Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menteri Sri Mulyani Sebut Dampak Pandemi Lebih Membebani Perempuan, ini Alasannya

Menteri Sri Mulyani Sebut Dampak Pandemi Lebih Membebani Perempuan, ini Alasannya Sri Mulyani. ©2017 merdeka.com/anggun situmorang

Merdeka.com - Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, bahwa dampak pandemi Covid-19 lebih dirasakan oleh kaum perempuan. Mengingat beban pekerjaan yang dipikul kaum perempuan lebih berat ketimbang laki-laki.

Dia mencontohkan, sektor kesehatan merupakan salah satu yang memberikan beban tinggi bagi kelompok perempuan di tengah pandemi Covid-19. Menyusul tingginya jumlah tenaga kerja kaum wanita ketimbang laki-laki.

"Jadi walaupun Covid-19 tidak memilih laki-laki dan perempuan, tapi karena dia menghantam bidang kesehatan dan sosial, dampaknya lebih berat dan lebih dirasakan langsung. Karena 70 persen tenaga kerja di sektor ini adalah perempuan," ungkapnya dalam acara TINTA IIQ, Jumat (7/5)

Lalu, Pandemi Covid-19 juga menghantam serius kelangsungan bisnis di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Padahal, mayoritas tenaga kerja di sektor informal itu ialah kelompok perempuan yang mencapai 93 persen.

"Jadi, dampaknya menjadi tidak sama. Kita lihat sektor ekonomi yang terkena UMKM itu mayoritas juga pelakunya perempuan," tekannya.

Pun, dampak buruk pandemi Covid-19 juga turut dirasakan pada kelompok ibu rumah tangga. Mengingat adanya tambahan beban pekerjaan rumah tangga.

"Karena Covid-19 ini menyebabkan orang harus berada di dalam rumah. Sekali lagi menjadi beban perempuan luar biasa berat," terangnya.

"Jadi, para hadirin yang saya hormati, ini memang sesuatu yang memberikan dimensi perempuan menghadapi akibat atau implikasi yang lebih berat," ucap dia mengakhiri.

Melihat Peran Perempuan di Tengah Covid-19

Tidak bisa dipungkiri Pandemi Covid-19 yag memaksa kita mengurangi aktivitas di luar rumah menjadi tugas 'ekstra' bagi para ibu. Betapa tidak, para ibu diharuskan menjaga cukup gizi bagi suami dan anak-anak agar imunitas tidak menurun.

Tidak hanya itu, para ibu juga mendapat 'tugas tambahan' mendampingi belajar jarak jauh si anak. Untuk itu, jelang Hari Ibu yang jatuh pada Selasa 22 Desember 2020, PDIP bicara soal peran perempuan di tengah pandemi Covid-19, yang digelar dalam webinar dengan tema 'perempuan jalan peradaban Indonesia'.

"Bagaimana perempuan hadir untuk mencukupi kebutuhan gizi bagi keluarganya. Di tengah Covid, peran ibu penting. Bung Karno menegaskan, kaum perempuan adalah yang mula-mula induknya kultur. Perempuan lah yang membangun kultur yang utama dan bukan laki-laki," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang membuka webinar, Senin (21/12).

Dalam kesempatan itu pula, dia menyebut PDIP selalu memberikan ruang yang besar bagi kaum perempuan. Ini bukan karena faktor elektoral semata, tapi sebagaimana visi dari Bung Karno dan pesan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terhadap kepeloporan perempuan.

"Kami berharap pesan Ibu Megawati Soekarnoputri dapat kita jalankan. Persoalan emansipasi perempuan bagian dari emansipasi bangsa. Artinya, keterlibatan dan kesadaran diri dari kaum perempuan untuk bersama kaum laki-laki, untuk mewujudkan Indonesia Merdeka," jelas Hasto.

Sementara, sebagai keynote speaker, Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengutip pernyataan Bung Karno soal peran perempuan. "Seperti Bung Karno sampaikan, perempuan adalah salah satu dari dua sayapnya seekor burung. maka jelas diperlukan peran aktif perempuan yang menyeluruh dan berkelanjutan," kata Puan.

Karena itu, di tengah pandemi Covid-19 ini, dia melihat peran perempuan sangat berarti. Sehingga, bisa membawa Indonesia bangkit dari pandemi.

"Saya mengajak semua bahwa tahun 2021, sebagai tahun Indonesia menjawab semua tantangan, tahun pemulihan, tahun kebangkitan Indonesia dari pandemi covid-19," tutur Puan.

Sementara, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Bintang Puspayoga, yang hadir sebagai narasumber di acara itu, mendorong perjuangan perempuan memerangi covid-19.

"Yakni dengan memastikan keluarga dan lingkungan sekitar tetap aman dengan protokol kesehatan," kata Bintang.

Wali Kota Surabaya yang juga kader PDIP Tri Rismaharini atau Risma juga turut hadir dalam webinar kali ini. Dia menceritakan bagaimana peran perempuan cukup besar mengampil peran di kotanya.

Misalnya, kader kesehatan dimana 98 persennya adalah perempuan. Mereka yang mengingatkan waktunya imunisasi anak dan pemeriksaan lansia gratis. Ada juga kader Ibu Pemantau Jentik yang jumlahnya sampai 237 ribu sehingga wabah DBD jangan sampai terjadi di kota itu.

"Kami juga mempunyai kampung pendidikan. Jadi kampung pendidikan ini sebetulnya judulnya bidikan, kami memantau harus anak anak bisa sekolah. Awalnya begitu. Kemudian bergerak menjadi kampungne arek suroboyo. Jadi mereka mengatur jadwal menonton TV, itu diatur. Kemudian ada yang piket. Jadi ada yang main-main di jalan saat waktunya belajar," kata Risma.

Ketua DPP PDIP bidang Kesehatan, Perempuan dan Anak, Sri Rahayu, menambahkan partainya konsisten mendorong partisipasi politik perempuan. Dengan berbagai cara, diantaranya dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Di 2020, total 28 orang perempuan terpilih menjadi Kepala/Wakil Kepala Daerah.

"Dalam hal ini, PDI Perjuangan memang benar-benar menyiapkan pemimpin untuk rakyat, dengan melibatkan perempuan dalam politik karena PDI Perjuangan hendak menghadirkan politik keseharian, bukan wajah politik yang berorientasi pada kekuasaan dengan menghalalkan segala cara," kata Sri Rahayu.

Bagaimana contoh praktiknya? Walikota Risma mengatakan banyak pihak yang menganggap dirinya sukses memimpin Surabaya. Semua itu bisa terjadi karena peran perempuan dan laki-laki yang menjadi kader-kader. Misalnya, ada 27 ribu kader lingkungan yang bersama Pemkota Surabaya mengolah sampah menjadi kompos, misalnya.

Risma juga membawa Surabaya kader kesehatan dimana 98 persennya adalah perempuan. Mereka yang mengingatkan waktunya imunisasi anak dan pemeriksaan lansia gratis. Ada juga kader Ibu Pemantau Jentik yang jumlahnya sampai 237 ribu sehingga wabah DBD jangan sampai terjadi di kota itu.

"Kami juga mempunyai kampung pendidikan. Jadi kampung pendidikan ini sebetulnya judulnya bidikan, kami memantau harus anak anak bisa sekolah. Awalnya begitu. Kemudian bergerak menjadi kampungne arek suroboyo. Jadi mereka mengatur jadwal menonton tv, itu diatur. Kemudian ada yang piket," kata Risma.

"Jadi ada yang main-main di jalan saat waktunya belajar. Itu yang piket mengingatkan tak boleh keluyuran saat jam belajar. Ada kreasi juga ada yang latihan menari beladiri dan sebagainya. Jadi di kampung itu digerakkan setiap anak punya prestasi," lanjut dia.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Survei: Sumber Stres Nomor Satu Bagi Wanita Adalah Uang
Survei: Sumber Stres Nomor Satu Bagi Wanita Adalah Uang

Ada beberapa alasan mengapa permasalahan keuangan perempuan menjadi lebih parah.

Baca Selengkapnya
Cawagub Banten Dimyati Tuai Kritik Karena Bicara Isu Sensitif soal Wanita di Debat
Cawagub Banten Dimyati Tuai Kritik Karena Bicara Isu Sensitif soal Wanita di Debat

Seakan ingin menyerang rivalnya calon gubernur Banten Airin Rachmi Diany, Dimyati justru dinilai merendahkan kaum perempuan.

Baca Selengkapnya
May Day 2024, Puan Minta Pemerintah Pastikan Buruh Dapat Jaminan Masa Tua
May Day 2024, Puan Minta Pemerintah Pastikan Buruh Dapat Jaminan Masa Tua

Puan menilai, perlindungan terhadap buruh sangat penting di tengah banyaknya tantangan global saat ini.

Baca Selengkapnya
Canda Sri Mulyani soal Suhu Panas: Ini Bukan Karena Politik, Tapi Benar-benar Panas
Canda Sri Mulyani soal Suhu Panas: Ini Bukan Karena Politik, Tapi Benar-benar Panas

Dengan nada bercanda, Sri Mulyani mengungkap bahwa suhu panas yang terjadi itu bukan dari tahun politik.

Baca Selengkapnya
Disebut Siap Mundur dari Menteri Keuangan, Ini Sederet Prestasi Mentereng Sri Mulyani
Disebut Siap Mundur dari Menteri Keuangan, Ini Sederet Prestasi Mentereng Sri Mulyani

Faisal Basri Menyebut Sri Mulyani jadi menteri yang paling siap mundur.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia Tahan Banting di Bawah Kepemimpinan Presiden Jokowi
Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia Tahan Banting di Bawah Kepemimpinan Presiden Jokowi

Sebagai contoh, Indonesia berhasil menghadapi berbagai tantangan dalam mengendalikan penyebaran virus covid-19.

Baca Selengkapnya
Inflasi Masih Tinggi, Sri Mulyani: Kondisi Ekonomi Dunia Sedang Tidak Baik
Inflasi Masih Tinggi, Sri Mulyani: Kondisi Ekonomi Dunia Sedang Tidak Baik

Lonjakan inflasi yang dirasakan oleh sejumlah negara mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat, termasuk di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Sebut Pegawai Pajak dan Bea Cukai Dibenci Sekaligus Dirindukan Rakyat, Ini Alasannya!
Sri Mulyani Sebut Pegawai Pajak dan Bea Cukai Dibenci Sekaligus Dirindukan Rakyat, Ini Alasannya!

Stigma tersebut tak lepas dari konsekuensi keuangan negara sebagai instrumen politik.

Baca Selengkapnya
Tuntutan Hidup Tinggi, 69 Persen Masyarakat Indonesia Tetap Bekerja Setelah Pensiun
Tuntutan Hidup Tinggi, 69 Persen Masyarakat Indonesia Tetap Bekerja Setelah Pensiun

Rata-rata masyarakat Indonesia mulai menabung dan berinvestasi di usia 31 tahun.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Ungkap Kejamnya Dunia Kerja: Ada Senior yang Tega 'Bakar Teman' Sendiri
Sri Mulyani Ungkap Kejamnya Dunia Kerja: Ada Senior yang Tega 'Bakar Teman' Sendiri

Kekejaman yang kerap terjadi di dalam dunia pekerjaan akibat kurangnya rasa kebersamaan.

Baca Selengkapnya
Puan Maharani Bicara Kesetaraan Gender dalam Pembangunan Indonesia yang Inklusif
Puan Maharani Bicara Kesetaraan Gender dalam Pembangunan Indonesia yang Inklusif

Menurut Puan, perempuan dan laki-laki mempunyai hak yang sama untuk maju, sejahtera, berkarya, berprestasi.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Kasih Peringatan: PDB Bisa Turun 10 Persen Akibat Krisis Iklim
Sri Mulyani Kasih Peringatan: PDB Bisa Turun 10 Persen Akibat Krisis Iklim

Sri Mulyani bilang, kehilangan 10 persen PDB akan memberikan konsekuensi yang tidak hanya mempengaruhi ekonomi.

Baca Selengkapnya