Meski Suku Bunga Acuan Naik, Kredit Perbankan Diprediksi Tumbuh 12 Persen di 2019
Merdeka.com - CORE Indonesia memprediksi kenaikan suku bunga acuan pada 2019 mendatang tak akan mengganggu pertumbuhan kredit perbankan dalam negeri, yang diprediksi mampu mencapai 12 persen. Angka penyaluran kredit perbankan tidak akan goyah meskipun Bank Indonesia (Bank Indonesia) meninggikan suku bunga acuan hingga menyentuh angka 7 persen.
"Walaupun BI akan menaikkan dua sampai empat kali suku bunga acuan hingga kisaran 6,75 sampai 7 persen pada 2019, kita memperkirakan ini tak akan mengganggu penyaluran kredit perbankan," ucap Direktur Riset CORE Indonesia, Piter Abdullah, di Jakarta, Rabu (21/11).
Perkiraan BI yang hendak menaikkan suku bunga acuan memang kencang, lantaran The Fed selaku bank sentral AS diduga bakal kembali meninggikannya pada akhir tahun ini. Namun begitu, Piter menilai kredit perbankan tidak begitu dipengaruhi oleh nominal suku bunga acuan yang ditetapkan BI.
-
Kenapa BRI menilai kenaikan BI Rate tidak berdampak signifikan? Dirut BRI menilai kenaikan BI Rate dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Apa itu KPR BRI Suku Bunga Berjenjang? KPR BRI Suku Bunga Berjenjang adalah program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang ditawarkan oleh BRI dengan suku bunga yang berjenjang. Program ini memiliki suku bunga fixed rate pada tahun-tahun awal tertentu, kemudian suku bunga akan berubah pada tahun-tahun berikutnya.
-
Kapan KPR BRI suku bunga berjenjang berlaku? Pasalnya, BRI menawarkan suku bunga berjenjang hingga 20 tahun yang berlaku mulai dari tanggal 1 Oktober 31 Desember 2024, lho.
-
Bagaimana pertumbuhan kredit BRI di tahun 2024? Hingga akhir Maret 2024 tercatat BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89% year on year.
-
KPR BRI punya suku bunga apa saja? BRI menawarkan suku bunga berjenjang hingga 20 tahun yang berlaku mulai dari tanggal 1 Oktober 31 Desember 2024, lho.
"Kredit itu yang lebih berpengaruh demand of kredit, yang dipengaruhi oleh pasar. Ini lebih di-drive oleh harga komoditas," dia menambahkan.
Dia juga menduga, penyaluran kredit perbankan pada 2019 nanti masih dapat mencapai angka maksimal 12 persen. "Kita perkirakan, penyaluran kredit perbankan lebih baik dari 2011, tapi lebih menurun dari 2018. Proyeksi kami, pertumbuhan kredit pada tahun 2019 berada di kisaran 11-12 persen," jelas dia.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenaikan suku bunga dinilai upaya Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi.
Baca SelengkapnyaSecara bertahap dampak kebijakan tersebut juga akan turut mempengaruhi komponen biaya produksi.
Baca SelengkapnyaTigor mengingatkan penting juga untuk waspada. Sebab, perekonomian global masih dihadapkan dengan ketidakpastian.
Baca SelengkapnyaDari sisi penawaran, kuatnya pertumbuhan kredit didukung oleh minat penyaluran kredit yang terjaga.
Baca SelengkapnyaPelemahan rupiah tidak lebih buruk dibandingkan Peso Filipina, Baht Thailand, dan Won Korea .
Baca SelengkapnyaDirut BRI menilai kenaikan BI Rate dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum.
Baca SelengkapnyaPerry memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunganya selama 3 bulan kedepan secara berturut-turut hingga akhir tahun.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada September 2023 tercatat 6,54 persen yoy atau menjadi Rp8.147,17 triliun.
Baca Selengkapnyaproyeksi penurunan suku bunga ini berdasarkan hasil analisis dengan sejumlah pelaku pasar keuangan.
Baca SelengkapnyaSalah satu pendorong pertumbuhan kredit pada September 2023 adalah kredit investasi yang tumbuh 11 persen yoy.
Baca SelengkapnyaProyeksi Bank Indonesia tersebut didasarkan oleh tiga indikator utama, yakni perekonomian global cenderung melambat.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan bahwa pemerintah terus memberikan support terhadap pertumbuhan kredit perbankan dan investasi.
Baca Selengkapnya