Menteri Sri Mulyani: Pemulihan Ekonomi ini Pasti Ada Jalan Terjal dan Berkelok

Merdeka.com - Proses pemulihan ekonomi Indonesia tidak hanya bergantung pada penyebaran dan penanganan pandemi Covid-19. Lebih dari itu, momentum pertumbuhan harus juga mewaspadai kondisi perekonomian global, khususnya negara maju yang melakukan penyesuaian kebijakan selama masa pemulihan ekonomi.
"Kita harus tetap waspada dari lingkungan global seperti negara maju yang melakukan penyesuaian kebijakan. Pemulihan ekonomi ini tidak akan berjalan secara linear, pasti ada jalan terjal dan berkelok, maka kami harus fleksibel dan waspada," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam webinar: Hadapi Bersama Perubahan Iklim dan Strategi Ekonomi Hijau, Jakarta, Selasa (14/12).
Beberapa negara maju mengalami proses pemulihan ekonomi yang lebih cepat dan meninggalkan negara lainnya. Akibatnya inflasi ekonomi di negara-negara tersebut meningkat drastis. Pada Oktober 2021 Amerika Serikat mengalami inflasi terburuk dari yang pernah ada.
"Inflasi 6,2 persen ini terburuk dari yang pernah dialami Amerika Serikat," kata dia.
Bahkan pada November, inflasi di negeri Paman Sam tersebut kembali naik menjadi 6,8 persen. Dari perkembangan ini, kata Menteri Sri Mulyani, Indonesia harus bersiap melakukan proteksi terhadap tekanan yang bisa terjadi.
"Kita harus bisa proteksi tekanan ke otoritas moneter buat pengetatan akan lebih besar," kata dia.
Peningkatan juga terjadi di negara-negara Eropa yang mengalami inflasi hingga 4 persen. Padahal sebelumnya inflasi di Eropa mendekati 0 persen atau malah mengalami deflasi saat kondisi pra pandemi.
Kondisi ini seharusnya diantisipasi untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi. Sebab kenaikan inflasi di negara-negara maju bisa berdampak langsung pada negara-negara berkembang dan negara pasar seperti Indonesia.
Menteri Sri Mulyani Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 2021 Bisa Capai 4,5 Persen
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memperkirakan, pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang 2021 sebesar 3,7 persen hingga 4,5 persen. Dia optimis perekonomian nasional membaik dibandingkan tahun sebelumnya meski pada pertengahan tahun dihadapkan dengan ledakan kasus Covid-19 varian delta.
"Dari keseluruhan tahun ini akan ada akselerasi pertumbuhan ekonomi sehingga di akhir tahun bisa tumbuh 3,7 persen - 4,5 persen," kata Menteri Sri Mulyani dalam webinar: Hadapi Bersama Perubahan Iklim dan Strategi Ekonomi Hijau, Jakarta, Selasa (14/12).
Menteri Sri Mulyani menuturkan selama tahun 2021, pemerintah dan berbagai pihak telah bekerja keras dalam mengendalikan penyebaran Covid-19 dan pemulihan ekonomi. Kebangkitan perekonomian tahun ini bahkan lebih cepat dan dalam waktu yang singkat meski dihadapkan pada tantangan penyebaran varian delta.
Sejak memasuki kuartal IV dan menjelang akhir tahun perekonomian makin bergerak lebih cepat. Tercermin dari kegiatan di sektor manufaktur yang sudah meningkat hingga IPM Manufaktur Indonesia di level 53,9.
Tak hanya itu, kegiatan ekspor produk Indonesia terus meningkat di atas 50 persen. Disusul dengan neraca perdagangan yang terus surplus selama masa pandemi. Beberapa faktor tersebut membuat Sri Mulyani meyakini pertumbuhan ekonomi nasional telah bergerak menuju pemulihan.
"Dalam kuartal IV ini kita melihat perkembangan yang luar biasa dari berbagai kegiatan ekonomi," kata dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya