Menteri Sri Mulyani: Survei Tunjukan Probabilitas Resesi Indonesia 3 Persen
Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati terus mengamati ancaman resesi sebagai imbas dari pengetatan moneter yang dilakukan berbagai negara dunia saat ini. Namun secara data, Indonesia tampaknya masih jauh lebih aman dari resesi dibanding negara lain.
Mengacu pada data Bloomberg, Menteri Sri Mulyani mencatat, Indonesia masih relatif jauh lebih aman. Sementara, masih mengutip data survei Bloomberg, potensi AS terkena resesi mencapai 40 persen. Sementara Eropa memiliki probabilitas lebih tinggi, mencapai 55 persen.
"Indonesia dalam hal ini probabilitas dalam resesinya menurut survei tersebut 3 persen. Tentu kalau dibandingkan negara-negara tersebut jauh lebih kecil," tuturnya dalam konferensi pers APBN KiTa, Rabu (27/7).
-
Bagaimana BRI mengelola resiko di tengah pemulihan? Kendati demikian untuk memperkuat kondisi yang semakin membaik, pihaknya menerapkan strategi konservatif dengan mengalokasikan dana pencadangan yang lebih dari memadai sebagai salah satu mitigasi risiko.
-
Bagaimana Mendagri mengendalikan inflasi di Indonesia? Bapak Presiden memerintahkan kepada kita untuk terus monitor dan dilaksanakan terus acara seperti ini, dan acara seperti ini banyak diapresiasi. Beliau sampai mengatakan bahwa di depan menteri yang lain, beliau menyampaikan bahwa hanya di Indonesia inflasi dikendalikan per minggu. Oleh karena itulah saya minta follow up rekan-rekan di daerah untuk betul-betul serius melaksanakan koordinasi inflasi.
-
Siapa yang menilai sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kenapa Pertamina perlu antisipasi gejolak ekonomi global? Erick menyebut kondisi ini memicu menguatnya dolar AS terhadap rupiah dan tentunya kenaikan harga minyak WTI dan Brent yang masing-masing telah menembus 85,7 dolar AS dan 90,5 dolar AS per barel.'Harga minyak ini bahkan diprediksi beberapa ekonom bisa mencapai 100 dolar AS per barel apabila konflik meluas dan melibatkan Amerika Serikat,' lanjut dia.
-
Siapa Menteri Keuangan pertama RI? Lalu, pada 2 September 1945, Soekarno menunjuk ekonom terkenal asal Surabaya, Dr. Samsi sebagai Menteri Keuangan kabinet presidensial pertama RI pada 19 Agustus 1945.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
"Jadi kalau melihat berbagai negara dunia yang menghadapi dilema kenaikan inflasi tinggi dan pengetatan moneter, sehingga menyebabkan pelemahan ekonomi mereka, mereka dihadapkan pada kemungkinan munculnya resesi di negara tersebut," tambah dia.
Meskipun demikian, Bendahara Negara tetap mewanti-wanti agar Indonesia waspada. Sebab, indikator ekonomi dunia cenderung mengalami pembalikan, yaitu dari tadinya recovery jadi perlemahan.
"Pada saat yang sama, kita juga melihat kompleksitas policy yang bisa menimbulkan spillover policy dari sisi moneter dari negara-negara maju, berpotensi menimbulkan spillover atau imbas negatif ke negara-negara di seluruh dunia. Termasuk Indonesia juga harus waspada," ungkap Menteri Sri Mulyani.
Menteri Sri Mulyani menyebut, risiko ini muncul akibat adanya kenaikan harga energi dan komoditas pangan. Sehingga negara-negara maju cenderung tidak siap menghadapi situasi ini.
"Inggris sekarang inflasi sudah 9,4 (persen). Bulan lalu sudah di atas 9 (persen), 9,1 (persen), sekarang 9,4 (persen). Amerika juga sama. Sebelumnya 8,4 (persen) sekarang melonjak ke 9,1 (persen). Eropa pun sama, sekarang inflasinya memuncak di 8,6 (persen)," beber Menteri Sri Mulyani.
Eropa dan AS
Padahal, dia melanjutkan, negara-negara Eropa sudah terbiasa dengan tingkat inflasi 0 persen atau mendekati 0 persen. Sehingga kenaikan sampai delapan kali lipat atau sembilan kali lipat merupakan suatu shock dalam perekonomian mereka.
"Ini akan direspon dengan kebijakan pengetatan moneter, baik dalam bentuk kenaikan suku bunga maupun dari sisi pengetatan likuiditas pada currency masing-masing," ujar Sri Mulyani.
Sementara di Amerika Serikat (AS) yang menguasai transaksi dunia dengan USD, harus berjibaku dengan tingkat inflasi 9,1 persen per Juni 2022. Situasi ini membuat bank sentral AS The Federal Reserve makin agresif menaikan suku bunga acuannya, yang jelas turut mempengaruhi kesehatan perekonomian global.
"Secara historis, setiap kali Amerika menaikan suku bunga apalagi secara sangat agresif, biasanya diikuti oleh krisis keuangan dari negara-negara emerging," tekan Sri Mulyani.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaInflasi di berbagai negara saat ini, terutama negara maju sudah mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Baca SelengkapnyaKinerja apik ini tak lepas dari terjaganya tren pemulihan ekonomi nasional hingga memasuki akhir tahun 2023.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani berharap, dengan pemangkasan suku bunga yang dilakukan The Fed Fund Rate akan terus memberikan momentum positif bagi perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor yang masih positif.
Baca SelengkapnyaMenurut Sri Mulyani, banyak masyarakat Indonesia yang melihat pelemahan Rupiah itu dari nominalnya terhadap USD.
Baca SelengkapnyaMenyikapai Rupiah terus melemah, Kementerian Keuangan terus memperkuat koordinasi bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaAirlangga menyatakan, peluang Indonesia masuk ke jurang resesi sangatlah kecil.
Baca SelengkapnyaIndonesia berupaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaSaat ini, nilai tukar rupiah berada di level Rp15.287 per USD, menunjukkan penguatan signifikan dibandingkan periode sebelumnya.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani ungkap penyebab PMI manufaktur Indonesia turun drastis.
Baca Selengkapnya