Meski produksi cukup, ini alasan Kementan tetap impor beras
Merdeka.com - Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan), Hari Priyono menjelaskan bahwa impor beras yang dilakukan pemerintah Jokowi-JK saat ini karena tidak meratanya musim panen. Selain itu, Indonesia yang terdiri dari banyak pulau menyulitkan distribusi dan membuat ongkos kirim menjadi mahal.
Selain itu, impor beras juga dilakukan untuk membendung terjadinya inflasi yang tinggi.
"Pada suatu tertentu, memang ada suatu wilayah di Indonesia itu suplainya kurang. Tapi kembali lagi, bukan berarti Indonesia kekurangan (beras). Tapi ada pasar-pasar tertentu yang hargnya tinggi. Kita juga, mengetahui komiditi pangan adalah komiditi yang sensitif," ucapnya usai menghadiri acara Kementerian Pertanian melalui Biro Kerjasama Luar Negeri bekerjasama dengan Asian Productivity Organization (APO) di Badung Bali. Senin (5/3) malam.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Dimana harga sembako masih tinggi? Harga sejumlah bahan pokok masih terpantau tinggi di beberapa daerah. Di Pasar Induk Rau, Serang, kondisi tersebut masih terjadi hingga Kamis (13/7) siang.
-
Dimana harga beras juga naik? Kenaikan harga sembako juga terjadi di Pasar Belakang Kodim Brebes. Harga telur ayam dari Rp26.000 per kilogram menjadi Rp28.000 per kilogram. Begitu pula dengan harga beras medium yang naik Rp1.000 per kilogram.
-
Kenapa konsumsi beras di Indonesia turun? Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, mengatakan jika diselisik lebih jauh, data konsumsi beras per kapita masyarakat Indonesia mengalami penurunan.
-
Di mana harga beras naik selain di Jawa Tengah? Kenaikan harga beras juga terjadi di Boyolali.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
"Kalau inflasi tinggi, kita punya uang Rp 100.000 hari ini. Kemudian, Minggu depan kalau inflasinya tinggi iya berbeda. Sekarang, bisa beli nasi 10 bungkus, besok tinggal 5 bungkus. Maka, inflasi dijaga jangan sampai tinggi," sambungnya.
Untuk mengatasi hal itu, ada dua manajemen menggerakkan surplus (agar tidak defisit) di daerah-daerah panen. Atau menggerakan dari luar yakni beras impor.
"Ini soal manajemen, tapi bagi jajaran pertanian, khususnya saya sendiri masih percaya diri. Bahwa, pangan produksi petani cukup. Tetapi, untuk menghindari adanya inflasi, pemerintah menempuh impor supaya tidak terjadi gejolak pangan," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Badan Urusan Logistik (Bulog) menyatakan kenaikan harga beras terjadi akibat defisit di sejumlah sentra produksi.
Baca SelengkapnyaProduksi beras menurun akibat fenomena el nino, sehingga dibutuhkan beras impor.
Baca SelengkapnyaPadahal Pemerintah gencar membagikan bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras.
Baca SelengkapnyaPenyebab masuknya beras impor ke Sulses bukan karena produksinya. Tapi didistribusi ke daerah, akhirnya kekurangan untuk sendiri.
Baca SelengkapnyaAda beberapa penyebab terjadinya lonjakan harga beras ini, termasuk molornya musim tanam dan musim panen.
Baca SelengkapnyaHarga beras terus mengalami kenaikan sejak tahun lalu. Impor beras menjadi solusi cepat yang dipilih pemerintah.
Baca SelengkapnyaBPN menugaskan Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 2 juta ton untuk beras cadangan pemerintah (CBP).
Baca SelengkapnyaPemerintah terus berupaya mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga beras.
Baca SelengkapnyaTambahan kuota impor ini jadi pelengkap izin impor sebanyak 2 juta ton yang sudah diproses lebih dahulu.
Baca SelengkapnyaDiharapkan ada realisasi investasi dari pengusaha di luar negeri.
Baca SelengkapnyaSejauh ini impor beras di Indonesia yang sudah direalisasikan baru mencapai 4,1 persen dari total kebutuhan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan stok cadangan beras masih aman di tengah fenomena El-Nino.
Baca Selengkapnya