Menteri Susi soal reshuffle: Jabatan menteri itu sangat politis
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melakukan perombakan atau reshuffle kabinet untuk kedua kalinya. Dalam keputusan ini, Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti tidak terdepak ataupun bergeser dari posisi semula.
Menanggapi reshuffle, Susi menilai jabatan seorang menteri sangatlah dinamis, sebab jabatan ini rawan dengan guncangan politik.
"Jabatan menteri itu sangat politis jadi hari ini kamu datang besok bisa pergi," ujar dia saat acara 'South-East Asia and Pacific Regional Fisheries Summit' di Hotel Shangrila, Jakarta, Kamis (28/7).
-
Siapa Menteri Kelautan dan Perikanan di kabinet Prabowo - Gibran? Presiden Prabowo Subianto menunjuk kembali Sakti Wahyu Trenggono sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan (KP).
-
Kenapa ikan penting? 'Ikan tidak kalah bergizinya dengan bahan makanan sumber protein lain, misalnya ayam, daging sapi, susu, telur. Bahkan ada zat gizi penting yang dimiliki ikan yaitu DHA, yang tidak ada di bahan makanan sumber protein lain,' ujar Luciana dilansir dari Antara.
-
Kenapa Trenggono kembali menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan? Presiden Prabowo Subianto menunjuk kembali Sakti Wahyu Trenggono sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan (KP).
-
Kenapa Sujadi memilih budi daya kepiting? 'Tapi kemudian saya dengar ada teman budi daya kepiting bakau. Saya lihat, kemudian saya pulang, saya bikin berdasarkan kelebihan dan kekurangan di sana. Saya desain sendiri pakai bahan-bahan yang sangat sederhana, saya susun jadi model apartemen sangat sederhana,' kata Sujadi dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.
-
Apa yang ingin KKP dorong di sektor perikanan? Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong penerapan zero waste pada perikanan. Semua bagian pada ikan dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomis, seperti aneka ragam makanan hingga produk farmasi.
-
Kenapa susu ikan dipertimbangkan? Sembari melakukan hal tersebut, akan pula dikembangkan susu ikan ini untuk menjadi alternatif susu sapi dari program makan siang yang dijalankan.
Apalagi menurutnya, saat ini pemerintah tengah dihadapkan permasalahan Kepulauan Natuna, illegal fishing dan lain-lainnya.
"Bagi saya masalah perikanan paling penting ketimbang politik dan reshuffle," ucap Susi.
Susi juga menyinggung soal perombakan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang telah diganti dua kali. Susi menilai menteri tersebut mungkin belum mampu 'menahan gejolak politik' di lingkaran Kabinet Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
"Yaudah hanya bisa menyelesaikan tugas saya saja, menteri koordinator sudah diganti dua kali, mungkin tidak tahan dengan itu," ungkapnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah melakukan pertemuan dengan Prabowo dan Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaPKS Menilai Susi Pudjiastuti Banyak Pengikut, Bisa Dukung Pencalonan Anies
Baca SelengkapnyaWilly mengakui, kubu AMIN punya kedekatan dengan Susi. Menurutnya akan menambah kekuatan Timnas Pemenangan AMIN bila Susi bergabung.
Baca SelengkapnyaSusi terlihat bersemangat mengikuti Pawai Bebas Plastik. Ia juga membentangkan poster-poster menggegerkan.
Baca SelengkapnyaSudaryono menekankan pentingnya mempertimbangkan aspek gizi dan ekonomi dalam negeri.
Baca SelengkapnyaGanjar menilai, langkah tegas dalam menjaga sumber daya kelautan mesti
Baca SelengkapnyaAda sejumlah program yang dititipkan Trenggono untuk bisa dilanjutkan pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaMantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti tengah dirayu masuk tim nasional pemenangan Anies-Cak Imin (AMIN).
Baca SelengkapnyaDalam kesempatannya keliling Jawa Barat, Ganjar kali ini bertemu dengan sosok wanita populer di Pangandaran.
Baca SelengkapnyaBelum lama ini Prabowo Subianto berkunjung ke kediaman Susi Pudjiastuti di Pangandaran.
Baca SelengkapnyaSusi Pudjiastuti reunian bareng dua srikandi Jokowi di kabinet.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengatakan, nelayan memiliki peran vital di republik ini karena berjuang menyediakan asupan protein untuk masyarakat Indonesia.
Baca Selengkapnya