Menteri Susi khawatir pelaut RI juga jadi budak di kapal asing

Merdeka.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku khawatir pelaut Indonesia juga mengalami perbudakan di kapal asing. Serupa seperti dialami pelaut asal Myanmar jadi korban perbudakan di kapal milik PT Pusaka Benjina Resources di perairan Maluku.

"Saya sangat khawatir banyak ABK Indonesia yang bekerja di kapal ikan asing seluruh dunia dan bernasib sama dengan orang Myanmar di sini. ‎Kami tidak tahu cara merekrutnya seperti apa," ujar Susi di Jakarta, Rabu (8/4).

Susi menduga pelaut Indonesia berpotensi jadi korban perbudakan pada usia 16 tahun-17 tahun. Dan perbudakan diyakininya terjadi jauh di luar perairan Indonesia.

"Kalau dipekerjakan di laut Indonesia, mereka (kapal asing) takut ketahuan," kata dia.

Kendati demikian, Susi mengaku pihaknya tak memiliki data pasti berapa banyak pelaut Indonesia mengalami perbudakan di kapal asing. Ini lantaraan pendataan soal itu bukan tanggjung jawab kementeriannya.

"Tidak punya data sama sekali warga Indonesia yang kerja di kapal asing, karena bukan kerjaan kami," katanya. "Ribuan? Saya tidak tahu. Tapi dari laporan media di Benjina saja lebih dari 4 ribu ABK, kapal Vietnam yang pernah kami lindungi sampai 15 ribu ABK. Belum di daerah lain dan kapal besar lain. Untuk kapal 100 GT saja, ABK yang kerja 20-30 orang, apalagi yang 300 GT-700 GT," jelas dia

Menurutnya, illegal fishing menjadi akar permasalahan perbudakan ABK. Sebab penangkapan ikan tak sah itu bisa melahirkan ragam bentuk kriminilitas di laut

"Ini sudah merupakan isu internasional, karena harusnya sudah lama kita memerangi illegal fishing," pungkas Susi. (mdk/yud)