negeri untuk mencegah imported case. Pencegahan mulai dari daerah atau negara dengan kasus varian baru. Pembatasan ini melalui Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19 No. 3 Tahun 2020 dan No. 4 Tahun 2020.
Wiku mengingatkan upaya pemerintah ini tidak akan berhasil tanpa partisipasi dari masyarakat. Karena itu, dia meminta masyarakat bekerja sama untuk disiplin mematuhi peraturan yang dibuat. Karena kepatuhan adalah modal dalam meningkatkan produktivitas masyarakat yang aman Covid-19.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia berupaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaLonjakan inflasi yang dirasakan oleh sejumlah negara mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat, termasuk di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKetegangan geopolitik yang meningkat pada Oktober 2024 disebabkan oleh Israel yang memperluas serangan terhadap Hamas dan Hizbullah di Lebanon.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan dinamika politik dunia, saat ini terdapat sejumlah persoalan yang bisa menyebabkan Indonesia mengalami disrupsi suplai.
Baca SelengkapnyaPB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.
Baca SelengkapnyaBandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.
Baca SelengkapnyaPada tahun ketiga pemerintahan Jokowi, Sri Mulyani ditarik kembali ke Indonesia untuk menduduki lagi posisi Menteri Keuangan.
Baca SelengkapnyaIndonesia masih terus bertahan agar tidak masuk dalam kondisi resesi seperti yang dialami oleh negara maju.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut PMI manufaktur Indonesia berada dalam tren menanjak di atas 50, bersama dengan beberapa negara seperti Turki dan Meksiko.
Baca SelengkapnyaDengan nada bercanda, Sri Mulyani mengungkap bahwa suhu panas yang terjadi itu bukan dari tahun politik.
Baca Selengkapnya