Meski harga naik, ini alasan pemakaian BBM non-subsidi harus tetap dilakukan
Merdeka.com - Di awal bulan Juli 2018, Pertamina telah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi, seperti Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite. Kenaikan ini pun mendapatkan berbagai respon dari masyarakat.
Meski begitu, naiknya harga BBM non-subsidi ini bukan berarti membuat Anda beralih menggunakan BBM subsidi, seperti Premium. Selain kualitas BBM non subsidi lebih baik, Anda juga memberikan kesempatan bagi masyarakat yang lebih berhak untuk menerima subsidi.
Berikut 4 alasan mengapa pemakaian BBM non-subsidi harus tetap dilakukan meski harga naik, dikutip Hipwee.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Apa jenis BBM yang turun harganya? Harga BBM jenis Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex turun sedangkan untuk Pertalite atau BBM subsidi tidak mengalami perubahan.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga BBM non subsidi? Harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Kenapa pemerintah mau kurangi subsidi BBM? 'Jadi yang teman-teman pantas membutuhkan subsidi ini kita tentunya akan jaga. Jadi masyarakat yang ekonominya rentan pasti akan terus berikan, kita tidak mau naikan harganya,' tegasnya di Jakarta, Senin (5/8).'Tapi mungkin ada teman-teman juga yang ke depannya sebenarnya harusnya sudah enggak butuh lagi subsidinya, itu bisa diarahkan untuk tidak menggunakan,' kata Rachmat.
-
Apa tujuan dari program pengalihan subsidi BBM? Melalui opsi tersebut, pemerintah bakal mengalihkan anggaran subsidi untuk membiayai kenaikan kualitas BBM melalui pembatasan subsidi bagi sebagian jenis kendaraan.
Mampu merawat mesin
Selain jadi bahan bakar, BBM non-subsidi yang diisikan ke mesin kendaraan memiliki kemampuan merawat mobil. Apalagi, BBM yang kualitasnya baik bisa melakukan pembakaran yang lebih sempurna sehingga mesin bekerja lebih efisien.
Pemakaian lebih irit
Pembakaran yang dilakukan oleh BBM non-subsidi seperti Pertamax lebih sempurna sehingga kerja mesin menjadi lebih efisien. Hampir semua bahan bakar yang digunakan benar-benar diubah menjadi energi untuk menggerakkan kendaraan. Dengan begitu, menggunakan BBM non-subsidi tentu saja lebih irit dibandingkan menggunakan BBM subsidi.
Emisi karbon lebih rendah
Salah satu gas berbahaya yang dihasilkan dari pembakaran mesin kendaraan adalah gas karbon monoksida atau CO. Gas ini bisa menyebabkan oksigen yang masuk ke dalam tubuh lebih sedikit sehingga berbahaya bagi tubuh. Gas CO merupakan hasil dari pembakaran tidak sempurna di mesin kendaraan.
Ternyata, emisi atau gas buang hasil pembakaran BBM non subsidi seperti pertamax lebih aman daripada BBM subsidi yaitu premium. Karena pembakaran mesin dengan bahan bakar pertamax lebih sempurna, gas CO yang terbentuk tentu saja lebih sedikit.
Tidak membebani APBN
Salah satu sektor yang mengambil banyak bagian dari APBN digunakan untuk melakukan subsidi pada BBM. Hal ini terasa membebankan karena harga minyak dunia yang tak menentu padahal harga BBM subsidi harus dibuat tetap sepanjang tahun.
Sebenarnya, harga BBM di Indonesia sudah termasuk yang paling murah se-Asia Tenggara. Menurut website Global Petrol Prices, harga BBM paling mahal se-Asia Tenggara adalah Singapura dengan harga USD 1.59 per liternya sedangkan Indonesia dipatok USD 0.68 per liter, mirip dengan harga di Malaysia yaitu USD 0.54 per liternya. (mdk/azz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkait kenaikan harga BBM non subsidi, Adjie sebagai konsumen mengaku memahami, apalagi memang sesuai regulasi dan sudah berlangsung lama.
Baca SelengkapnyaFokus utama pemerintah sekarang itu meningkatkan kualitas BBM subsidi.
Baca SelengkapnyaAngka konsumsi BBM jenis Pertalite dan Pertamax (RON 92) pada periode mudik lebaran 2023 melonjak 6,4 persen.
Baca SelengkapnyaSejak Maret 2024, BUMN tersebut mempertahankan harga, meski minyak dunia saat itu melonjak pesat.
Baca SelengkapnyaHarga BBM Pertamax atau Ron 92 kini dibanderol Rp13.300 per liter dari sebelumnya Rp12.400 per liter.
Baca SelengkapnyaPertamina tidak menaikkan harga BBM meski harga minyak dunia merangkak naik dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat melemah.
Baca SelengkapnyaArifin tak menapikkan jika kenaikan harga minyak mentah dunia bakal semakin membebani pemerintah memberikan subsidi untuk sejumlah produk BBM.
Baca SelengkapnyaEddy menyampaikan, kenaikan atau penyesuaian harga BBM non subsidi itu bisa dilakukan dengan memperhatikan daya beli masyarakat saat ini.
Baca SelengkapnyaPertamina mempertimbangkan evaluasi harga serta kebutuhan masyarakat pada Ramadan dan Idulfitri.
Baca SelengkapnyaHarga minyak mentah dunia terus menunjukan tren pelemahan hingga USD74,5 per barrel. Meski demikian, penurunan itu tidak diikuti oleh harga BBM Pertamina.
Baca SelengkapnyaPertamina ungkap alasan tidak menaikkan harga BBM.
Baca SelengkapnyaPertamina telah menaikkan harga Pertamax per 1 Oktober 2023 menjadi Rp14.000 per liter.
Baca Selengkapnya