Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mimpi bos BI, Indonesia bisa jadi pusat pasar keuangan dunia

Mimpi bos BI, Indonesia bisa jadi pusat pasar keuangan dunia Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo diperiksa KPK. ©2013 Merdeka.com/Dwi Narwoko

Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan pasar keuangan di Indonesia harus likuid dan efisien. Tujuannya, agar Indonesia mampu mengejar ketertinggalannya dan mampu menjadi pusat pasar keuangan global, seperti Singapura dan Hongkong.

Menurutnya, pasar keuangan yang dalam dan likuid sangat berperan dalam mendukung ketersediaan dana secara efisien, dan berkesinambungan bagi pembiayaan pembangunan ekonomi serta lebih terdiversifikasi. Dengan begitu, maka pasar keuangan Indonesia memiliki ketahanan dalam menyerap gejolak yang sering muncul dalam pasar keuangan global.

"Karena selama ini sumber pembiayaan pembangunan lebih banyak mengandalkan perbankan sampai 72 persen. Sehingga pasar keuangan yang dalam dan likuid memang masih jauh dari harapan," kata Agus di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (8/4).

Dia mencatat, volume transaksi valuta asing masih dalam kisaran USD 4-5 miliar per hari, meski nilai perdagangan ekspor impor Indonesia terus naik. Angka ini jauh di bawah Thailand yang mampu menembus USD 11 miliar dan Malaysia sebesar USD 13 miliar.

Masalah di pasar uang saat ini yakni belum berkembangnya transaksi purchase agreement, serta terbatasnya instrumen pasar dan akses transaksi. Begitu juga di pasar obligasi korporasi, masih banyak ruang perbaikan agar lebih dalam dan likuid.

"Rasio pasar obligasi Indonesia hanya 2 persen dari PDB, sedangkan Malaysia sebesar 57 persen dan Thailand sebesar 23 persen," imbuhnya.

Untuk itu, diperlukan adanya koordinasi dan kolaborasi yang efektif antar otoritas atau lembaga agar tercipta pendalaman pasar keuangan tersebut. Mengingat, pasar valuta asing, pasar uang, padar saham, dan obligasi pengaturannya berada di bawah yuridiksi otoritas yang berbeda.

Menurutnya, dengan adanya Forum Koordinasi Pembiayaan Pembangunan melalui Pasar Keuangan (FK-PPPK) atas kerjasama Kementerian Keuangan, BI, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maka pendalaman tersebut bisa dilakukan guna mendukung pembiayaan pembangunan nasional.

"Karena tingginya keterkaitan antar segmen pasar tersebut, dan berbagai kendala yang dihadapi untuk pengembangan suatu segmen pasar tidak dapat hanya diselesaikan oleh satu otoritas lembaga," pungkasnya.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Indonesia Perlu Waspada Saat Ekonomi Negara Maju Bangkit Kembali
Indonesia Perlu Waspada Saat Ekonomi Negara Maju Bangkit Kembali

Arsjad mengatakan, Indonesia saat ini masih dalam konteks terjebak di perangkat negara berpendapatan menengah (middle income trap).

Baca Selengkapnya
Bisnis Waralaba di Indonesia Masih Kalah Saing dengan Malaysia dan Filipina
Bisnis Waralaba di Indonesia Masih Kalah Saing dengan Malaysia dan Filipina

Dukungan yang diberikan pemerintah kepada franchise lokal hanya pada tahap akhir, seperti pameran.

Baca Selengkapnya
Luhut: Profil Ekonomi Indonesia Terbaik Kedua di G20, tapi Masyarakat Tak Sadar dan Kritik Sana-Sini
Luhut: Profil Ekonomi Indonesia Terbaik Kedua di G20, tapi Masyarakat Tak Sadar dan Kritik Sana-Sini

Luhut menyayangkan bahwa sebagian masyarakat Indonesia tidak menyadari bahwa pemerintah sudah melakukan hal yang baik.

Baca Selengkapnya
Harumkan Indonesia, Ini Sederet Penghargaan Internasional yang Diraih BRI di Bulan Juni 2024
Harumkan Indonesia, Ini Sederet Penghargaan Internasional yang Diraih BRI di Bulan Juni 2024

Direktur Utama BRI Sunarso dinobatkan sebagai The Best CEO.

Baca Selengkapnya
Freeport: Pertambangan Indonesia Paling Maju di ASEAN
Freeport: Pertambangan Indonesia Paling Maju di ASEAN

Sektor pertambangan Indonesia juga mempunyai potensi paling besar untuk menarik investasi asing.

Baca Selengkapnya
Jokowi Bicara Peluang RI Jadi Pusat Industri Halal Dunia: Kita Harus Perkuat Ekonomi Syariah
Jokowi Bicara Peluang RI Jadi Pusat Industri Halal Dunia: Kita Harus Perkuat Ekonomi Syariah

Menurut Jokowi, angka-angka industri keuangan syariah tumbuh lebih tinggi dibanding bank nasional.

Baca Selengkapnya
Terungkap, 4 Alasan Ekonomi dan Keuangan Syariah Sulit Berkembang di Indonesia
Terungkap, 4 Alasan Ekonomi dan Keuangan Syariah Sulit Berkembang di Indonesia

Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk menjadi kiblat bagi inovasi pengembangan ekonomi syariah di masa depan.

Baca Selengkapnya
Wapres Maruf Amin Ungkap Sumbangan Ekonomi Syariah di Tahun 2030 Bisa Tembus Rp155 Triliun
Wapres Maruf Amin Ungkap Sumbangan Ekonomi Syariah di Tahun 2030 Bisa Tembus Rp155 Triliun

kontribusi ekonomi syariah terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional diperkirakan akan mencapai USD10 miliar setara Rp155,52 triliun atau 1,5 persen PDB nas

Baca Selengkapnya
BRI Jadi Institusi Keuangan Pertama di Indonesia dan Peringkat Empat di Asia Tenggara
BRI Jadi Institusi Keuangan Pertama di Indonesia dan Peringkat Empat di Asia Tenggara

BRI masuk dalam Daftar Fortune Southeast Asia 500.

Baca Selengkapnya
Erick Thohir: Indonesia Bisa Geser Posisi Malaysia dari Puncak Peringkat SGIE
Erick Thohir: Indonesia Bisa Geser Posisi Malaysia dari Puncak Peringkat SGIE

SGIE merupakan laporan menyeluruh yang memberikan gambaran mendalam tentang keadaan ekonomi Islam secara global.

Baca Selengkapnya
Jokowi Prediksi Indonesia Masuk Negara Perekonomian Terkuat di ASIA, Setara China dan India
Jokowi Prediksi Indonesia Masuk Negara Perekonomian Terkuat di ASIA, Setara China dan India

Namun, menurut Jokowi, untuk menuju tiga negara yang memiliki kekuatan ekonomi di Asia, masih dihadapkan dengan berbagai tantangan.

Baca Selengkapnya
Mendag Sesumbar Indonesia Bisa Jadi Susul Korea Selatan Jadi Negara Maju
Mendag Sesumbar Indonesia Bisa Jadi Susul Korea Selatan Jadi Negara Maju

Jalan Indonesia menjadi negara maju hanya tinggal menunggu waktu.

Baca Selengkapnya