Menteri Susi: Selama pangan andalkan impor, pasti sering terganggu
Merdeka.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ikut angkat bicara terkait aksi mogok pedagang daging sapi karena kelangkaan pasokan dan mahalnya harga. Menteri Susi melihat, kondisi ini terjadi karena Indonesia terlalu mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.
"Apapun produk pangan, kalau kita masih mengandalkan impor, keberlanjutan pemenuhan yang konstan itu akan sering terganggu. Bukan cuma dari stok saja," ujar Menteri Susi saat ditemui di kantornya, Senin (10/8).
Sebagai langkah antisipasi, Kementerian Perdagangan berencana membuka keran impor sapi dari Australia sebanyak 50.000 ekor. Menanggapi itu, Menteri Susi melihat langkah tersebut bertolak belakang dengan semangat swasembada pangan.
-
Apa yang dilakukan Kementan untuk swasembada pangan? Kapolri mengaku optimis langkah tersebut dapat terealisasi mengingat Amran merupakan pakar yang mengerti dan tahu cara mewujudkannya.
-
Kenapa petani di Desa Sukobubuk ekspor petai? Saman yang juga kepala Desa Sukobubuk, akhirnya mendapatkan kesempatan berdialog dengan Menteri KLHK (kala itu Siti Nurbaya), ketika berkunjung ke Purwodadi, Jawa Tengah. Keluh kesah Saman, akhirnya direspons oleh Kementerian KLHK, karena pada tahun 2023 dipertemukan dengan satu perusahaan yang memfasilitasi penjualan petai ke pasar ekspor.
-
Mengapa Said Abdullah menganggap impor pangan dan energi sebagai masalah penting? Padahal menurut Said, keduanya adalah hal pokok yang menyangkut ketahanan, dan Said mencatat selama periode 2014-2023 defisit perdagangan internasional pada sektor pertanian sangat besar.
-
Mengapa Kementan menjaga ketahanan pangan? Kita harus menjaga ketahanan pangan karena bila terjadi krisis pangan akan melompat menjadi krisis politik,' ungkap Amran.
-
Siapa yang harus menghindari daging sapi? Orang dengan kolesterol tinggi sebaiknya tidak mengonsumsi daging sapi secara teratur. Daging sapi termasuk dalam kelompok daging merah yang kaya akan lemak, terutama lemak jenuh.
-
Bagaimana cara Dinas Pertanian di Banyumas memastikan ketersediaan pangan? Ia optimistis ketersediaan pangan di Banyumas masih mencukupi kebutuhan karena produksi padi di kabupaten pada tahun 2022 mencapai 374 ribu ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 240 ribu ton beras atau masih surplus sekitar 40 ribu ton beras.
Pemilik maskapai Susi Air ini menyarankan untuk tidak melakukan impor. Lebih baik melakukan diversifikasi daripada harus impor.
"Pemerintah sudah sangat betul, ini kita mengeluarkan energi untuk swasembada pangan. Karena pangan itu fatal dan vital, jadi tidak bisa bergantung impor," tegasnya.
Dalam pandangannya, selama masih mengandalkan impor, target swasembada pangan bakal sulit tercapai. Untuk solusi kelangkaan daging di pasaran, kata Susi, harus diakui bahwa pemerintah tidak bisa menghindari impor.
"Kita harus menjaga daging sapi. Itu kan kebutuhan dan harus tersedia. Itu jadi kewajiban kita. Akan tetapi, kalau itu makin mahal ya kita ganti orientasinya. Selalu menciptakan protein baru. Sektor ikan pun banyak. Kalau memang dibutuhkan impor ya harus dilaksanakan. Kalau bisa diberdayakan, ya kita berdayakan," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sudaryono menekankan pentingnya mempertimbangkan aspek gizi dan ekonomi dalam negeri.
Baca SelengkapnyaProduksi beras menurun akibat fenomena el nino, sehingga dibutuhkan beras impor.
Baca SelengkapnyaDiharapkan ada realisasi investasi dari pengusaha di luar negeri.
Baca SelengkapnyaHenry menilai, prosedur impor beras saat ini masih memerlukan rantai administrasi yang panjang.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyoroti heboh isu izin kelola tambang yang diberikan pemerintah kepada ormas keagamaan.
Baca SelengkapnyaDalam tugasnya Kemendag akan mengeluarkan persetujuan impor. Kemudian, Bapanas bertugas untuk memberikan penugasan impor tersebut.
Baca SelengkapnyaMegawati mengingatkan pemerintah mengenai ancaman krisis pangan ke depan.
Baca SelengkapnyaPresiden Prabowo Subianto secara konsisten menyuarakan agar Indonesia bisa swasembada pangan, meski dalam realisasinya hal itu sulit.
Baca SelengkapnyaKondisi ini diperparah dengan para pelaku industri pengolahan susu (IPS) yang mengimpor bukan dalam bentuk susu segar.
Baca SelengkapnyaMenurutnya banyak barang impor masuk ke Indonesia dengan kualitas buruk
Baca SelengkapnyaMegawati ingin para petani menikmati hasil kerjanya, sehingga pemerintah tidak perlu melakukan impor beras
Baca SelengkapnyaApakah Indonesia termasuk yang dilanda kerawanan pangan?
Baca Selengkapnya