Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Meski Diproduksi di RI, Bahan Baku Obat Covid-19 Favipiravir Didominasi Impor

Meski Diproduksi di RI, Bahan Baku Obat Covid-19 Favipiravir Didominasi Impor Virus corona COVID-19. ©2020 AFP Photo/STR/China Out

Merdeka.com - PT Kimia Farma mulai memproduksi Favipiravir, obat pasien Virus Corona yang pertama kali dipakai di China. Meski mulai diproduksi di dalam negeri, bahan baku obat ini hampir seluruhnya menggunakan bahan baku impor.

"Favipiravir, bahan baku impor, hampir semua impor," ujar Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo dalam rapat bersama DPR, Jakarta, Rabu (7/7).

Kimia Farma sendiri merupakan satu-satunya perusahaan dalam negeri yang bisa mengembangkan obat Covid-19 ini. Secara bertahap, uji terus dilakukan untuk menghasilkan produk yang sama dengan China.

Orang lain juga bertanya?

"Salah satu produk Kimia Farma related Covid-19 adalah pengembangan produk baru Favipiravir. Favipiravir merupakan produksi pertama di Indonesia yang diproduksi sendiri oleh holding BUMN Farmasi," katanya.

Obat ini, kata Verdi, sudah didistribusikan ke berbagai rumah sakit di Indonesia. Sebab, telah mengantongi izin edar serta izin pakai dari Badan POM.

"Ini sudah didistribusikan ke rumah sakit-rumah sakit. Kimia Farma sudah memperoleh Emergency Used Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)," katanya.

Mengenal Favipiravir, Obat yang Ditemukan China Buat Sembuhkan Virus Corona

Para peneliti akhirnya menemukan obat untuk menyembuhkan pasien virus corona. Obat-obat itu tentu saja sudah melakukan uji coba terhadap sejumlah pasien virus corona. Obat itu menunjukkan hasil yang cukup memuaskan dalam melawan virus corona dan pasien dengan gejala ringan.

Sebelumnya, sejumlah obat dipercaya bisa menyembuhkan corona, seperti obat HIV dan obat flu. Kemudian, sejumlah pasien juga mengaku diberikan vitamin kekebalan tubuh, agar tak mudah terinfeksi virus corona. Meski begitu, penelitian di bidang farmasi untuk mengatasi virus corona masih terus dilakukan.

Pemerintah Kota Taizhou, Provinsi Zhejiang, China, mengumumkan Favipiravir sebagai obat antiviral pertama untuk pasien corona yang disetujui untuk diedarkan. Dokumen persetujuan dari Badan Produk Medis Nasional mengatakan perusahaan produsen obat Zhejiang Hisun Pharmaceutical sudah memenuhi syarat untuk memproduksi obat generik Favipiravir. Namun penelitian di bidang farmasi untuk mengatasi virus corona harus terus dilakukan.

Zhang Xinmin, kepala Departemen Bioteknologi Nasional di bawah Kementerian Sains dan Teknologi, mengatakan dalam uji coba terhadap pasien di Shenzhen, Provinsi Guangdong, obat itu menunjukkan hasil yang cukup memuaskan dalam melawan virus corona dan pasien dengan gejala ringan.

Obat Favipiravir merupakan obat yang dibuat untuk mengobati influenza. Favipiravir menjadi salah satu obat untuk menghambat pertumbuhan dan penyebaran virus. Dikutip dari laman drugbank.ca, obat Favipiravir berbeda dengan obat anti influenza saat ini. Artinya, efek obat Favipiravir menargetkan virus influenza polimerase.

Obat ini pernah menyembuhkan penyakit influenza dan korban virus ebola. Kini, Favipiravir dipercaya bisa atasi virus corona.

Sebelum Favipiravir, peneliti juga menemukan obat untuk mengatasi corona, yakni dengan obat HIV dan Obat Influenza. China dan Thailand memakai obat untuk pengidap virus HIV sebagai penanganan sementara pasien yang terinfeksi virus corona. Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) mengatakan kombinasi obat lopinavir dan ritonavir yang dijual dengan merek Kaletra dari AbbVie, dipakai untuk menangani pasien yang terinfeksi virus corona.

Meski belum ditemukan obat yang efektif, NHC menyarankan pasien diberikan dua tablet lopinavir dan ritonavir dua kali sehari dan satu dosis alpha-interpheron lewat tindakan nebulisasi dua kali sehari.

Jurnal medis Lancet mengatakan uji coba medis memakai ritonavir dan lopinavir untuk menangani kasus virus corona sedang berjalan.

Wang Guangfa, ahli pernapasan dari Rumah Sakit Universitas Peking di Beijing yang terkena virus ini setelah mengunjungi Wuhan untuk memeriksa pasien terjangkit, mengatakan kepada China News Week pekan ini, dokter menyarankan dia meminum obat HIV untuk melawan virus corona dan berhasil untuk dirinya.

Lembaga pembuat aturan kesehatan di China juga menyarankan penggunaan obat HIV dari AbbVie Inc, Kaletra, sebagai obat antivirus untuk corona. Kaletra juga rencananya akan diujicobakan kepada manusia.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Terungkap, Ternyata Ini Biang Kerok Harga Obat di Indonesia Lebih Mahal 400% dari Negara Lain
Terungkap, Ternyata Ini Biang Kerok Harga Obat di Indonesia Lebih Mahal 400% dari Negara Lain

Presiden Jokowi juga telah memberikan instruksi untuk mencari solusi guna menekan harga obat di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Siap-Siap, Harga Obat Bakal Naik Imbas Kurs Rupiah Terus Anjlok
Siap-Siap, Harga Obat Bakal Naik Imbas Kurs Rupiah Terus Anjlok

Dampak buruk pelemahan rupiah karena tingkat importasi obat-obat-obatan di Indonesia masih relatif tinggi.

Baca Selengkapnya
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman

Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.

Baca Selengkapnya
Menkes Targetkan 33 Rumah Sakit Vertikal Dapat CPOB dari BPOM Tahun Ini
Menkes Targetkan 33 Rumah Sakit Vertikal Dapat CPOB dari BPOM Tahun Ini

Budi menyebut, pemerintah terus menggencarkan transformasi kesehatan.

Baca Selengkapnya
Bahan Baku Obat Masih Impor, Anies: Kita Berencana Tambah Produsen BBO dari Industri Dalam Negeri
Bahan Baku Obat Masih Impor, Anies: Kita Berencana Tambah Produsen BBO dari Industri Dalam Negeri

"Kita berencana menambah produsen komponen BBO yang berasal dari industri dalam negeri, karena saat ini kita masih bergantung pada import," kata Anies

Baca Selengkapnya
Bos Bio Farma Minta DPR Kabulkan Usulan BMN Rp 68 miliar
Bos Bio Farma Minta DPR Kabulkan Usulan BMN Rp 68 miliar

Pemanfaatan BMN ini digunakan untuk usaha yang lebih produktif.

Baca Selengkapnya
Jokowi: 52 Persen Alat Kesehatan RI Didominasi Impor
Jokowi: 52 Persen Alat Kesehatan RI Didominasi Impor

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, alat kesehatan di Indonesia masih didominasi impor.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah
Pemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah

Khusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Asal Negara 415.000 Kosmetik Ilegal yang Diamankan Kementerian Perdagangan dan BPOM
Ternyata Ini Asal Negara 415.000 Kosmetik Ilegal yang Diamankan Kementerian Perdagangan dan BPOM

Produk kosmetik impor ilegal berhasil diamankan dari berbagai wilayah di antaranya Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, dan Papua.

Baca Selengkapnya
Produsen Alkes China Bangun Pabrik di Cikarang, Jadi Terbesar di Indonesia
Produsen Alkes China Bangun Pabrik di Cikarang, Jadi Terbesar di Indonesia

Pembangunan pabrik yang berlokasi di Cikarang ini merupakan strategi global untuk memperkuat basis produksi dan distribusi produk.

Baca Selengkapnya
Cerita Pengusaha Lokal Banyak Produk Indonesia yang 'Dicuri' China, Dijual dengan Harga di Luar Nalar
Cerita Pengusaha Lokal Banyak Produk Indonesia yang 'Dicuri' China, Dijual dengan Harga di Luar Nalar

Produk dalam negeri memiliki kualitas yang bagus dibandingkan produk impor dari China.

Baca Selengkapnya
Kepala BPOM Ungkap 70 Persen Bahan Baku Cairan Infus Masih Impor
Kepala BPOM Ungkap 70 Persen Bahan Baku Cairan Infus Masih Impor

Indonesia per tahunnya butuh sekitar 4,5-4,7 juta ton garam farmasi.

Baca Selengkapnya