Milenial yang Tak Ingin Tua Sebelum Kaya, Berikut Langkah Antisipasi Harus Diambil
Merdeka.com - Ekonom sekaligus Akademisi dari Universitas Indonesia (UI), Fithra Faisal Hastiadi, mendorong milenial untuk tidak hanya konsumtif tapi juga lebih giat berinvestasi. Investasi menurutnya bisa dimulai dengan nominal yang tidak harus besar.
Dia menjelaskan, masa muda merupakan masa-masa produktif. Hal ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk tidak hanya menghamburkan uang. Melainkan harus menyiapkan bekal di masa depan.
"Nah makanya mumpung sekarang lagi produce maka menyisihkan sedikit lah," kata dia, dalam sebuah acara diskusi di Menara BCA, Jakarta, Kamis (26/9).
-
Bagaimana cara memulai investasi? Bagi para investor pemula sebaiknya tidak langsung membeli produk investasi tanpa mengetahui profil risiko. Profil risiko investor umumnya terbagi menjadi tiga, yaitu resiko rendah, sedang, dan tinggi.
-
Bagaimana miliarder muda berinvestasi? Bagi para miliarder, mereka akan lebih cermat dalam menentukan instrumen investasi. Umumnya mereka akan memprioritaskan investasi terhadap instrumen yang aman untuk mengamankan aset yang dimiliki.
-
Apa pelajaran penting dalam investasi? Salah satu pelajaran paling penting dari seseorang sekalibernya, yang telah mencapai kesuksesan monumental di pasar, adalah bahwa seseorang tidak boleh mencoba memprediksi pasar.
-
Mengapa investasi penting untuk Gen Z? Untuk melindungi keuangan di masa depan, sangat penting untuk mulai merencanakan keuangan sejak dini.
-
Bagaimana cara Gen Z berinvestasi dengan bijak? Penting untuk kembali ke tujuan investasi dan menghindari pikiran yang hanya mengikuti tren untuk berinvestasi tanpa terjebak oleh FOMO (Fear of Missing Out).
-
Bagaimana orang kaya berinvestasi? Kebiasaan lain orang kaya dalam mengelola keuangan ialah selalu mengutamakan untuk membeli produk investasi. Instrumen keuangan ini bukan hanya bisa sebagai alat untuk menyimpan aset tetapi juga mengembangkannya secara maksimal.
Apalagi saat ini, lanjutnya, pilihan produk investasi kian beragam. Sehingga dapat memilih produk investasi yang paling cocok dengan kondisi finansial dengan nominal minimal pembelian yang terjangkau. Bahkan, setara dengan harga 2 gelas kopi.
"Banyak investasi. Sekarang bisa beli reksadana, obligasi, beda sama dulu yang memang orang kaya saja yang bisa. Mungkin hari ini puasa starbucks Rp 50.000 dulu bisa," ujarnya.
Jika tidak dimulai dari sekarang, dia menegaskan milenial dapat menjadi tua sebelum kaya. "Ada artikel, kalau kita kehilangan cara dalam mengelola keuangan dengan baik maka kita akan menjadi tua sebelum kaya," tutupnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal ini menunjukkan banyak masyarakat Indonesia yang sudah masuk dalam sektor keuangan, seperti menabung diperbankan, berinvestasi, dan lainnya.
Baca SelengkapnyaMenjadi orang kaya sebelum usia 30 tahun bukan hal yang mustahil.
Baca SelengkapnyaPeluang untuk terjun ke sektor bisnis properti sangatlah menjanjikan. Ini karena backlog perumahan di Indonesia masih sangat tinggi.
Baca SelengkapnyaDengan membuat tabungan otomatis, secara otomatis rekening Anda mengatur sistem transfer otomatis ke dalam rekening tabungan Anda.
Baca SelengkapnyaSelagi ada sumber daya dan tekad yang kuat untuk mencapainya, kebebasan finansial sangat mungkin untuk diraih lebih cepat.
Baca SelengkapnyaBanyak yang percaya uang tidak bisa membeli kebahagiaan, tapi tidak dengan milenial dan Gen Z.
Baca SelengkapnyaData BPS pada Februari 2023 mencatat gaji rata-rata pekerja Indonesia yaitu Rp2.944.541 per bulan.
Baca SelengkapnyaDihadiri mayoritas peserta Gen Z dan investor pemula, Tim BNI Sekuritas memberikan paparan mengenai dasar-dasar investasi.
Baca SelengkapnyaMulailah langkah untuk menjadi generasi kaya saat ini juga, jangan terlalu banyak pertimbangan.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi ditargetkan capai 6-7 persen di 2045.
Baca SelengkapnyaGenerasi muda di Indonesia memiliki tingkat literasi dan inklusi keuangan yang rendah.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani meminta para investor untuk tidak gampang tergiur penawaran investasi dengan keuntungan yang terlampau tinggi dan berwajah malaikat.
Baca Selengkapnya