Meroketnya Harga Komoditas Dunia Pengaruhi Harga Pupuk Domestik
Merdeka.com - Pandemi global dan melonjaknya harga komoditas amoniak, phosphate rock, dan KCl (bahan baku NPK), gas hingga minyak bumi di pasar internasional turut mempengaruhi harga pokok produksi pupuk di Indonesia.
Selain dipicu konflik pasokan gas antara Rusia, Eropa, dan Amerika Serikat, harga komoditas pupuk naik lantaran pandemi Covid-19 yang menyebabkan negara-negara eksportir pupuk seperti Rusia dan China menahan ekspor mereka demi mengutamakan kebutuhan dalam negeri.
"Harga pupuk internasional cenderung bergerak tergantung supply dan demand. Di tahun 2020 harga internasional relatif stabil, namun tahun ini (2021) melambungnya harga komoditi karena tingginya permintaan untuk stabilisasi pangan di negara-negara di dunia, serta krisis energi di Eropa," kata Sekjen Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI), Achmad Tossin Sutawikara dikutip dari Antara, Selasa (2/11).
-
Kenapa harga pupuk mahal? Beberapa waktu belakangan ini, harga pupuk mahal dan keberadaannya kian langka. Secara umum kelangkaan pupuk terjadi karena dampak dari perang antara Rusia-Ukraina.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Apa saja kebutuhan pokok yang harganya naik? Memasuki akhir November, harga sejumlah kebutuhan pokok melambung tinggi. Di pasar tradisional Boyolali, harga gula putih dan gula merah naik drastis. Kenaikan harga gula cukup tinggi hingga mencapai Rp4.000 per kilogram.
-
Bagaimana cara mendapatkan pupuk subsidi sekarang? Cara mengambilnya kami permudah. Yang tidak punya kartu tani, cukup pakai KTP itu cukup.
-
Mengapa distribusi pupuk subsidi sulit? Dalam dialog tersebut, Ganjar mengulas kendala distribusi pupuk bersubsidi dikarenakan masalah data masyarakat yang masih tumpang tindih, sehingga berpotensi mengalami kekeliruan. Dengan menggunakan KTP Sakti, persoalan tersebut diyakini dapat teratasi.
Kendati demikian, produsen pupuk dalam negeri khususnya Pupuk Indonesia Group masih menjual pupuk komersil atau non-subsidi di bawah harga pasar internasional.
Dia menjelaskan saat ini harga urea internasional berkisar USD 785 atau setara Rp12.320.000 per ton termasuk PPN (Kurs Rp14.200).
Sementara harga jual Pupuk Indonesia Group khusus untuk urea domestik berkisar Rp9,6 juta per ton atau lebih murah sebesar Rp2,7 juta. Begitu juga dengan pupuk NPK 15-15-15 harga internasionalnya saat ini USD 530 atau Rp7,5 juta per ton, sedangkan Pupuk Indonesia grup menjual di harga 439 dolar AS atau Rp6,2 juta per ton (belum PPN), lebih murah dari harga Internasional.
"Harga ini ditetapkan dalam upaya membantu pertumbuhan ekonomi nasional serta petani di Indonesia. Sementara untuk NPK dikarenakan saat ini harga bahan baku impor cukup tinggi, maka berpengaruh ke harga jual juga," ujar Tossin.
Perbandingan dengan Malaysia
Sebagai perbandingan saat ini di negara tetangga seperti Malaysia menjual pupuk urea di harga internasional yaitu kisaran USD 785, sementara Filipina negara yang tidak memiliki pabrik pupuk urea, harus menerima harga pupuk urea setara dengan harga internasional ditambah biaya distribusi.
Di samping itu faktor lain yang turut mempengaruhi Harga Pokok Penjualan (HPP) pupuk yakni biaya freight atau angkutan kapal, di mana banyak perusahaan transportasi yang operasionalnya terdampak pandemi Covid-19.
"Sementara saat pandemi mulai melandai, perdagangan mulai tinggi, justru terjadi shortage atau kekurangan jumlah kapal. Sehingga menyebabkan biaya transportasi naik, di samping harga solar juga naik. Kenaikan itu menyebabkan harga pokok produksi pupuk juga ikut naik," kata Tossin.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tiga negara besar yakni Amerika Serikat, China dan Eropa dalam situasi mengendalikan dan mengelola ekonomi yang tidak mudah.
Baca SelengkapnyaTerkini, brent telah diperdagangkan pada kisaran USD95 per barel.
Baca SelengkapnyaJokowi memaparkan, 77 juta ton stok gandum yang berhenti di Ukraina karena perang.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan masalah pangan dalam negeri masih terjadi.
Baca SelengkapnyaRata-rata harga cabai merah pada pekan pertama di bulan November 2023 mencapai Rp53.998 per Kg.
Baca SelengkapnyaEkspor komoditas sawit ke Uni Eropa menurun menjadi 4,9 ton di 2020. Kemudian penurunan ekspor sawit terus terjadi di tahun 2022 menjadi 4,1 juta ton.
Baca SelengkapnyaKetidakpastian global memberikan pengaruh terhadap industri sawit di Indonesia.
Baca SelengkapnyaProduk ubin keramik dari China sendiri diberikan insentif tax refund sebesar 14 persen oleh pemerintahnya.
Baca SelengkapnyaAlokasi APBN untuk subsidi BBM memang sangat memberatkan jika harga minyak dunia tembus di kisaran USD 90 per barel.
Baca SelengkapnyaKomoditas pangan lain juga dikhawatirkan ikut naik harganya karena cuaca ekstrem imbas El Nino. Jika terjadi, lonjakan inflasi tak terhindarkan.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga minyak akan berpengaruh besar pada harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia.
Baca Selengkapnya