Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menyangkut hajat hidup orang banyak, polemik data beras harus segera diakhiri

Menyangkut hajat hidup orang banyak, polemik data beras harus segera diakhiri Sawah. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Pengamat Hukum Pidana Universitas Al-Azhar, Suparji Ahmad menyarankan polemik perbedaan data beras baiknya diselesaikan hingga tuntas. Menurutnya, BPK harus berani mengaudit secara menyeluruh. Selisih data yang begitu jauh, karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak.

Menurutnya, data yang menjadi polemik memiliki margin yang terlalu besar. Hasil audit BPK yang dapat dijadikan KPK sebagai data awal jika ada indikasi penyelewengan.

"BPK dan KPK harus saling koordinasi, apalagi sudah terlihat dari awal perbedaan datanya, bahkan seharusnya bisa lebih cepat diusut," katanya seperti dikutip dari Antara, Rabu (24/10).

Orang lain juga bertanya?

Ketimpangan data ini terungkap setelah BPS merilis data surplus produksi beras 2018 yang hanya mencapai 2,8 juta ton, jauh di bawah data atau perhitungan Kementan.

Berdasarkan laman resmi Kementan, surplus beras tahun ini sebesar 13,03 juta ton. Perhitungan tersebut dari produksi beras 2018 sebesar 80 juta ton atau 46,5 juta ton setara beras, sementara total konsumsi beras nasional hanya 33,47 juta ton.

Pandangan senada disampaikan Pengamat Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedillah Badrun. Dia menyebut ketidaksesuaian data wajar jika diselidiki. Setiap lembaga survei di internal pemerintah menurutnya seharusnya saling berkoordinasi. Tak hanya dari soal pelaksanaan survei, tapi juga soal metodelogi yang tepat yang secara akademik dapat dipertanggungjawaban.

Dijelaskannya, ada dua kemungkinan jika di sebuah instansi memiliki data yang berbeda. Kemungkinan pertama adalah secara metodelogi ada yang keliru. Kemungkinan yang kedua ada suatu hal yang dipicu dari unsur kepentingan di balik angka tersebut.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Harga Beras Terus Melonjak, KPPU Telusuri Dugaan Permainan Kartel
Harga Beras Terus Melonjak, KPPU Telusuri Dugaan Permainan Kartel

KPPU tengah menelusuri data mengenai persaingan usaha untuk mencari tahu penyebab harga beras meroket.

Baca Selengkapnya
KPK Blak-blakan Update Penanganan Kasus Skandal Impor Beras
KPK Blak-blakan Update Penanganan Kasus Skandal Impor Beras

KPK memastikan pengusutan kasus yang berpotensi merugikan keuangan negara tersebut akan dilakukan dengan prosedur pemeriksaan maupun penyidikan hukum.

Baca Selengkapnya
Eks Komisioner KPK: Usut Tuntas Demurrage Impor Beras, Karena Menyangkut Hajat Hidup Rakyat
Eks Komisioner KPK: Usut Tuntas Demurrage Impor Beras, Karena Menyangkut Hajat Hidup Rakyat

Haryono mendesak penegakan hukum harus bergerak cepat tuntaskan skandal demurrage impor beras ini karena menyangkut hajat hidup rakyat Indonesia.

Baca Selengkapnya
Aparat Penegak Hukum Didesak Percepat Penyelidikan Dugaan Skandal Demurrage Beras Bulog
Aparat Penegak Hukum Didesak Percepat Penyelidikan Dugaan Skandal Demurrage Beras Bulog

Agus mengingatkan, bahwa tugas aparat penegak hukum bukan hanya sekedar mencari fakta hukum.

Baca Selengkapnya
Dalami Dugaan Skandal Demurrage Beras Impor, KPK Minta Keterangan SDR
Dalami Dugaan Skandal Demurrage Beras Impor, KPK Minta Keterangan SDR

Pihak KPK telah meminta keterangan dan data terkait keterlibatan Bulog dan Bapanas di dalam skandal tersebut.

Baca Selengkapnya
Mencuat Demurrage Rp294,5 M, Kebijakan Pemerintah dalam Mengimpor Beras Dikritik
Mencuat Demurrage Rp294,5 M, Kebijakan Pemerintah dalam Mengimpor Beras Dikritik

"Kami selama ini getol menolak impor beras yang bisa merugikan rakyat."

Baca Selengkapnya
Bapanas: Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat Mulai Panen, Mudah-mudahan April Harga Beras Mulai Normal
Bapanas: Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat Mulai Panen, Mudah-mudahan April Harga Beras Mulai Normal

"Mudah-mudahan di bulan April harga (beras) sudah mulai terkendali dan berjalan normal," kata Maino

Baca Selengkapnya